Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Garut menyatakan, aktivitas ekonomi di pasar tradisional yang tersebar di Garut, Jawa Barat, terus membaik, bahkan cenderung masyarakat memilih belanja kebutuhannya ke pasar tradisional dibandingkan pasar modern di tengah pandemi COVID-19.

"Awal pandemi cemas, ada penurunan, karena pedagang tidak mau ke pasar, sekarang aktivitas pasar sudah berlangsung normal," kata Kepala Disperindag Garut, Nia Gania kepada wartawan di Garut, Senin.

Ia menuturkan, Kabupaten Garut memiliki 15 pasar rakyat atau tradisional tersebar di beberapa kecamatan dengan jumlah pedagang sebanyak 15.800 pedagang yang saat ini sudah kembali berjualan dengan berupaya menerapkan protokol kesehatan.

Masyarakat sebagai pembeli, lanjut dia, saat ini sudah berani datang ke pasar untuk belanja kebutuhan hidupnya sehingga perputaran ekonomi tetap berjalan.

"Di bulan Maret beberapa pedagang gak masuk pasar, tapi kelamaan kembali ke pasar meski penerapan protokol kesehatan sebetulnya agak sulit," katanya.

Ia mengungkapkan, masyarakat Garut saat ini terpantau lebih ramai berbelanja ke pasar tradisional dibandingkan belanja ke pasar modern di tengah wabah COVID-19.

Menurut dia, alasan masyarakat belanja ke pasar tradisional karena dianggap lebih murah dan bisa dilakukan tawar menawar barang, dan barangnya lebih beragam seperti jenis sayuran.

"Dibanding pasar modern, sebetulnya pasar rakyat jauh lebih banyak konsumennya," katanya.

Terkait pasokan barang ke pasar tradisional, kata dia, semua berjalan lancar, bahkan harga beberapa produk juga stabil, meski saat ini untuk penjualan daging terjadi penurunan karena masih suasana Idul Adha.

"Ada yang turun (penjualan) itu daging, tapi harga tidak turun," katanya.

Ia menyampaikan, meski aktivitas pasar tradisional berjalan normal, upaya penerapan protokol kesehatan seperti pakai masker, jaga jarak, dan rajin cuci tangan terus dilakukan untuk mencegah penyebaran wabah COVID-19.

"Kita berlakukan protokol kesehatan, meski agak sulit memberlakukan protokol kesehatan terutama 'physical distancing' dan 'social distancing', kita selalu sosialisasi itu agar pakai masker," katanya.

Baca juga: Pemkot Bandung belum izinkan CFD dan pasar kaget beroperasi

Baca juga: Bursa mobil bekas diprediksi pulih tiga bulan ke depan

 

Pewarta: Feri Purnama

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020