Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggelar Gerakan Bersih, Indah, Sehat, dan Aman (BISA) di destinasi wisata Curug Cinulang, Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat untuk menyambut masa adaptasi kebiasaan baru.
Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf/Baparekraf R Kurleni Ukar, Minggu, mengatakan Gerakan BISA dirancang Kemenparekraf/Baparekraf sebagai upaya mewujudkan nilai-nilai Sapta Pesona dengan menumbuhkan rasa gotong royong untuk menjaga kebersihan, keindahan, dan keamanan di destinasi.
"Sebab wisatawan akan memilih destinasi yang bersih, aman, dan nyaman di masa adaptasi kebiasaan baru. Melalui Gerakan BISA, kita mendorong perbaikan indikator kesehatan dan kebersihan, serta keamanan dan keselamatan di lingkungan destinasi pariwisata untuk peningkatan peringkat Travel & Tourism Competitiveness Index (TTCI)," kata Kurleni.
Selain itu, ia menuturkan, program ini juga dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan dan sosialisasi bagi para pelaku pariwisata di Jawa Barat, terutama di sekitar Curug Cinulang agar mereka selalu menerapkan protokol kesehatan.
“Melalui gerakan ini, kami ingin mempersiapkan destinasi wisata untuk dapat beradaptasi dengan kebiasaan baru dan mengajak masyarakat untuk selalu menerapkan protokol kesehatan,” katanya.
Direktur Pengendalian Kebijakan Strategis Kemenparekraf/Baparekraf Hassan Abud mengungkapkan sampai saat ini pihaknya telah memberdayakan tenaga kerja bidang parekraf yang terdampak COVID-19 dalam kegiatan semacam padat karya di 35 lokasi di Indonesia melalui Gerakan BISA.
"Kebersihan dan jaminan kesehatan adalah faktor utama yang menjadi penilaian wisatawan pada masa adaptasi kebiasaan baru. Jadi, ekonomi harus terus berjalan dengan menerapkan protokol kesehatan, sehingga dapat tetap produktif dan aman," ujar Hassan.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf menyampaikan, area-area pariwisata alam akan semakin menarik dan berkesan jika ada tantangan dan perjuangan untuk mencapainya.
"Untuk itu, kita harus bisa menjaga kearifan lokal, menjaga budaya dan mengungkapkan cerita menarik terkait daerah ini. Semoga pandemi ini segera berakhir agar sektor pariwisata dapat pulih seperti sediakala dan kita harus optimistis bisa melalui masa pandemi ini," ujar Dede.
Adapun kegiatan dalam acara ini adalah pembuatan penampungan sampah sementara di kawasan wisata Curug Cinulang serta diskusi antara Kemenparekraf/Baparekraf, jajaran Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Bandung beserta Komisi X DPR RI yang diwakili Dede Yusuf dengan pelaku pariwisata.
Kemenparekraf/Baparekraf juga menyerahkan bantuan secara simbolis berupa alat kebersihan dan bergotong royong membersihkan lokasi Curug Cinulang bersama masyarakat sekitar.
Acara ini mendapat respons positif dari perwakilan Dinas Pariwisata Kabupaten Bandung Yoharman Samsu.
“Terima kasih atas dukungan Kemenparekraf dan Komisi X atas pelaksanaan Gerakan BISA di Curug Cinulang ini, semoga dengan Gerakan BISA kita termotivasi untuk selalu menjaga kebersihan tempat ini,” ujar Yoharman.
Baca juga: Pengunjung tempat wisata di kawasan Puncak-Cipanas melonjak
Baca juga: Pemkab Majalengka kembali tutup obyek wisata cegah penyebaran COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf/Baparekraf R Kurleni Ukar, Minggu, mengatakan Gerakan BISA dirancang Kemenparekraf/Baparekraf sebagai upaya mewujudkan nilai-nilai Sapta Pesona dengan menumbuhkan rasa gotong royong untuk menjaga kebersihan, keindahan, dan keamanan di destinasi.
"Sebab wisatawan akan memilih destinasi yang bersih, aman, dan nyaman di masa adaptasi kebiasaan baru. Melalui Gerakan BISA, kita mendorong perbaikan indikator kesehatan dan kebersihan, serta keamanan dan keselamatan di lingkungan destinasi pariwisata untuk peningkatan peringkat Travel & Tourism Competitiveness Index (TTCI)," kata Kurleni.
Selain itu, ia menuturkan, program ini juga dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan dan sosialisasi bagi para pelaku pariwisata di Jawa Barat, terutama di sekitar Curug Cinulang agar mereka selalu menerapkan protokol kesehatan.
“Melalui gerakan ini, kami ingin mempersiapkan destinasi wisata untuk dapat beradaptasi dengan kebiasaan baru dan mengajak masyarakat untuk selalu menerapkan protokol kesehatan,” katanya.
Direktur Pengendalian Kebijakan Strategis Kemenparekraf/Baparekraf Hassan Abud mengungkapkan sampai saat ini pihaknya telah memberdayakan tenaga kerja bidang parekraf yang terdampak COVID-19 dalam kegiatan semacam padat karya di 35 lokasi di Indonesia melalui Gerakan BISA.
"Kebersihan dan jaminan kesehatan adalah faktor utama yang menjadi penilaian wisatawan pada masa adaptasi kebiasaan baru. Jadi, ekonomi harus terus berjalan dengan menerapkan protokol kesehatan, sehingga dapat tetap produktif dan aman," ujar Hassan.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf menyampaikan, area-area pariwisata alam akan semakin menarik dan berkesan jika ada tantangan dan perjuangan untuk mencapainya.
"Untuk itu, kita harus bisa menjaga kearifan lokal, menjaga budaya dan mengungkapkan cerita menarik terkait daerah ini. Semoga pandemi ini segera berakhir agar sektor pariwisata dapat pulih seperti sediakala dan kita harus optimistis bisa melalui masa pandemi ini," ujar Dede.
Adapun kegiatan dalam acara ini adalah pembuatan penampungan sampah sementara di kawasan wisata Curug Cinulang serta diskusi antara Kemenparekraf/Baparekraf, jajaran Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Bandung beserta Komisi X DPR RI yang diwakili Dede Yusuf dengan pelaku pariwisata.
Kemenparekraf/Baparekraf juga menyerahkan bantuan secara simbolis berupa alat kebersihan dan bergotong royong membersihkan lokasi Curug Cinulang bersama masyarakat sekitar.
Acara ini mendapat respons positif dari perwakilan Dinas Pariwisata Kabupaten Bandung Yoharman Samsu.
“Terima kasih atas dukungan Kemenparekraf dan Komisi X atas pelaksanaan Gerakan BISA di Curug Cinulang ini, semoga dengan Gerakan BISA kita termotivasi untuk selalu menjaga kebersihan tempat ini,” ujar Yoharman.
Baca juga: Pengunjung tempat wisata di kawasan Puncak-Cipanas melonjak
Baca juga: Pemkab Majalengka kembali tutup obyek wisata cegah penyebaran COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020