Garut, 12/11 (ANTARA) - Sekurangnya 5.000 m2 sawah baru tanam, hancur tergerus tanah longsor sedalam ratusan meter di kampung Sindang Heula, Desa Padamukti, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis subuh.
Bencana tanah longsor akibat derasnya curah hujan sejak Rabu (11/11) malam itu, juga menghancurkan satu mushola serta memutuskan ruas jalan desa sepanjang 20 meter selebar 1,5 meter, yang menghubungkan kampung Sindang Heula dengan Ciharineum, ungkap camat Sukaresmi, Muksin, di Garut, Kamis.
Jaringan irigasi desa bertanggul di kampung Cigarukgak juga terputus sepanjang 10 meter, padahal selama ini irigasi itu sebagai sarana andalan untuk mengairi ratusan hektare sawah, katanya.
Sedangkan dampak lainnya, antara lain 118 kepala keluarga (KK) atau sekitar 490 jiwa masing-masing di RT. 1, 2 dan 3 RW 6 kampung Sindang Heula, saat ini semakin terancam longsor susulan.
Sementara itu, hancurnya 5.000 m2 areal persawahan milik 4 KK yang menghidupi 20 anggota keluarga, dipastikan mengalami gagal panen.
Para korban meminta bantuan dari Pemkab Garut, berupa bahan bangunan serta beras agar mereka dapat secepatnya bergotong-royong memperbaiki beberapa tanggul penahan tanah perbukitan yang longsor tersebut.
Kondisi tanah di lokasi kejadian, yang berjarak 17 km arah selatan dari pusat kota Garut itu, tergolong sangat labil dan mudah bergerak, tegas camat Muksin.
Kepala Dinsosnakertrans kabupaten Garut, Hj. Elka Nurhakimah saat dihubungi, mengemukakan, pihaknya telah menerjunkan tim guna menginventarisasi tingkat kerusakan serta kebutuhan mendesak yang diperlukan masyarakat.
Akan segera ditentukan jenis bantuan logistiknya sesuai kebutuhan, namun bantuan beras untuk menunjang kegiatan gotong-royong masyarakat telah disiapkan, katanya. ***3***
John Doddy Hidayat
(U.PK-HT/B/J003/J003) 12-11-2009 12:47:45
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2009
Bencana tanah longsor akibat derasnya curah hujan sejak Rabu (11/11) malam itu, juga menghancurkan satu mushola serta memutuskan ruas jalan desa sepanjang 20 meter selebar 1,5 meter, yang menghubungkan kampung Sindang Heula dengan Ciharineum, ungkap camat Sukaresmi, Muksin, di Garut, Kamis.
Jaringan irigasi desa bertanggul di kampung Cigarukgak juga terputus sepanjang 10 meter, padahal selama ini irigasi itu sebagai sarana andalan untuk mengairi ratusan hektare sawah, katanya.
Sedangkan dampak lainnya, antara lain 118 kepala keluarga (KK) atau sekitar 490 jiwa masing-masing di RT. 1, 2 dan 3 RW 6 kampung Sindang Heula, saat ini semakin terancam longsor susulan.
Sementara itu, hancurnya 5.000 m2 areal persawahan milik 4 KK yang menghidupi 20 anggota keluarga, dipastikan mengalami gagal panen.
Para korban meminta bantuan dari Pemkab Garut, berupa bahan bangunan serta beras agar mereka dapat secepatnya bergotong-royong memperbaiki beberapa tanggul penahan tanah perbukitan yang longsor tersebut.
Kondisi tanah di lokasi kejadian, yang berjarak 17 km arah selatan dari pusat kota Garut itu, tergolong sangat labil dan mudah bergerak, tegas camat Muksin.
Kepala Dinsosnakertrans kabupaten Garut, Hj. Elka Nurhakimah saat dihubungi, mengemukakan, pihaknya telah menerjunkan tim guna menginventarisasi tingkat kerusakan serta kebutuhan mendesak yang diperlukan masyarakat.
Akan segera ditentukan jenis bantuan logistiknya sesuai kebutuhan, namun bantuan beras untuk menunjang kegiatan gotong-royong masyarakat telah disiapkan, katanya. ***3***
John Doddy Hidayat
(U.PK-HT/B/J003/J003) 12-11-2009 12:47:45
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2009