Perusahaan modal ventura PT Sarana Jabar Ventura (SJV) menggandeng perusahaan bisnis inkubasi UMKM PT Lumina Kaya Indonesia (KAYA.ID) untuk program pendampingan dan pengembangan UMKM binaannya agar bisa naik kelas.
Direktur Utama SJV Rahmat Fajar, dalam pernyataan di Jakarta, Jumat, mengatakan, kesulitan UMKM yang utama adalah pendanaan kebutuhan modal kerja. Pihaknya bisa membantu UMKM, salah satunya lewat skema obligasi konversi yang dimaksudkan untuk lebih memacu UMKM berbentuk badan usaha dengan manajemen yang rapih dan kian berkembang pendapatan maupun keuntungan usahanya.
Namun, untuk itu diperlukan pendampingan pada aspek branding dan pemasaran yang memungkinkan UMKM meraih pangsa pasar lebih luas.
"SJV siap membantu dari sisi pendanaan dan pembiayaan modal kerja lewat skema obligasi konversi. Jadi kami bisa fokus di aspek tersebut untuk mengembangkan UMKM binaan kami. Lalu teman-teman dari KAYA.ID bisa mendampingi pada sisi branding dan marketing. Kita harus berpikir dan bertindak out of the box untuk mencapai kinerja yang lebih baik,” ujar Rahmat.
Sementara itu, selaku pendamping inkubasi bisnis, Direktur Utama KAYA.ID Nita Kartikasari menyatakan, salah satu kesulitan UMKM naik kelas karena kekurangan sumber daya pemasaran yang berpengalaman dan juga konsultan bisnis yang bisa membantu mengeksekusi strategi pemasaran.
Nita berharap UMKM Indonesia harus bisa tumbuh menjadi merek yang besar di Indonesia dan bahkan di pasar internasional. UMKM butuh partner untuk membangun brand dan melakukan pemasaran, yang merupakan inti bisnis perseroan.
"Kami juga sangat senang bisa bermitra dengan SJV agar UMKM Indonesia bisa berkembang menjadi brand besar dan bersaing secara global. Misi kami untuk membuat minimal satu UMKM Indonesia menjadi perusahaan publik dalam 3-5 tahun dari sekarang, dan mempunyai daya saing di pasar dunia," ujar Nita.
Kali ini SJV memilih, PT Zanada Corp Education (merk KIZZ Crunchy) yang berlokasi di kota Bandung, untuk diberikan dukungan pendanaan dan pendampingan pemasaran. PT. Zanada Corp Education saat ini memproduksi kudapan chips berbasis bahan tempe dengan berbagai rasa.
SJV mengalokasikan dana sebesar Rp500 juta untuk kerjasama dengan merk KIZZ Crunchy yang nantinya bisa dialihkan menjadi "equity participation". Dengan skema kerjasama tersebut, pada tahun pertama produksi ditargetkan meningkat lima kali lipat, dari 2.000 pak menjadi 10.000 pak per bulan.
Jika selama ini pasar hanya di Bandung dan sekitarnya, kerjasama tersebut memungkinkan produk menjangkau pasar lokal dan bahkan internasional. Harapannya, upaya serupa bisa diimplementasikan kepada UMKM lainnya dan memberikan hasil sesuai harapan.
Dede Sudianto dari merk KIZZ Crunchy mensyukuri kerjasama itu. Menurutnya, dengan kolaborasi ini, pelaku UMKM bisa fokus pada aspek produksi dan terbantu oleh KAYA.ID untuk aspek pemasarannya.
"Saya sangat gembira dengan paket dukungan ini karena kalau ingin UMKM tambah maju atau naik kelas, tidak cukup dengan bantuan modal saja. Kami juga harus dibantu pada aspek pemasaran yang masih jadi kendala selama ini," ujar Dede.
Baca juga: Grab bantu percepat digitalisasi UMKM Jawa Barat dengan 6 solusi
Baca juga: Pengembang Cikarang siap fasilitasi pelaku UMKM di Jawa Barat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Direktur Utama SJV Rahmat Fajar, dalam pernyataan di Jakarta, Jumat, mengatakan, kesulitan UMKM yang utama adalah pendanaan kebutuhan modal kerja. Pihaknya bisa membantu UMKM, salah satunya lewat skema obligasi konversi yang dimaksudkan untuk lebih memacu UMKM berbentuk badan usaha dengan manajemen yang rapih dan kian berkembang pendapatan maupun keuntungan usahanya.
Namun, untuk itu diperlukan pendampingan pada aspek branding dan pemasaran yang memungkinkan UMKM meraih pangsa pasar lebih luas.
"SJV siap membantu dari sisi pendanaan dan pembiayaan modal kerja lewat skema obligasi konversi. Jadi kami bisa fokus di aspek tersebut untuk mengembangkan UMKM binaan kami. Lalu teman-teman dari KAYA.ID bisa mendampingi pada sisi branding dan marketing. Kita harus berpikir dan bertindak out of the box untuk mencapai kinerja yang lebih baik,” ujar Rahmat.
Sementara itu, selaku pendamping inkubasi bisnis, Direktur Utama KAYA.ID Nita Kartikasari menyatakan, salah satu kesulitan UMKM naik kelas karena kekurangan sumber daya pemasaran yang berpengalaman dan juga konsultan bisnis yang bisa membantu mengeksekusi strategi pemasaran.
Nita berharap UMKM Indonesia harus bisa tumbuh menjadi merek yang besar di Indonesia dan bahkan di pasar internasional. UMKM butuh partner untuk membangun brand dan melakukan pemasaran, yang merupakan inti bisnis perseroan.
"Kami juga sangat senang bisa bermitra dengan SJV agar UMKM Indonesia bisa berkembang menjadi brand besar dan bersaing secara global. Misi kami untuk membuat minimal satu UMKM Indonesia menjadi perusahaan publik dalam 3-5 tahun dari sekarang, dan mempunyai daya saing di pasar dunia," ujar Nita.
Kali ini SJV memilih, PT Zanada Corp Education (merk KIZZ Crunchy) yang berlokasi di kota Bandung, untuk diberikan dukungan pendanaan dan pendampingan pemasaran. PT. Zanada Corp Education saat ini memproduksi kudapan chips berbasis bahan tempe dengan berbagai rasa.
SJV mengalokasikan dana sebesar Rp500 juta untuk kerjasama dengan merk KIZZ Crunchy yang nantinya bisa dialihkan menjadi "equity participation". Dengan skema kerjasama tersebut, pada tahun pertama produksi ditargetkan meningkat lima kali lipat, dari 2.000 pak menjadi 10.000 pak per bulan.
Jika selama ini pasar hanya di Bandung dan sekitarnya, kerjasama tersebut memungkinkan produk menjangkau pasar lokal dan bahkan internasional. Harapannya, upaya serupa bisa diimplementasikan kepada UMKM lainnya dan memberikan hasil sesuai harapan.
Dede Sudianto dari merk KIZZ Crunchy mensyukuri kerjasama itu. Menurutnya, dengan kolaborasi ini, pelaku UMKM bisa fokus pada aspek produksi dan terbantu oleh KAYA.ID untuk aspek pemasarannya.
"Saya sangat gembira dengan paket dukungan ini karena kalau ingin UMKM tambah maju atau naik kelas, tidak cukup dengan bantuan modal saja. Kami juga harus dibantu pada aspek pemasaran yang masih jadi kendala selama ini," ujar Dede.
Baca juga: Grab bantu percepat digitalisasi UMKM Jawa Barat dengan 6 solusi
Baca juga: Pengembang Cikarang siap fasilitasi pelaku UMKM di Jawa Barat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020