Vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh CanSino Biologics Inc dan unit riset militer China terbukti aman dan menghasilkan respons imun di sebagian besar penerimanya, menurut para peneliti, Senin.
Calon vaksin CanSino, Ad5-nCOV, merupakan satu dari segelintir vaksin yang memberikan harapan dalam uji klinis pada manusia. Vaksin tersebut juga bersiap untuk uji coba tahap akhir, bersama dengan proyek yang melibatkan Moderna Inc, BioNTech SE dan Inovio Pharmaceuticals Inc.
Sementara vaksin CanSino belum memulai uji klinis tahap akhir dengan skala besar untuk menilai seberapa efektif mencegah orang terinfeksi, pihaknya mendapat lampu hijau untuk penggunaan di kalangan militer China.
Hasil dari studi tahap menengah, yang dipublikasi di jurnal medis Lancet, mendukung pengujian calon vaksin pada uji coba yang lebih besar, menurut penulis studi.
Calon vaksin menggunakan virus yang disebut adenovirus untuk membawa materi genetik dari protein virus corona baru ke dalam tubuh manusia, sebuah metode yang juga digunakan oleh para peneliti di Universitas Oxford dan AstraZeneca untuk calon vaksin mereka.
Respons imun yang dikeluarkan oleh vaksin mungkin saja berkurang jika seseorang yang telah diberikan injeksi mengalami imun adenovirus tingkat tinggi dari infeksi sebelumnya, menurut peneliti China.
CanSino mempercayai Lilly Asia Ventures, yang didukung raksasa farmasi AS Eli Lilly and Co, sebagai pemegang saham utama mereka, menurut data Refinitiv.
Sumber: Reuters
Baca juga: Uji vaksin COVID-19 Oxford pada manusia beri hasil menjanjikan
Baca juga: Bio Farma berharap vaksin Covid Sinovac mulai diproduksi kuartal I 2021
Baca juga: 2.400 vaksin COVID dari Sinovac China tiba di Bio Farma untuk uji klinis
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Calon vaksin CanSino, Ad5-nCOV, merupakan satu dari segelintir vaksin yang memberikan harapan dalam uji klinis pada manusia. Vaksin tersebut juga bersiap untuk uji coba tahap akhir, bersama dengan proyek yang melibatkan Moderna Inc, BioNTech SE dan Inovio Pharmaceuticals Inc.
Sementara vaksin CanSino belum memulai uji klinis tahap akhir dengan skala besar untuk menilai seberapa efektif mencegah orang terinfeksi, pihaknya mendapat lampu hijau untuk penggunaan di kalangan militer China.
Hasil dari studi tahap menengah, yang dipublikasi di jurnal medis Lancet, mendukung pengujian calon vaksin pada uji coba yang lebih besar, menurut penulis studi.
Calon vaksin menggunakan virus yang disebut adenovirus untuk membawa materi genetik dari protein virus corona baru ke dalam tubuh manusia, sebuah metode yang juga digunakan oleh para peneliti di Universitas Oxford dan AstraZeneca untuk calon vaksin mereka.
Respons imun yang dikeluarkan oleh vaksin mungkin saja berkurang jika seseorang yang telah diberikan injeksi mengalami imun adenovirus tingkat tinggi dari infeksi sebelumnya, menurut peneliti China.
CanSino mempercayai Lilly Asia Ventures, yang didukung raksasa farmasi AS Eli Lilly and Co, sebagai pemegang saham utama mereka, menurut data Refinitiv.
Sumber: Reuters
Baca juga: Uji vaksin COVID-19 Oxford pada manusia beri hasil menjanjikan
Baca juga: Bio Farma berharap vaksin Covid Sinovac mulai diproduksi kuartal I 2021
Baca juga: 2.400 vaksin COVID dari Sinovac China tiba di Bio Farma untuk uji klinis
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020