Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat (Jabar) siap memfasilitasi tes masif bagi institusi pendidikan kenegaraan karena tes masif menjadi salah satu cara Jabar kendalikan sebaran COVID-19.
"Apa saja kebutuhannya, kami gugus tugas siap memfasilitasi selama masuk teritorial Jabar semua boleh tersentuh dukungan kami. Itulah kenapa dalam situasi seperti ini yang dibutuhkan adalah fasilitas pengetesan COVID-19," kata Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar M Ridwan Kamil atau Kang Emil seusai memberikan pembekalan kepemimpinan institusi pendidikan kenegaraan di Kota Bandung, Jumat.
Kang Emil menyatakan sejumlah perguruan tinggi di Jabar konsisten melahirkan inovasi dalam penanganan COVID-19. Selain alat bantu pernapasan, ventilator, inovasi alat pengetesan COVID-19 pun intens dikembangkan.
Universitas Padjadjaran (Unpad) misalnya mengembangkan Deteksi CePAD atau Rapid Test 2.0. Rapid test COVID-19 yang umum mendeteksi antibodi, dan Deteksi CePAD ini mendeteksi antigen. Maka, Deteksi CePAD dapat mendeteksi virus lebih cepat, karena tidak perlu menunggu pembentukan antibodi saat tubuh terinfeksi virus.
"Satu kelebihan Jabar yang saya banggakan semua industri teknologi berkumpul di sini dan di saat pandemi ini mereka memproduksi alat perang melawan COVID-19 seperti produksi ventilator, PCR, APD dan alat rapid test," ucapnya.
Guna penanganan COVID-19 di Jabar berjalan optimal, kata Kang Emil, penguatan koordinasi semua pihak mesti dilakukan. Selain itu, kedisiplinan masyarakat dalam terapkan protokol pun mesti ditingkatkan.
"Jadi, kuncinya tinggal menguatkan kekompakan antara pengambil keputusan dan mereka harus terus komunikasi. Dinamika pasti, ada tapi secara umum Jabar terkendali," katanya.
Komandan Sesko TNI Marsekal Madya TNI Dedy Permadi melaporkan terdapat 170 siswa di institusi pendidikan kenegaraan yang dipimpinnya. Rinciannya, 74 siswa dari TNI AD, 39 TNI AL, 36 TNI AU, 17 kepolisian, dan 4 siswa dari luar negeri. Sebelum menjalani proses pendidikan, semua siswa menjalani rapid test dan hasilnya nonreaktif.
"Namun, pada saat datang ke sini, kami tes lagi dengan metode PCR yang difasilitasi oleh Gugus Tugas Jabar. Ada enam orang terkonfirmasi positif COVID-19," kata Dedy.
Siswa yang terkonfirmasi positif COVID-19, kata Dedy, sudah mendapat penanganan sesuai protokol kesehatan. Saat ini, tiga di antaranya sudah dinyatakan negatif. Sementara tiga siswa lainnya dirawat di dua rumah sakit di Kota Bandung.
"Dengan sigap kami rujuk ke rumah sakit untuk diisolasi, kemudian dari enam orang itu tiga orangnya sembuh dan sudah kami tarik kembali ke sini, juga menurut laporan sisa tiga orang lainnya sudah membaik," katanya.
Dedy pun mengapresiasi konsistensi Gugus Tugas Jabar dalam tangani COVID-19, terutama soal fasilitas tes masif. Ia memastikan, proses pendidikan di institusi yang dipimpinnya menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.
"Atas nama lembaga, terima kasih atas bantuannya, sampai saat ini kami sudah tiga kali melaksanakan swab test, kami juga tidak mau ada kluster baru di sini. Panglima TNI juga sangat keras mengingatkan untuk tidak lengah," katanya.
Baca juga: Gugus Tugas Jabar: Tes masif pelaku perjalanan cegah kasus impor
Baca juga: Presiden Jokowi instruksikan kampanye masif protokol pencegahan COVID-19
Baca juga: Banyaknya kasus baru karena tracing agresif dan tes masif
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Apa saja kebutuhannya, kami gugus tugas siap memfasilitasi selama masuk teritorial Jabar semua boleh tersentuh dukungan kami. Itulah kenapa dalam situasi seperti ini yang dibutuhkan adalah fasilitas pengetesan COVID-19," kata Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar M Ridwan Kamil atau Kang Emil seusai memberikan pembekalan kepemimpinan institusi pendidikan kenegaraan di Kota Bandung, Jumat.
Kang Emil menyatakan sejumlah perguruan tinggi di Jabar konsisten melahirkan inovasi dalam penanganan COVID-19. Selain alat bantu pernapasan, ventilator, inovasi alat pengetesan COVID-19 pun intens dikembangkan.
Universitas Padjadjaran (Unpad) misalnya mengembangkan Deteksi CePAD atau Rapid Test 2.0. Rapid test COVID-19 yang umum mendeteksi antibodi, dan Deteksi CePAD ini mendeteksi antigen. Maka, Deteksi CePAD dapat mendeteksi virus lebih cepat, karena tidak perlu menunggu pembentukan antibodi saat tubuh terinfeksi virus.
"Satu kelebihan Jabar yang saya banggakan semua industri teknologi berkumpul di sini dan di saat pandemi ini mereka memproduksi alat perang melawan COVID-19 seperti produksi ventilator, PCR, APD dan alat rapid test," ucapnya.
Guna penanganan COVID-19 di Jabar berjalan optimal, kata Kang Emil, penguatan koordinasi semua pihak mesti dilakukan. Selain itu, kedisiplinan masyarakat dalam terapkan protokol pun mesti ditingkatkan.
"Jadi, kuncinya tinggal menguatkan kekompakan antara pengambil keputusan dan mereka harus terus komunikasi. Dinamika pasti, ada tapi secara umum Jabar terkendali," katanya.
Komandan Sesko TNI Marsekal Madya TNI Dedy Permadi melaporkan terdapat 170 siswa di institusi pendidikan kenegaraan yang dipimpinnya. Rinciannya, 74 siswa dari TNI AD, 39 TNI AL, 36 TNI AU, 17 kepolisian, dan 4 siswa dari luar negeri. Sebelum menjalani proses pendidikan, semua siswa menjalani rapid test dan hasilnya nonreaktif.
"Namun, pada saat datang ke sini, kami tes lagi dengan metode PCR yang difasilitasi oleh Gugus Tugas Jabar. Ada enam orang terkonfirmasi positif COVID-19," kata Dedy.
Siswa yang terkonfirmasi positif COVID-19, kata Dedy, sudah mendapat penanganan sesuai protokol kesehatan. Saat ini, tiga di antaranya sudah dinyatakan negatif. Sementara tiga siswa lainnya dirawat di dua rumah sakit di Kota Bandung.
"Dengan sigap kami rujuk ke rumah sakit untuk diisolasi, kemudian dari enam orang itu tiga orangnya sembuh dan sudah kami tarik kembali ke sini, juga menurut laporan sisa tiga orang lainnya sudah membaik," katanya.
Dedy pun mengapresiasi konsistensi Gugus Tugas Jabar dalam tangani COVID-19, terutama soal fasilitas tes masif. Ia memastikan, proses pendidikan di institusi yang dipimpinnya menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.
"Atas nama lembaga, terima kasih atas bantuannya, sampai saat ini kami sudah tiga kali melaksanakan swab test, kami juga tidak mau ada kluster baru di sini. Panglima TNI juga sangat keras mengingatkan untuk tidak lengah," katanya.
Baca juga: Gugus Tugas Jabar: Tes masif pelaku perjalanan cegah kasus impor
Baca juga: Presiden Jokowi instruksikan kampanye masif protokol pencegahan COVID-19
Baca juga: Banyaknya kasus baru karena tracing agresif dan tes masif
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020