Presiden Amerika Serikat Donald Trump masih menganggap obat malaria, hydroxychloroquine, sebagai obat yang menjanjikan untuk mencegah infeksi virus corona, demikian Gedung Putih pada Kamis (9/7).

Sebelumnya Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) menyatakan bahwa hydroxychloroquine tak terbukti efektif dan aman.

"Presiden selalu mengatakan bahwa ia menganggap hydroxychloroquine sebagai perlindungan yang sangat menjanjikan tetapi setiap orang tidak boleh mengonsumsi obat itu kecuali mendapatkan resep dari dokter mereka," kata juru bicara Gedung Putih, Kayleigh McEnany saat konferensi pers.

Pada Mei Trump mengatakan di hadapan wartawan bahwa dirinya mulai mengonsumsi hydroxychloroquine setelah dua staf Gedung Putih terbukti terinfeksi COVID-19. Sebelumnya dokter presiden mengatakan bahwa Trump tidak mengalami efek samping setelah dua pekan mengonsumsi obat malaria tersebut, yang dapat menyebabkan masalah jantung.

Awal pekan ini pemimpin dunia lainnya, Presiden Brazil Jair Bolsonaro, mengaku bahwa dirinya positif tertular virus corona dan sedang mengonsumsi hydroxychloroquine. Bolsonaro mendesak pemerintahannya agar menyediakan lebih banyak obat tersebut dan mengajak warga Brazil untuk mengonsumsi hydroxychloroquineBaca juga: Jerman hentikan riset klinis hydroxychloroquine untuk COVID-19

Baca juga: Novartis, regulator AS sepakat uji coba obat kloroquine untuk COVID-19 baik sebagai pengobatan COVID-19 maupun sebagai langkah pencegahan.

Sumber: Reuters

 

Pewarta: Asri Mayang Sari

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020