Bupati Bogor, Jawa Barat, Ade Yasin meresmikan 1.753 unit hunian sementara (huntara) untuk para pengungsi korban bencana longsor dan banjir bandang di empat kecamatan Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada awal tahun 2020.
"Huntara yang sudah selesai dibangun dan diserah terimakan pada kesempatan ini total berjumlah 1.753 unit, dengan rincian 1.713 unit berada di Kecamatan Sukajaya dan 40 unit di Kecamatan Leuwisadeng," ujarnya saat meresmikan secara simbolis di Desa Kiarapandak, Kecamatan Sukajaya Kabupaten Bogor, Senin.
Ade Yasin menerangkan, khusus di Kecamatan Sukajaya, huntara berukuran 6 x 3 meter denga harga Rp11 juta perunit itu dibangun di tiga titik, yaitu Desa Cileuksa, Desa Pasir Madang, dan Desa Kiarapandak. Sementara di Kecamatan Leuwisadeng terpusat di satu titik.
Menurutnya, bencana yang terjadi di Kecamatan Sukajaya, Cigudeg, Nanggung dan Leuwisadeng itu berdampak pada 2.867 keluarga. Tapi, ada sebanyak 1.114 keluarga yang tidak meminta huntara, melainkan menginginkan langsung hunian tetap (huntap).
"Sebanyak 1.114 KK yaitu, di wilayah Kecamatan Nanggung sebanyak 852 KK dan Kecamatan Cigudeg sebanyak 262 KK meminta langsung untuk dibuatkan hunian tetap," terang Ade Yasin.
Ia mengatakan, Pemerintah Kabupaten Bogor sudah menyediakan lahan di dua lahan bekas perkebunan kelapa sawit di Desa Urug Kecamatan Sukajaya dan Desa Sukaraksa Kecamatan Cigudeg untuk dibangun huntap oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Kini, progresnya sedang dalam tahap lelang proyek.
Sementara itu, Danrem 061/Suryakancana, Brigjen TNI Agus Subiyanto di tempat yang sama menyebutkan bahwa pembuatan huntara itu dikerjakan oleh anggota TNI dengan memakan waktu sekitar dua bulan.
"Dilaporkan oleh Bapak Danrem lama (Brigjen TNI Novi Helmy Prasetya) bahwa di sini masih ada pengungsi, lalu kami koordinasi dengan bupati. Pada 20 Mei 2020 yang lalu kita memulai pembangunan, sekarang persemian secara simbolis," terangnya saat memberikan sambutan.
Kegiatan peresmian itu juga dihadiri oleh Menteri Sosial Juliari Batubara, Ketua DPRD Kabupaten Bogor Rudy Susmanto, Kapolres Bogor AKBP Roland Ronaldy, dan sejumlah pajabat eselon II Pemerintah Kabupaten Bogor.
Seperti diketahui, Kecamatan Sukajaya merupakan wilayah terdampak bencana awal tahun 2020 dengan kerusakan paling parah dibandingkan tiga kecamatan lainnya di wilayah barat Kabupaten Bogor, yakni Kecamatan Nanggung, Cigudeg, dan Kecamatan Jasinga.
Peristiwa longsor dan banjir bandang yang terjadi pada Rabu (1/1) itu mengakibatkan kerusakan pada ribuan rumah masyarakat, jika dirinci, sebanyak 1.092 unit rusak berat, 1.625 unit rusak sedang, dan 1.334 unit rusak ringan.
Baca juga: Pemkab Bogor bangun 2.704 hunian sementara untuk korban bencana Sukajaya
Baca juga: Hanya 248 keluarga korban bencana di Bogor yang ajukan huntara
Baca juga: Huntara korban bencana Sukajaya Bogor capai 90 persen
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Huntara yang sudah selesai dibangun dan diserah terimakan pada kesempatan ini total berjumlah 1.753 unit, dengan rincian 1.713 unit berada di Kecamatan Sukajaya dan 40 unit di Kecamatan Leuwisadeng," ujarnya saat meresmikan secara simbolis di Desa Kiarapandak, Kecamatan Sukajaya Kabupaten Bogor, Senin.
Ade Yasin menerangkan, khusus di Kecamatan Sukajaya, huntara berukuran 6 x 3 meter denga harga Rp11 juta perunit itu dibangun di tiga titik, yaitu Desa Cileuksa, Desa Pasir Madang, dan Desa Kiarapandak. Sementara di Kecamatan Leuwisadeng terpusat di satu titik.
Menurutnya, bencana yang terjadi di Kecamatan Sukajaya, Cigudeg, Nanggung dan Leuwisadeng itu berdampak pada 2.867 keluarga. Tapi, ada sebanyak 1.114 keluarga yang tidak meminta huntara, melainkan menginginkan langsung hunian tetap (huntap).
"Sebanyak 1.114 KK yaitu, di wilayah Kecamatan Nanggung sebanyak 852 KK dan Kecamatan Cigudeg sebanyak 262 KK meminta langsung untuk dibuatkan hunian tetap," terang Ade Yasin.
Ia mengatakan, Pemerintah Kabupaten Bogor sudah menyediakan lahan di dua lahan bekas perkebunan kelapa sawit di Desa Urug Kecamatan Sukajaya dan Desa Sukaraksa Kecamatan Cigudeg untuk dibangun huntap oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Kini, progresnya sedang dalam tahap lelang proyek.
Sementara itu, Danrem 061/Suryakancana, Brigjen TNI Agus Subiyanto di tempat yang sama menyebutkan bahwa pembuatan huntara itu dikerjakan oleh anggota TNI dengan memakan waktu sekitar dua bulan.
"Dilaporkan oleh Bapak Danrem lama (Brigjen TNI Novi Helmy Prasetya) bahwa di sini masih ada pengungsi, lalu kami koordinasi dengan bupati. Pada 20 Mei 2020 yang lalu kita memulai pembangunan, sekarang persemian secara simbolis," terangnya saat memberikan sambutan.
Kegiatan peresmian itu juga dihadiri oleh Menteri Sosial Juliari Batubara, Ketua DPRD Kabupaten Bogor Rudy Susmanto, Kapolres Bogor AKBP Roland Ronaldy, dan sejumlah pajabat eselon II Pemerintah Kabupaten Bogor.
Seperti diketahui, Kecamatan Sukajaya merupakan wilayah terdampak bencana awal tahun 2020 dengan kerusakan paling parah dibandingkan tiga kecamatan lainnya di wilayah barat Kabupaten Bogor, yakni Kecamatan Nanggung, Cigudeg, dan Kecamatan Jasinga.
Peristiwa longsor dan banjir bandang yang terjadi pada Rabu (1/1) itu mengakibatkan kerusakan pada ribuan rumah masyarakat, jika dirinci, sebanyak 1.092 unit rusak berat, 1.625 unit rusak sedang, dan 1.334 unit rusak ringan.
Baca juga: Pemkab Bogor bangun 2.704 hunian sementara untuk korban bencana Sukajaya
Baca juga: Hanya 248 keluarga korban bencana di Bogor yang ajukan huntara
Baca juga: Huntara korban bencana Sukajaya Bogor capai 90 persen
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020