Negara bagian Australia, Victoria, akan menjalankan uji virus corona yang bersifat wajib bagi pelancong yang kembali setelah kenaikan tajam dua pekan terakhir, kepala pemerintahan negara bagian itu menyatakan pada Minggu.
Negara bagian berpenduduk terpadat kedua itu mencatat 49 kasus baru pada Minggu, angka tertinggi dalam lebih dua bulan ini dan hari kedua belas berturut-turut mengalami peningkatan dua digit. Wilayah Australia selebihnya hampir tak mengalami infeksi.
"Sangat mirip kebakaran hutan, hal ini merupakan tantangan," Kepala pemerintahan Victoria Daniel Andrew mengatakan pada konferensi pers, merujuk pada kebakaran hutan pada akhir tahun lalu yang menghanguskan wilayah yang luas negeri itu.
"Menahannya, betapapun, merupakan tindakan yang akan kami lakukan, dan menguji serta melacak merupakan hal paling efektif yang akan dilakukan."
Para pejabat Victoria mengatakan sebelumnya pekan ini bahwa sekitar 30 persen pelancong yang kembali menolak uji COVID-19, dan Andrew mengatakan uji corona akan diwajibkan. Australia juga mengharuskan semua warga setempat yang kembali untuk melakukan karantina di hotel selama dua pekan.
Orang-orang di karantina akan dites dua kali, pertama pada hari ketiga dan pada hari ke-11 dari masa karantina dua pekan.Mereka yang masih menolak diuji akan diminta tetap dalam karantina selama 10 hari berikutnya, kata Andrew.
New South Wales, negara bagian terbesar Australia berdasar jumlah penduduk dan yang pada Minggu mencatat hanya tiga kasus baru, melakukan langkah serupa pada Jumat.
Sekitar 40.000 orang telah diuji sejak Jumat di Victoria saat pejabat kesehatan masyarakat meningkatkan upaya mencegah lebih lanjut persebaran virus itu. Sejak awal tahun ini, hampir 12 persen penduduk negara bagian itu dites.
Meskipun terjadi kenaikan tajam di Victoria, 7.700 kasus dan 104 kematian akibat corona di Australia tetap di bawah jumlah kasus dan kematian di banyak negara lain.
Reuters
Baca juga: Australia catat kenaikan harian terbesar kasus COVID-19 dalam dua bulan
Baca juga: Negara bagian terbesar Australia akan longgarkan penguncian mulai 15 Mei
Baca juga: Ilmuwan Australia sukses lacak virus corona pada air limbah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Negara bagian berpenduduk terpadat kedua itu mencatat 49 kasus baru pada Minggu, angka tertinggi dalam lebih dua bulan ini dan hari kedua belas berturut-turut mengalami peningkatan dua digit. Wilayah Australia selebihnya hampir tak mengalami infeksi.
"Sangat mirip kebakaran hutan, hal ini merupakan tantangan," Kepala pemerintahan Victoria Daniel Andrew mengatakan pada konferensi pers, merujuk pada kebakaran hutan pada akhir tahun lalu yang menghanguskan wilayah yang luas negeri itu.
"Menahannya, betapapun, merupakan tindakan yang akan kami lakukan, dan menguji serta melacak merupakan hal paling efektif yang akan dilakukan."
Para pejabat Victoria mengatakan sebelumnya pekan ini bahwa sekitar 30 persen pelancong yang kembali menolak uji COVID-19, dan Andrew mengatakan uji corona akan diwajibkan. Australia juga mengharuskan semua warga setempat yang kembali untuk melakukan karantina di hotel selama dua pekan.
Orang-orang di karantina akan dites dua kali, pertama pada hari ketiga dan pada hari ke-11 dari masa karantina dua pekan.Mereka yang masih menolak diuji akan diminta tetap dalam karantina selama 10 hari berikutnya, kata Andrew.
New South Wales, negara bagian terbesar Australia berdasar jumlah penduduk dan yang pada Minggu mencatat hanya tiga kasus baru, melakukan langkah serupa pada Jumat.
Sekitar 40.000 orang telah diuji sejak Jumat di Victoria saat pejabat kesehatan masyarakat meningkatkan upaya mencegah lebih lanjut persebaran virus itu. Sejak awal tahun ini, hampir 12 persen penduduk negara bagian itu dites.
Meskipun terjadi kenaikan tajam di Victoria, 7.700 kasus dan 104 kematian akibat corona di Australia tetap di bawah jumlah kasus dan kematian di banyak negara lain.
Reuters
Baca juga: Australia catat kenaikan harian terbesar kasus COVID-19 dalam dua bulan
Baca juga: Negara bagian terbesar Australia akan longgarkan penguncian mulai 15 Mei
Baca juga: Ilmuwan Australia sukses lacak virus corona pada air limbah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020