Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy meminta seluruh pihak agar menerapkan protokol kesehatan secara ketat di kawasan pasar tradisional sehingga tidak ada kejadian seperti di Beijing, Tiongkok.
Muhadjir tidak ingin pasar tradisional di Indonesia menjadi episentrum baru kasus penyebaran COVID-19 seperti yang terjadi di Beijing, Tiongkok, saat diberi relaksasi oleh pemerintah dalam upaya pemulihan ekonomi.
"Bagaimanapun kita harus melangkah optimis dan hati-hati, agar tidak terjadi masalah yang tidak kita harapkan, di mana pasar tradisional jadi episentrum (COVID-19) seperti di Beijing," kata Muhadjir di Pasar Sederhana, Kota Bandung, Sabtu.
Dia pun tak menampik bahwa ada kendala soal pembatasan fisik di pasar tradisional yang kerap dipadati masyarakat. Apalagi, kata dia, tak jarang jarak antarpembeli dan pedagang cukup berdekatan.
Maka dari itu, ia meminta pemerintah daerah, pengelola pasar dan masyarakat agar menerapkan pola protokol kesehatan sesuai dengan kondisi di pasar tradisional masing-masing.
"Karena hanya itu yang kita jadikan dasar untuk memastikan bahwa semua kegiatan pasar tradisional untuk bisa bergerak, agar ekonomi kita jangan sampai terpuruk, karena tidak mungkin kita terus dihantui COVID-19 ini," kata dia.
Baca juga: Menko PMK sebut pesantren bisa jadi tempat belajar teraman dari COVID-19
Senada dengan Muhadjir, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto juga mengatakan protokol kesehatan di pasar bisa menyesuaikan dengan kondisi masing-masing pasar.
"Yang jelas budaya pakai masker semua, jaga jarak, dan cuci tangan, ada tempat cuci tangan agar bisa tersedia, itu yang penting," kata Terawan.
Di Kota Bandung sendiri, sebelumnya ada tiga pasar tradisional yang ditutup sementara akibat empat orang pedagang yang dinyatakan positif COVID-19.
Tiga pasar tersebut, yakni Pasar Leuwipanjang, Pasar Sadang Serang, dan Pasar PKL Haurpancuh.
Dengan adanya kasus baru itu, pihak Dinas Kesehatan setempat langsung melakukan tes cepat kepada seluruh pedagang dan mengisolasi orang yang reaktif COVID-19.
Baca juga: Menko PMK dan Menkes tinjau kesiapan layanan RSHS Bandung hadapi masa normal baru
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Muhadjir tidak ingin pasar tradisional di Indonesia menjadi episentrum baru kasus penyebaran COVID-19 seperti yang terjadi di Beijing, Tiongkok, saat diberi relaksasi oleh pemerintah dalam upaya pemulihan ekonomi.
"Bagaimanapun kita harus melangkah optimis dan hati-hati, agar tidak terjadi masalah yang tidak kita harapkan, di mana pasar tradisional jadi episentrum (COVID-19) seperti di Beijing," kata Muhadjir di Pasar Sederhana, Kota Bandung, Sabtu.
Dia pun tak menampik bahwa ada kendala soal pembatasan fisik di pasar tradisional yang kerap dipadati masyarakat. Apalagi, kata dia, tak jarang jarak antarpembeli dan pedagang cukup berdekatan.
Maka dari itu, ia meminta pemerintah daerah, pengelola pasar dan masyarakat agar menerapkan pola protokol kesehatan sesuai dengan kondisi di pasar tradisional masing-masing.
"Karena hanya itu yang kita jadikan dasar untuk memastikan bahwa semua kegiatan pasar tradisional untuk bisa bergerak, agar ekonomi kita jangan sampai terpuruk, karena tidak mungkin kita terus dihantui COVID-19 ini," kata dia.
Baca juga: Menko PMK sebut pesantren bisa jadi tempat belajar teraman dari COVID-19
Senada dengan Muhadjir, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto juga mengatakan protokol kesehatan di pasar bisa menyesuaikan dengan kondisi masing-masing pasar.
"Yang jelas budaya pakai masker semua, jaga jarak, dan cuci tangan, ada tempat cuci tangan agar bisa tersedia, itu yang penting," kata Terawan.
Di Kota Bandung sendiri, sebelumnya ada tiga pasar tradisional yang ditutup sementara akibat empat orang pedagang yang dinyatakan positif COVID-19.
Tiga pasar tersebut, yakni Pasar Leuwipanjang, Pasar Sadang Serang, dan Pasar PKL Haurpancuh.
Dengan adanya kasus baru itu, pihak Dinas Kesehatan setempat langsung melakukan tes cepat kepada seluruh pedagang dan mengisolasi orang yang reaktif COVID-19.
Baca juga: Menko PMK dan Menkes tinjau kesiapan layanan RSHS Bandung hadapi masa normal baru
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020