Holding PT Perkebunan Nusantara III (Persero) dalam upaya sejalan dengan restrukturisasi organisasi yang telah dilakukan di jajaran manajemen Grup PTPN juga melakukan pergantian jajaran direksi dan struktur organisasi eksekutif pada sepuluh anak perusahaan non-PTPN.
Pergantian jajaran direksi serta perubahan struktur organisasi tersebut dilakukan sebagai bagian dari strategi untuk mendorong fungsi operasional dan optimalisasi proses transformasi bisnis Anak Perusahaan non PTPN.
"Pergantian beberapa direksi serta struktur organisasi di jajaran manajemen anak perusahaan non PTPN ini sejalan dengan program transformasi perusahaan yang berkomitmen untuk mengoptimalkan fungsi operasional dan memperkuat kinerja anak perusahaan untuk mencapai target perusahaan," kata Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Muhammad Abdul Ghani di Jakarta, Kamis.
Ghani menyerahkan langsung Surat Keputusan tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Jajaran Direksi Anak Perusahaan non PTPN pada Selasa (16/6) di Kantor Pusat Holding Jakarta.
Ada pun sepuluh anak perusahaan non-PTPN tersebut, yakni PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN), PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN), PT Industri Karet Nusantara (IKN), PT ESW Nusa Tiga (ESW), PT Kawasan Industri Nusantara (KINRA).
Selanjutnya, PT RS Sri Pamela Medika Nusantara (SPMN), PT Industri Nabati Lestari (INL), PT LPP Agro Nusantara (LPPAN), PT Bio Industri Nusantara (BIONUSA) dan PT Sarana Agro Nusatara (SAN).
Ghani menyatakan bahwa setiap perusahaan tidak terkecuali anak perusahaan non-PTPN perlu melakukan evaluasi kinerja dan melakukan perbaikan agar tetap tumbuh dan dapat bersaing.
Mengingat di era sekarang persaingan bisnis semakin ketat, maka penting melakukan perbaikan secara terus menerus (continous improvement), sehingga kinerja perusahaan semakin baik.
Transformasi yang juga dilakukan bertujuan agar anak perusahaan dapat terus unggul dalam persaingan dan tetap dapat bertahan. Melalui restrukturisasi tersebut, diharapkan kinerja anak perusahaan non-PTPN dapat optimal.
Ghani menegaskan kembali bahwa pada tahun 2020 ini, peran Holding Perkebunan Nusantara yang sebelumnya sebagai Strategic Holding berubah menjadi Operational Holding.
Langkah transformasi yang substansial dan komprehensif tidak hanya dilakukan pada anak perusahaan PTPN, namun juga dilakukan pada non-PTPN sehingga efektifitas tercapai.
Ghani menegaskan kembali bahwa dalam transformasi bisnis perusahaan terdapat enam Program Prioritas Utama untuk diimplementasikan oleh anak perusahaan PTPN dan non-PTPN baik yang inti bisnisnya adalah perkebunan dan non-bisnis utama perkebunan.
Baca juga: Stafsus Menteri BUMN: Perampingan komisaris dan direksi PTPN agar efisien
Baca juga: Bentuk satgas, PTPN III siapkan skenario "the new normal"
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Pergantian jajaran direksi serta perubahan struktur organisasi tersebut dilakukan sebagai bagian dari strategi untuk mendorong fungsi operasional dan optimalisasi proses transformasi bisnis Anak Perusahaan non PTPN.
"Pergantian beberapa direksi serta struktur organisasi di jajaran manajemen anak perusahaan non PTPN ini sejalan dengan program transformasi perusahaan yang berkomitmen untuk mengoptimalkan fungsi operasional dan memperkuat kinerja anak perusahaan untuk mencapai target perusahaan," kata Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Muhammad Abdul Ghani di Jakarta, Kamis.
Ghani menyerahkan langsung Surat Keputusan tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Jajaran Direksi Anak Perusahaan non PTPN pada Selasa (16/6) di Kantor Pusat Holding Jakarta.
Ada pun sepuluh anak perusahaan non-PTPN tersebut, yakni PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN), PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN), PT Industri Karet Nusantara (IKN), PT ESW Nusa Tiga (ESW), PT Kawasan Industri Nusantara (KINRA).
Selanjutnya, PT RS Sri Pamela Medika Nusantara (SPMN), PT Industri Nabati Lestari (INL), PT LPP Agro Nusantara (LPPAN), PT Bio Industri Nusantara (BIONUSA) dan PT Sarana Agro Nusatara (SAN).
Ghani menyatakan bahwa setiap perusahaan tidak terkecuali anak perusahaan non-PTPN perlu melakukan evaluasi kinerja dan melakukan perbaikan agar tetap tumbuh dan dapat bersaing.
Mengingat di era sekarang persaingan bisnis semakin ketat, maka penting melakukan perbaikan secara terus menerus (continous improvement), sehingga kinerja perusahaan semakin baik.
Transformasi yang juga dilakukan bertujuan agar anak perusahaan dapat terus unggul dalam persaingan dan tetap dapat bertahan. Melalui restrukturisasi tersebut, diharapkan kinerja anak perusahaan non-PTPN dapat optimal.
Ghani menegaskan kembali bahwa pada tahun 2020 ini, peran Holding Perkebunan Nusantara yang sebelumnya sebagai Strategic Holding berubah menjadi Operational Holding.
Langkah transformasi yang substansial dan komprehensif tidak hanya dilakukan pada anak perusahaan PTPN, namun juga dilakukan pada non-PTPN sehingga efektifitas tercapai.
Ghani menegaskan kembali bahwa dalam transformasi bisnis perusahaan terdapat enam Program Prioritas Utama untuk diimplementasikan oleh anak perusahaan PTPN dan non-PTPN baik yang inti bisnisnya adalah perkebunan dan non-bisnis utama perkebunan.
Baca juga: Stafsus Menteri BUMN: Perampingan komisaris dan direksi PTPN agar efisien
Baca juga: Bentuk satgas, PTPN III siapkan skenario "the new normal"
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020