International Journal of Technology (IJTech) yang dikelola oleh Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) berhasil mencapai ranking Q1 berdasarkan Scimago Journal and Country Rank.
"IJTech dibuat pertama kali di bulan Juli 2010. Sebelumnya, FTUI telah terlebih dahulu mengelola Jurnal Teknologi pada periode 1987-2009," kata Dekan FTUI Dr. Ir. Hendri D.S. Budiono dalam keterangannya, Minggu.
Dikatakannya hal ini merupakan kontribusi FTUI dalam pengembangan ilmu teknik baik untuk Indonesia maupun untuk dunia. Hal ini sejalan dengan visi FTUI sebagai institusi kebanggaan bangsa yang unggul dan mampu bersaing di Asia Tenggara.
Dari hasil penelusuran, saat ini hanya ada enam jurnal dari Indonesia yang berhasil mencapai klasterisasi kualitas jurnal tertinggi Q1 Scopus. IJTech telah menerbitkan 979 artikel penelitian di bidang ilmu teknik dan inovasi teknologi. Hasil pemeringkatan tersebut dapat diakses pada laman https://www.scimagojr.com/journalsearch.php?q=21100235612&tip=sid&clean=0.
Scopus menggunakan parameter pemeringkatan yang disebut Scimago Journal & Country Rank atau SJR. SJR dihitung berdasarkan jumlah kutipan rata-rata per artikel yang diterbitkan dalam suatu jurnal dalam tiga tahun terakhir dari database Scopus.
Baca juga: Perusahaan rintisan Universitas Indonesia masuk top 52 dunia
Dalam menilai jurnal, Scopus membuat klasterisasi kualitas jurnal yang terbagi menjadi 4 Quartile, yaitu Q1, Q2, Q3 dan Q4. Q1 adalah klaster paling tinggi dari segi kualitas jurnal, kemudian diikuti Q2, Q3, dan Q4.
Berdasarkan Science and Technology Index SINTA dari Kementerian Riset dan Teknologi RI, saat ini Indonesia memiliki 4.985 jurnal. Jika ditelusuri dengan SJR, hanya 58 jurnal dari Indonesia yang terindeks Scopus sebagai jurnal bereputasi internasional dengan ranking Q1 - Q4 serta Q Unindexed.
Editor-in-Chief IJTech, Mohammed Ali Berawi mengatakan pencapaian ini merupakan hasil kerja keras dan dedikasi tim Editorial Board IJTech. Awalnya, IJTech mulai dengan menerbitkan 2 edisi dengan 10 artikel/edisi setiap tahunnya, lalu kami tingkatkan menjadi 4 edisi di tahun 2015 dan 8 edisi per tahun sejak 2016 dengan peningkatan jumlah paper menjadi 20 artikel/edisinya.
Baca juga: UI dan Kemenhub siapkan kebijakan hadapi tatanan normal baru
Selain edisi reguler, kami juga menerbitkan Special Edition (SE) yang artikelnya bersumber dari selected best papers dari berbagai International Conferences yang diselenggarakan oleh universitas dari dalam maupun luar negeri.”
"Jumlah sitasi IJTech meningkat cukup pesat sejak tahun 2016 hingga 2019. Hal ini merupakan dampak dari terindeksnya IJTech di Scopus serta meningkatnya peringkat IJTech Q2 pada SJR 2017," katanya.
Baca juga: Universitas Indonesia terproduktif hasilkan publikasi ilmiah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"IJTech dibuat pertama kali di bulan Juli 2010. Sebelumnya, FTUI telah terlebih dahulu mengelola Jurnal Teknologi pada periode 1987-2009," kata Dekan FTUI Dr. Ir. Hendri D.S. Budiono dalam keterangannya, Minggu.
Dikatakannya hal ini merupakan kontribusi FTUI dalam pengembangan ilmu teknik baik untuk Indonesia maupun untuk dunia. Hal ini sejalan dengan visi FTUI sebagai institusi kebanggaan bangsa yang unggul dan mampu bersaing di Asia Tenggara.
Dari hasil penelusuran, saat ini hanya ada enam jurnal dari Indonesia yang berhasil mencapai klasterisasi kualitas jurnal tertinggi Q1 Scopus. IJTech telah menerbitkan 979 artikel penelitian di bidang ilmu teknik dan inovasi teknologi. Hasil pemeringkatan tersebut dapat diakses pada laman https://www.scimagojr.com/journalsearch.php?q=21100235612&tip=sid&clean=0.
Scopus menggunakan parameter pemeringkatan yang disebut Scimago Journal & Country Rank atau SJR. SJR dihitung berdasarkan jumlah kutipan rata-rata per artikel yang diterbitkan dalam suatu jurnal dalam tiga tahun terakhir dari database Scopus.
Baca juga: Perusahaan rintisan Universitas Indonesia masuk top 52 dunia
Dalam menilai jurnal, Scopus membuat klasterisasi kualitas jurnal yang terbagi menjadi 4 Quartile, yaitu Q1, Q2, Q3 dan Q4. Q1 adalah klaster paling tinggi dari segi kualitas jurnal, kemudian diikuti Q2, Q3, dan Q4.
Berdasarkan Science and Technology Index SINTA dari Kementerian Riset dan Teknologi RI, saat ini Indonesia memiliki 4.985 jurnal. Jika ditelusuri dengan SJR, hanya 58 jurnal dari Indonesia yang terindeks Scopus sebagai jurnal bereputasi internasional dengan ranking Q1 - Q4 serta Q Unindexed.
Editor-in-Chief IJTech, Mohammed Ali Berawi mengatakan pencapaian ini merupakan hasil kerja keras dan dedikasi tim Editorial Board IJTech. Awalnya, IJTech mulai dengan menerbitkan 2 edisi dengan 10 artikel/edisi setiap tahunnya, lalu kami tingkatkan menjadi 4 edisi di tahun 2015 dan 8 edisi per tahun sejak 2016 dengan peningkatan jumlah paper menjadi 20 artikel/edisinya.
Baca juga: UI dan Kemenhub siapkan kebijakan hadapi tatanan normal baru
Selain edisi reguler, kami juga menerbitkan Special Edition (SE) yang artikelnya bersumber dari selected best papers dari berbagai International Conferences yang diselenggarakan oleh universitas dari dalam maupun luar negeri.”
"Jumlah sitasi IJTech meningkat cukup pesat sejak tahun 2016 hingga 2019. Hal ini merupakan dampak dari terindeksnya IJTech di Scopus serta meningkatnya peringkat IJTech Q2 pada SJR 2017," katanya.
Baca juga: Universitas Indonesia terproduktif hasilkan publikasi ilmiah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020