Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengatakan, kehadiran Laboratorium Moblie Bio Safety Level 3 (BSL3) bergerak pertama di Indonesia dari PT Bio Farma (Persero) kepada Universitas Padjadjaran (Unpad) diharapkan dapat merealisasikan target 300.000 tes COVID-19.
“Hadirnya mobil lab BSL3 ini memberikan harapan besar. Kita mengejar angka 300 ribu (pengetesan masif). Mudah-mudahan dengan mobil ini juga bisa bisa kita kejar targetnya,” kata Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil dalam acara serah terima Laboratorium Mobile BSL3 di FK Unpad, Kota Bandung, Jumat.
Pengetesan COVID-19 intens dilakukan Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar, baik rapid test maupun swab test (tes usap) dengan metode teknik reaksi rantai polimerase (polymerase chain reaction/PCR).
Dalam pengetesan COVID-19 secara masif, Pemerintah Provinsi Jabar merujuk pola yang dilakukan Korea Selatan, yaitu mengetes 0,6 persen dari jumlah penduduknya atau 300.000 penduduk Jabar. Hingga kini, Pemprov Jabar sudah mengetes sekitar 200.000 warga. Rinciannya, 140 rapid test dan 60 tes usap.
Baca juga: Bio Farma dan Sinovac China akan uji klinis vaksin COVID-19 di Indonesia
Menurut Kang Emil, BSL3 bergerak pertama di Indonesia itu mampu mengetes 400 spesimen per hari. Selain itu, mobil lab ini menjadi bio safety level 3 pertama di Indonesia.
“Mobil ini mengambil tes di lokasi yang ditentukan dan diprosesnya di sini (mobil lab BSL3), sehingga pengumumannya bisa langsung diumumkan oleh manajemen dari mobil BSL3 ini,” katanya.
“Dengan hadirnya mobil lab BSL3 ini testing ratio Jawa Barat akan meningkat pesat dan kami akan mengejar zona-zona merah, zona-zona hitam yang sekarang ada di level desa-desa manajemennya,” imbuhnya.
Kang Emil mengatakan, Pemda Provinsi Jabar berencana membuat mobil lab sejenis untuk menjangkau daerah di Jabar. Harga satu mobil lab tersebut, kata ia, berkisar Rp6-7 miliar.
"Komitmen Jawa Barat menjaga keterkendalian COVID-19. Dan kami ucapkan terimakasih kepada Bio Farma yang sudah berinisiatif dan berinovatif, kemudian juga terimakasih kepada Unpad yang nanti akan melaksanakan secara teknis,” ucapnya.
Direktur Pemasaran Penelitian dan Pengembangan I PT Bio Farma (Persero) Sri Harsyi Teteki menuturkan, mobil lab ini merupakan salah satu bentuk kontribusi Bio Farma untuk meningkatkan kapasitas pelayanan deteksi dalam rangka menanggulangi COVID-19.
Baca juga: Bio Farma kembangkan plasma darah untuk penyembuhan pasien COVID-19
“Mobile BSL3 ini merupakan satu miniatur kerja yang ada di Bio Farma yang memiliki standar mutu pelayanan utuh untuk global berdasarkan WHO, sehingga kita berharap ilmu dan kompetensi yang dimiliki oleh SDM dari Bio Farma ini betul-betul nyata bisa lebih mendekatkan dalam pelayanan kepada masyarakat,” kata Sri.
Rektor Unpad Rina Indiastuti menjelaskan, peminjaman mobile lab BSL3 bertujuan meningkatkan kapasitas deteksi COVID-19. Sampai saat ini, kata ia, Unpad telah melayani pemeriksaan deteksi COVID-19 menggunakan Lab BSL2 di RSP Eyckman dan Lab BSL3 di Jatinangor.
Dengan tambahan bantuan Mobile Laboratorium BSL3 dari PT Bio Farma ini, maka kapasitas pemeriksaan bisa mencapai 1.500 per hari jika sampel dan Bahan Habis Pakai (BHP) siap dan tersedia.
“Ini adalah bagian dari komitmen Unpad untuk memberikan semua sumber daya yang ada --apakah fasilitas lab atau sumber daya manusia-- untuk melakukan deteksi COVID-19 agar negara kita, khususnya Jawa Barat, bisa segera terkurangi tingkat pandemi COVID-19,” kata Rina.
Rina menambahkan, pelayanan di RSP Fakultas Kedokteran Unpad di Jalan Eyckman Kota Bandung akan didedikasikan untuk melayani masyarakat di daerah Priangan, sementara lab BSL3 Jatinangor untuk menerima sampel dari daerah Priangan Timur.
Keberadaan mobile lab di RSP Eyckman ini pun akan mendukung kemudahan akses, kecepatan pelayanan pemeriksaan, sekaligus memperluas layanan dengan menerima lebih banyak sampel dari berbagai daerah.
Baca juga: Alat uji COVID-19 yang dibuat Bio Farma mulai diproduksi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
“Hadirnya mobil lab BSL3 ini memberikan harapan besar. Kita mengejar angka 300 ribu (pengetesan masif). Mudah-mudahan dengan mobil ini juga bisa bisa kita kejar targetnya,” kata Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil dalam acara serah terima Laboratorium Mobile BSL3 di FK Unpad, Kota Bandung, Jumat.
Pengetesan COVID-19 intens dilakukan Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar, baik rapid test maupun swab test (tes usap) dengan metode teknik reaksi rantai polimerase (polymerase chain reaction/PCR).
Dalam pengetesan COVID-19 secara masif, Pemerintah Provinsi Jabar merujuk pola yang dilakukan Korea Selatan, yaitu mengetes 0,6 persen dari jumlah penduduknya atau 300.000 penduduk Jabar. Hingga kini, Pemprov Jabar sudah mengetes sekitar 200.000 warga. Rinciannya, 140 rapid test dan 60 tes usap.
Baca juga: Bio Farma dan Sinovac China akan uji klinis vaksin COVID-19 di Indonesia
Menurut Kang Emil, BSL3 bergerak pertama di Indonesia itu mampu mengetes 400 spesimen per hari. Selain itu, mobil lab ini menjadi bio safety level 3 pertama di Indonesia.
“Mobil ini mengambil tes di lokasi yang ditentukan dan diprosesnya di sini (mobil lab BSL3), sehingga pengumumannya bisa langsung diumumkan oleh manajemen dari mobil BSL3 ini,” katanya.
“Dengan hadirnya mobil lab BSL3 ini testing ratio Jawa Barat akan meningkat pesat dan kami akan mengejar zona-zona merah, zona-zona hitam yang sekarang ada di level desa-desa manajemennya,” imbuhnya.
Kang Emil mengatakan, Pemda Provinsi Jabar berencana membuat mobil lab sejenis untuk menjangkau daerah di Jabar. Harga satu mobil lab tersebut, kata ia, berkisar Rp6-7 miliar.
"Komitmen Jawa Barat menjaga keterkendalian COVID-19. Dan kami ucapkan terimakasih kepada Bio Farma yang sudah berinisiatif dan berinovatif, kemudian juga terimakasih kepada Unpad yang nanti akan melaksanakan secara teknis,” ucapnya.
Direktur Pemasaran Penelitian dan Pengembangan I PT Bio Farma (Persero) Sri Harsyi Teteki menuturkan, mobil lab ini merupakan salah satu bentuk kontribusi Bio Farma untuk meningkatkan kapasitas pelayanan deteksi dalam rangka menanggulangi COVID-19.
Baca juga: Bio Farma kembangkan plasma darah untuk penyembuhan pasien COVID-19
“Mobile BSL3 ini merupakan satu miniatur kerja yang ada di Bio Farma yang memiliki standar mutu pelayanan utuh untuk global berdasarkan WHO, sehingga kita berharap ilmu dan kompetensi yang dimiliki oleh SDM dari Bio Farma ini betul-betul nyata bisa lebih mendekatkan dalam pelayanan kepada masyarakat,” kata Sri.
Rektor Unpad Rina Indiastuti menjelaskan, peminjaman mobile lab BSL3 bertujuan meningkatkan kapasitas deteksi COVID-19. Sampai saat ini, kata ia, Unpad telah melayani pemeriksaan deteksi COVID-19 menggunakan Lab BSL2 di RSP Eyckman dan Lab BSL3 di Jatinangor.
Dengan tambahan bantuan Mobile Laboratorium BSL3 dari PT Bio Farma ini, maka kapasitas pemeriksaan bisa mencapai 1.500 per hari jika sampel dan Bahan Habis Pakai (BHP) siap dan tersedia.
“Ini adalah bagian dari komitmen Unpad untuk memberikan semua sumber daya yang ada --apakah fasilitas lab atau sumber daya manusia-- untuk melakukan deteksi COVID-19 agar negara kita, khususnya Jawa Barat, bisa segera terkurangi tingkat pandemi COVID-19,” kata Rina.
Rina menambahkan, pelayanan di RSP Fakultas Kedokteran Unpad di Jalan Eyckman Kota Bandung akan didedikasikan untuk melayani masyarakat di daerah Priangan, sementara lab BSL3 Jatinangor untuk menerima sampel dari daerah Priangan Timur.
Keberadaan mobile lab di RSP Eyckman ini pun akan mendukung kemudahan akses, kecepatan pelayanan pemeriksaan, sekaligus memperluas layanan dengan menerima lebih banyak sampel dari berbagai daerah.
Baca juga: Alat uji COVID-19 yang dibuat Bio Farma mulai diproduksi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020