PT PLN (Persero) melalui Yayasan Baitul Mal (YBM) PLN Jabar, menyalurkan bantuan berupa infaq senilai Rp110 juta untuk 2.229 masjid di Jawa Barat.
Pandemi COVID-19 membuat sejumlah masjid-masjid kesulitan memenuhi biaya operasional bulanan, termasuk untuk membayar tagihan rekening listrik.
"Sumbangan itu dimaksudkan untuk membantu takmir masjid melaksanakan pembayaran rutinnya," kata Manager Komunikasi PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Jabar, Iwan Ridwan, Senin.
Baca juga: PLN sebut konsumsi listrik meningkat akibat dari aktivitas WFH
"Tercatat ada 2.229 masjid yang telah mendapatkan bantuan tersebut. Jumlah total bantuan sejauh ini mencapai Rp110 juta. Bantuan tersebut akan terus diupayakan selama masa pandemi corona," lanjut Iwan.
Selama masa Pandemi COVID-19 ini Pemerintah Provinsi Jawa Barat memberlakukan kebijakan PSBB (Pembatasan Sosisal Berskala Besar) termasuk memberlakukan penutupan sementara tempat ibadah.
Misalnya saja kegiatan Shalat Jumat diganti Shalat Dhuhur di rumah masing-masing dan kebijakan ini pun telah disepakati oleh MUI dan pemuka agama lain sepakat, keadaan darurat telah memberikan umat beragama diminta untuk melaksanakan ibadah di rumah.
Iwan mengatakan efek dari ketidakhadiran jamaah masjid adalah kosongnya kotak infaq, biasanya, kotak itu akan terisi secara rutin ketika dilaksanakan Shalat Jumat.
Imbasnya adalah, takmir masjid kesulitan membayar biaya bulanan, khususnya pembayaran tarif listrik.
"Wabah virus corona menyebabkan terputusnya banyak ikatan sosial dan keagamaan. Tidak hanya masjid, rumah ibadah lain juga mengalami kejadian sama. Ibadah di gereja misalnya, diganti secara online dari rumah jamaah," kata dia.
Hal ini menunjukkan bahwa situasi darurat tersebut memaksa seluruh masyarakat untuk sebisa mungkin diam di rumah dan itu adalah satu-satunya cara untuk memutus mata rantai penyebarannya.
Menurut Iwan bantuan karyawan PLN melalui Yayasan Baitul mal sudah sering dilakukan, khususnya dalam menanggulangi bencana alam dan YBM PLN bersama dinas terkait secepat mungkin turun ke lapangan.
Baca juga: PLN gratiskan biaya listrik 5,4 juta pelanggan di Jawa Barat
"Dalam masa pandemi ini, YBM PLN kembali melakukan hal yang sama terhadap masjid-masjid yang terkendala pembayaran listriknya," kata dia.
Mengingat masjid-masjid itu memang bergantung dengan uang infaq jamaahnya. Dan selama Corona, kotak amal tidak bisa beredar seperti biasanya.
Ia mengatakan PLN terus berupaya menebarkan harapan baik dan tidak hanya melalui kebijakan perusahaan, tapi juga infaq karyawannya melalui YBM
"Di tengah pandemi COVID-19 yang entah kapan berakhir ini, banyak pihak berusaha saling menguatkan," ujar dia.
Ada banyak dermawan yang turun ke jalan memberikan santunan. Para pejabat, artis, youtuber, dan orang kaya dan mereka yang memiliki rezeki lebih dan membagikan kepada pihak yang kekurangan.
"Virus corona telah mengguncang stabilitas dunia. Banyak negara limbung. Selama masih banyak orang baik yang peduli sesama, Indonesia akan baik-baik saja," ujar dia.
Baca juga: PLN siap bebaskan tagihan listrik untuk 24 juta pelanggan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Pandemi COVID-19 membuat sejumlah masjid-masjid kesulitan memenuhi biaya operasional bulanan, termasuk untuk membayar tagihan rekening listrik.
"Sumbangan itu dimaksudkan untuk membantu takmir masjid melaksanakan pembayaran rutinnya," kata Manager Komunikasi PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Jabar, Iwan Ridwan, Senin.
Baca juga: PLN sebut konsumsi listrik meningkat akibat dari aktivitas WFH
"Tercatat ada 2.229 masjid yang telah mendapatkan bantuan tersebut. Jumlah total bantuan sejauh ini mencapai Rp110 juta. Bantuan tersebut akan terus diupayakan selama masa pandemi corona," lanjut Iwan.
Selama masa Pandemi COVID-19 ini Pemerintah Provinsi Jawa Barat memberlakukan kebijakan PSBB (Pembatasan Sosisal Berskala Besar) termasuk memberlakukan penutupan sementara tempat ibadah.
Misalnya saja kegiatan Shalat Jumat diganti Shalat Dhuhur di rumah masing-masing dan kebijakan ini pun telah disepakati oleh MUI dan pemuka agama lain sepakat, keadaan darurat telah memberikan umat beragama diminta untuk melaksanakan ibadah di rumah.
Iwan mengatakan efek dari ketidakhadiran jamaah masjid adalah kosongnya kotak infaq, biasanya, kotak itu akan terisi secara rutin ketika dilaksanakan Shalat Jumat.
Imbasnya adalah, takmir masjid kesulitan membayar biaya bulanan, khususnya pembayaran tarif listrik.
"Wabah virus corona menyebabkan terputusnya banyak ikatan sosial dan keagamaan. Tidak hanya masjid, rumah ibadah lain juga mengalami kejadian sama. Ibadah di gereja misalnya, diganti secara online dari rumah jamaah," kata dia.
Hal ini menunjukkan bahwa situasi darurat tersebut memaksa seluruh masyarakat untuk sebisa mungkin diam di rumah dan itu adalah satu-satunya cara untuk memutus mata rantai penyebarannya.
Menurut Iwan bantuan karyawan PLN melalui Yayasan Baitul mal sudah sering dilakukan, khususnya dalam menanggulangi bencana alam dan YBM PLN bersama dinas terkait secepat mungkin turun ke lapangan.
Baca juga: PLN gratiskan biaya listrik 5,4 juta pelanggan di Jawa Barat
"Dalam masa pandemi ini, YBM PLN kembali melakukan hal yang sama terhadap masjid-masjid yang terkendala pembayaran listriknya," kata dia.
Mengingat masjid-masjid itu memang bergantung dengan uang infaq jamaahnya. Dan selama Corona, kotak amal tidak bisa beredar seperti biasanya.
Ia mengatakan PLN terus berupaya menebarkan harapan baik dan tidak hanya melalui kebijakan perusahaan, tapi juga infaq karyawannya melalui YBM
"Di tengah pandemi COVID-19 yang entah kapan berakhir ini, banyak pihak berusaha saling menguatkan," ujar dia.
Ada banyak dermawan yang turun ke jalan memberikan santunan. Para pejabat, artis, youtuber, dan orang kaya dan mereka yang memiliki rezeki lebih dan membagikan kepada pihak yang kekurangan.
"Virus corona telah mengguncang stabilitas dunia. Banyak negara limbung. Selama masih banyak orang baik yang peduli sesama, Indonesia akan baik-baik saja," ujar dia.
Baca juga: PLN siap bebaskan tagihan listrik untuk 24 juta pelanggan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020