Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) meluncurkan website Siap Nikah sebagai gerakan yang ditujukan untuk mengawal kesiapan nikah pasangan generasi muda, terutama milenial.
"Bahwa (dengan gerakan ini) kita harus siap mengawal calon-calon pasangan usia subur, baik dari sisi reproduksi, sisi biologi, pun dari sisi ekonomi," kata Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo dalam acara peluncuran web siapnikah.org yang diselenggarakan secara daring di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan seiring dengan transformasi industrialisasi 4.0, perilaku manusia, terutama generasi milenial yang saat ini berada di usia produktif, juga menjadi sangat berbeda, sehingga membutuhkan pendekatan berbeda pula dalam memberikan edukasi.
Baca juga: Populasi penduduk Jabar diprediksi tembus 50 juta jiwa, PKK dukung Banggakencana
Oleh karena itu, BKKBN meluncurkan web Siap Nikah sebagai sebuah gerakan baru yang diharapkan dapat mudah dipahami oleh generasi milenial.
Melalui web Siap Nikah tersebut, BKKBN, kata Hasto, ingin memberikan pemahaman kepada generasi milenial tentang pentingnya mempersiapkan pernikahan agar menghasilkan generasi yang unggul.
"Karena kita ingin lebih memperhatikan generasi-generasi baru yang mau menjadi pasangan di usia subur," katanya.
Web Siap nikah yang diluncurkan bersama Rumah Perubahan tersebut, kata dia, berisi tentang berbagai macam informasi dan edukasi yang perlu diketahui generasi muda saat mempersiapkan pernikahan sehingga keluarga yang mereka bentuk menjadi keluarga yang berkualitas.
Melalui web tersebut, BKKBN ingin mengedukasi generasi muda tentang pentingnya mengetahui risiko kesehatan yang dihadapi calon ibu jika menikah di bawah usia 20 tahun.
Baca juga: BKKBN Jabar berikan bimbingan untuk petugas lini lapangan di Cianjur
"Bahwa kalau hubungan seks pada usia 16 tahun itu ternyata mulut rahimnya (perempuan) masih terbuka, daerah yang mau menjadi kanker masih di luar, tapi ternyata setelah usia 20 tahun mulut rahimnya sudah sangat berbeda," katanya.
Melalui web tersebut, BKKBN ingin juga mengedukasi masyarakat, terutama generasi muda yang akan menikah, bahwa yang terpenting dalam mempersiapkan pernikahan bukanlah pada persiapan acara nikahnya, tetapi bagaimana mempersiapkan calon pasangan baik dari sisi kesehatan, biologis maupun kesiapan ekonominya, sehingga menghasilkan generasi baru yang unggul.
"Bahwa yang perlu dipersiapkan sebelum menikah itu bukan prewedding yang menghabiskan puluhan bahkan ratusan juta rupiah, tetapi bagaimana menyiapkan sperma (calon) suami yang butuh 75 hari untuk membuat sperma yang sehat. Sehingga yang diperlukan adalah dengan minum zinc, asam folat atau vitamin C (yang bermanfaat untuk kesehatan janin)," katanya.
BKKBN berharap dengan peluncuran web edukasi tersebut, masyarakat, terutama milenial, dapat teredukasi sehingga mengetahui hal-hal apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum menikah.
Gerakan tersebut juga diharapkan dapat mengubah pola pikir sehingga masyarakat memiliki kesadaran tentang pentingnya untuk tidak menikah di bawah usia 20 tahun.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Bahwa (dengan gerakan ini) kita harus siap mengawal calon-calon pasangan usia subur, baik dari sisi reproduksi, sisi biologi, pun dari sisi ekonomi," kata Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo dalam acara peluncuran web siapnikah.org yang diselenggarakan secara daring di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan seiring dengan transformasi industrialisasi 4.0, perilaku manusia, terutama generasi milenial yang saat ini berada di usia produktif, juga menjadi sangat berbeda, sehingga membutuhkan pendekatan berbeda pula dalam memberikan edukasi.
Baca juga: Populasi penduduk Jabar diprediksi tembus 50 juta jiwa, PKK dukung Banggakencana
Oleh karena itu, BKKBN meluncurkan web Siap Nikah sebagai sebuah gerakan baru yang diharapkan dapat mudah dipahami oleh generasi milenial.
Melalui web Siap Nikah tersebut, BKKBN, kata Hasto, ingin memberikan pemahaman kepada generasi milenial tentang pentingnya mempersiapkan pernikahan agar menghasilkan generasi yang unggul.
"Karena kita ingin lebih memperhatikan generasi-generasi baru yang mau menjadi pasangan di usia subur," katanya.
Web Siap nikah yang diluncurkan bersama Rumah Perubahan tersebut, kata dia, berisi tentang berbagai macam informasi dan edukasi yang perlu diketahui generasi muda saat mempersiapkan pernikahan sehingga keluarga yang mereka bentuk menjadi keluarga yang berkualitas.
Melalui web tersebut, BKKBN ingin mengedukasi generasi muda tentang pentingnya mengetahui risiko kesehatan yang dihadapi calon ibu jika menikah di bawah usia 20 tahun.
Baca juga: BKKBN Jabar berikan bimbingan untuk petugas lini lapangan di Cianjur
"Bahwa kalau hubungan seks pada usia 16 tahun itu ternyata mulut rahimnya (perempuan) masih terbuka, daerah yang mau menjadi kanker masih di luar, tapi ternyata setelah usia 20 tahun mulut rahimnya sudah sangat berbeda," katanya.
Melalui web tersebut, BKKBN ingin juga mengedukasi masyarakat, terutama generasi muda yang akan menikah, bahwa yang terpenting dalam mempersiapkan pernikahan bukanlah pada persiapan acara nikahnya, tetapi bagaimana mempersiapkan calon pasangan baik dari sisi kesehatan, biologis maupun kesiapan ekonominya, sehingga menghasilkan generasi baru yang unggul.
"Bahwa yang perlu dipersiapkan sebelum menikah itu bukan prewedding yang menghabiskan puluhan bahkan ratusan juta rupiah, tetapi bagaimana menyiapkan sperma (calon) suami yang butuh 75 hari untuk membuat sperma yang sehat. Sehingga yang diperlukan adalah dengan minum zinc, asam folat atau vitamin C (yang bermanfaat untuk kesehatan janin)," katanya.
BKKBN berharap dengan peluncuran web edukasi tersebut, masyarakat, terutama milenial, dapat teredukasi sehingga mengetahui hal-hal apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum menikah.
Gerakan tersebut juga diharapkan dapat mengubah pola pikir sehingga masyarakat memiliki kesadaran tentang pentingnya untuk tidak menikah di bawah usia 20 tahun.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020