Bupati Bogor, Ade Yasin memborong beras Bulog sebanyak 18.000 ton untuk dibagikan sebagai bantuan sosial (bansos) masyarakat terdampak pandemi virus corona (COVID-19) di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
"Kita cek kesiapan beras Bulog, karena kita pesan dari Bulog, lembaga pemerintah yang kita percaya memberi pelayanan ke masyarakat," ujarnya usai meninjau Gudang Bulog di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Rabu (29/4).
Menurutnya, 18.000 ton beras itu guna keperluan selama tiga bulan. Setiap bulannya sebanyak 6.000 ton dibagikan kepada 200.000 keluarga, dengan jatah masing-masing 30 kilogram beras.
Baca juga: TNI dan Polri kawal distribusi bansos beras di Bogor
Ia menyebutkan bahwa pembelian beras seharga Rp10.543 itu bersumber dari Biaya Tak Terduga (BTT) Kabupaten Bogor pascapergeseran mata anggaran dalam APBD Kabupaten Bogor tahun 2020 demi penanganan COVID-19.
Ade Yasin mengaku sengaja membagikan bansos ke masyarakat terdampak pandemi COVID-19 dalam bentuk beras, berbeda dengan bansos dari pemerintah pusat dan Pemprov Jawa Barat yang dalam bentuk uang tunai.
"Kita tak berikan uang tunai karena yang masyarakat butuhkan ialah pangan atau beras jadi dikirim satu bulan 6.000 ton dikali 3 bulan," kata perempuan yang juga Ketua Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Bogor itu.
Baca juga: Pemkab Bogor bagikan bansos dalam bentuk paket beras
Ia menjanjikan untuk mendistribusikan beras tersebut mulai esok hari. Hari pertama, beras akan didistribusikan ke lima kecamatan dengan pengawalan petugas gabungan dari TNI-Polri.
"Distribusinya dijemput truk milik TNI-Polri untuk dikirim ke kampung-kampung, nanti dari desa diatur lagi," tuturnya.
Baca juga: Pemkab Bogor tetapkan 291.487 KK penerima bantuan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Kita cek kesiapan beras Bulog, karena kita pesan dari Bulog, lembaga pemerintah yang kita percaya memberi pelayanan ke masyarakat," ujarnya usai meninjau Gudang Bulog di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Rabu (29/4).
Menurutnya, 18.000 ton beras itu guna keperluan selama tiga bulan. Setiap bulannya sebanyak 6.000 ton dibagikan kepada 200.000 keluarga, dengan jatah masing-masing 30 kilogram beras.
Baca juga: TNI dan Polri kawal distribusi bansos beras di Bogor
Ia menyebutkan bahwa pembelian beras seharga Rp10.543 itu bersumber dari Biaya Tak Terduga (BTT) Kabupaten Bogor pascapergeseran mata anggaran dalam APBD Kabupaten Bogor tahun 2020 demi penanganan COVID-19.
Ade Yasin mengaku sengaja membagikan bansos ke masyarakat terdampak pandemi COVID-19 dalam bentuk beras, berbeda dengan bansos dari pemerintah pusat dan Pemprov Jawa Barat yang dalam bentuk uang tunai.
"Kita tak berikan uang tunai karena yang masyarakat butuhkan ialah pangan atau beras jadi dikirim satu bulan 6.000 ton dikali 3 bulan," kata perempuan yang juga Ketua Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Bogor itu.
Baca juga: Pemkab Bogor bagikan bansos dalam bentuk paket beras
Ia menjanjikan untuk mendistribusikan beras tersebut mulai esok hari. Hari pertama, beras akan didistribusikan ke lima kecamatan dengan pengawalan petugas gabungan dari TNI-Polri.
"Distribusinya dijemput truk milik TNI-Polri untuk dikirim ke kampung-kampung, nanti dari desa diatur lagi," tuturnya.
Baca juga: Pemkab Bogor tetapkan 291.487 KK penerima bantuan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020