Pelaku usaha dodol terbesar di Kabupaten Garut "Dodol Picnic" memanfaatkan pasar online melalui media sosial sebagai terobosan agar perusahaan tetap memiliki aktivitas di tengah darurat wabah COVID-19.
Perusahaan juga memastikan tidak ada karyawan yang di PHK, namun mengambil langkah pengurangan jam kerja dan menurunkan produksi.
"Selain tetap memasok ke sentra-sentra penjualan oleh-oleh, pemasaran dodol saat ini juga dilakukan melalui medsos, kita genjot pemasaran dan tim IT," kata pengusaha "Dodol Picnic" Garut, Ato Hermanto di Garut, Rabu.
Ia menuturkan, perusahaan terus memanfaatkan pasar yang masih berpotensi untuk menjual produk dodol, salah satunya pasar berbasis "online" dan pasar modern.
Sementara tingkat penjualan di toko sentra oleh-oleh di Garut maupun luar kota seperti tempat wisata, terjadi penurunan drastis sejak ditetapkannya darurat wabah COVID-19.
Meski terjadi penurunan penjualan, perusahaan tetap berupaya memproduksi dodol dengan jumlah produksi disesusaikan agar permintaan pasar tetapi terpenuhi dan tidak ada karyawan yang dirumahkan.
"Karyawan tidak ada yang di-PHK, kita mengambil langkah mengurangi produksi, pengurangan jam kerja," kata Ato.
Darurat wabah COVID-19 telah berdampak kurang baik pada sektor perekonomian, termasuk usaha dodol sebagai makanan oleh-oleh khas Garut yang saat ini produksinya menurun sekitar 50 persen.
Padahal, pada bulan Ramadhan produksi dodol seharusnya ditingkatkan karena permintaan pasar di berbagai daerah akan tinggi pada musim libur Idul Fitri.
"Sekarang produksi turun 50 persen sampai 60 persen, seharusnya sekarang menggenjot produksi karena biasanya permintaan meningkat," katanya.
Sementara itu, sejumlah sentra penjualan oleh-oleh di Kabupaten Garut tampak sepi dari kerumunan wisatawan yang biasanya datang dari berbagai kota seperti Bandung, Jakarta dan kota sekitarnya.
Salah satunya di sentra oleh-oleh Jalan Otto Iskandardianta atau kawasan Tarogong saat ini sepi, padahal biasanya setiap libur akhir pekan selalu ramai oleh kendaraan pribadi.
Baca juga: Taman Satwa Garut kesulitan dana untuk kebutuhan pakan hewan
Baca juga: Masker kulit buatan perajin Garut mulai diminati pasar sejak darurat COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Perusahaan juga memastikan tidak ada karyawan yang di PHK, namun mengambil langkah pengurangan jam kerja dan menurunkan produksi.
"Selain tetap memasok ke sentra-sentra penjualan oleh-oleh, pemasaran dodol saat ini juga dilakukan melalui medsos, kita genjot pemasaran dan tim IT," kata pengusaha "Dodol Picnic" Garut, Ato Hermanto di Garut, Rabu.
Ia menuturkan, perusahaan terus memanfaatkan pasar yang masih berpotensi untuk menjual produk dodol, salah satunya pasar berbasis "online" dan pasar modern.
Sementara tingkat penjualan di toko sentra oleh-oleh di Garut maupun luar kota seperti tempat wisata, terjadi penurunan drastis sejak ditetapkannya darurat wabah COVID-19.
Meski terjadi penurunan penjualan, perusahaan tetap berupaya memproduksi dodol dengan jumlah produksi disesusaikan agar permintaan pasar tetapi terpenuhi dan tidak ada karyawan yang dirumahkan.
"Karyawan tidak ada yang di-PHK, kita mengambil langkah mengurangi produksi, pengurangan jam kerja," kata Ato.
Darurat wabah COVID-19 telah berdampak kurang baik pada sektor perekonomian, termasuk usaha dodol sebagai makanan oleh-oleh khas Garut yang saat ini produksinya menurun sekitar 50 persen.
Padahal, pada bulan Ramadhan produksi dodol seharusnya ditingkatkan karena permintaan pasar di berbagai daerah akan tinggi pada musim libur Idul Fitri.
"Sekarang produksi turun 50 persen sampai 60 persen, seharusnya sekarang menggenjot produksi karena biasanya permintaan meningkat," katanya.
Sementara itu, sejumlah sentra penjualan oleh-oleh di Kabupaten Garut tampak sepi dari kerumunan wisatawan yang biasanya datang dari berbagai kota seperti Bandung, Jakarta dan kota sekitarnya.
Salah satunya di sentra oleh-oleh Jalan Otto Iskandardianta atau kawasan Tarogong saat ini sepi, padahal biasanya setiap libur akhir pekan selalu ramai oleh kendaraan pribadi.
Baca juga: Taman Satwa Garut kesulitan dana untuk kebutuhan pakan hewan
Baca juga: Masker kulit buatan perajin Garut mulai diminati pasar sejak darurat COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020