TNI bekerja sama dengan perguruan tinggi melakukan penelitian dan pengembangan dalam membuat vaksin, serum atau obat yang bisa menangkal COVID-19 di Laboratorium Kesehatan Militer.
"TNI kerja sama di bidang penelitian dan pengembangan untuk mencari solusi baik itu vaksin maupun serum atau obat yang bisa menangkal virus. Ini dilakukan di laboratorium Kesehatan Militer yang bekerja sama dengan perguruan tinggi," kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Sisriadi dalam Webinar yang bertema "Mewujudkan Sinergi Berbagai Komponen Bangsa dalam Menghadapi Wabah COVID-19", di Jakarta, Selasa.
TNI, lanjut dia, telah bekerja sama dengan berbagai pihak yang tergabung dalam Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Kerja sama yang paling utama tentu dengan Kementerian Kesehatan dari tingkat pusat sampai ke unsur yang baling depan di daerah.
Baca juga: Jamu produk Indonesia untuk corona, bersiap diuji klinis
"Di bidang kesehatan kuratif, TNI menyediakan fasilitas kesehatan dan tenaga medis untuk memperkuat kapasitas perawatan pasien, sedangkan dibidang kesehatan preventif, TNI membantu sosialisasi dan edukasi masyarakat secara door to door," tutur Sisriadi.
Sisriadi pun menyebutkan pihaknya telah mengajukan penambahan anggaran kepada DPR.
"Karena itu, TNI sekarang menyiapkan 109 fasilitas RS TNI, baik di matra darat, laut dan udara agar dapat dijadikan RS rujukan di daerah," ucapnya.
Baca juga: Balitbangtan sebut Sambiloto berpotensi atasi COVID-19
Selain itu, Sisriadi juga menyatakan pihaknya telah mempersiapkan rencana kontijensi untuk meredam gejolak sosial bila pandemik virus Corona belum mereda.
"Kita menyiapkan pasukan-pasukan kita untuk menghadapi gejolak sosial yang mungkin bisa berdampak ke arah yang anarkis. Sehingga dampak keamanan bisa diperkecil," katanya.
Baca juga: Uji coba plasma konvalesen eks-COVID-19 harus disetujui relawan
Jenderal bintang dua ini menambahkan pandemik Corona ini bisa menyulut persoalan ekonomi hingga keamanan.
"Ketika masalah ekonomi yang menyentuh masyarakat pada akar rumput, ini berkaitan erat dengan masalah perut. Ketika masalah perut, maka bisa menjadi penyulut masalah keamanan yang lebih besar," ujarnya menegaskan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"TNI kerja sama di bidang penelitian dan pengembangan untuk mencari solusi baik itu vaksin maupun serum atau obat yang bisa menangkal virus. Ini dilakukan di laboratorium Kesehatan Militer yang bekerja sama dengan perguruan tinggi," kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Sisriadi dalam Webinar yang bertema "Mewujudkan Sinergi Berbagai Komponen Bangsa dalam Menghadapi Wabah COVID-19", di Jakarta, Selasa.
TNI, lanjut dia, telah bekerja sama dengan berbagai pihak yang tergabung dalam Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Kerja sama yang paling utama tentu dengan Kementerian Kesehatan dari tingkat pusat sampai ke unsur yang baling depan di daerah.
Baca juga: Jamu produk Indonesia untuk corona, bersiap diuji klinis
"Di bidang kesehatan kuratif, TNI menyediakan fasilitas kesehatan dan tenaga medis untuk memperkuat kapasitas perawatan pasien, sedangkan dibidang kesehatan preventif, TNI membantu sosialisasi dan edukasi masyarakat secara door to door," tutur Sisriadi.
Sisriadi pun menyebutkan pihaknya telah mengajukan penambahan anggaran kepada DPR.
"Karena itu, TNI sekarang menyiapkan 109 fasilitas RS TNI, baik di matra darat, laut dan udara agar dapat dijadikan RS rujukan di daerah," ucapnya.
Baca juga: Balitbangtan sebut Sambiloto berpotensi atasi COVID-19
Selain itu, Sisriadi juga menyatakan pihaknya telah mempersiapkan rencana kontijensi untuk meredam gejolak sosial bila pandemik virus Corona belum mereda.
"Kita menyiapkan pasukan-pasukan kita untuk menghadapi gejolak sosial yang mungkin bisa berdampak ke arah yang anarkis. Sehingga dampak keamanan bisa diperkecil," katanya.
Baca juga: Uji coba plasma konvalesen eks-COVID-19 harus disetujui relawan
Jenderal bintang dua ini menambahkan pandemik Corona ini bisa menyulut persoalan ekonomi hingga keamanan.
"Ketika masalah ekonomi yang menyentuh masyarakat pada akar rumput, ini berkaitan erat dengan masalah perut. Ketika masalah perut, maka bisa menjadi penyulut masalah keamanan yang lebih besar," ujarnya menegaskan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020