Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Ny S (49) warga Cianjur, Jawa Barat, meninggal dunia setelah mendapat perawatan selama beberapa hari di ruang isolasi RSUD Cimacan, sehingga pemakaman terhadap korban meninggal dalam kondisi hamil itu, sesuai dengan prosedur COVID-19.
Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Cianjur dr Yusman Faisal pada wartawan, Minggu, mengatakan jumlah PDP meninggal di Cianjur bertambah menjadi tujuh orang yang sebagian besar negatif berdasarkan hasil swab tes, untuk Ny S masih menunggu hasil laboratorium yang sudah dikirim beberapa hari sebelumnya.
Baca juga: Forkopimda Cianjur lakukan imbauan dan periksa kesehatan pemudik asal Jabodetabek
"Ny S datang dengan gejala sesak nafas disertai demam tinggi. Setelah dilakukan rapid test hasilnya negatif, sehingga pasien sempat diperbolehkan pulang. Namun, pasien kembali dibawa ke rumah sakit karena mengalami keluhan yang sama," katanya.
Sehingga, lanjutnya, tim medis kembali melakukan rapid dan mengambil sampel dahak pasien untuk keperluan swab. Selang beberapa hari menjalani perawatan warga Kecamatan Pacet itu menghembuskan nafas terakhirnya dan petugas melakukan pemulasaran sesuai dengan prosedur penanganan COVID-19, termasuk proses pemakaman.
"Hasil rapid test dua kali dilakukan menunjukkan hasil negatif, kita tinggal menunggu hasil swab dengan harapan sama negatif. Untuk saat ini PDP yang masih menjalani perawatan berjumlah 26 orang, 13 orang selesai, 7 orang meninggal," katanya.
Baca juga: Polres Bogor cegah kendaraan mudik di perbatasan Cianjur-Sukabumi
Sementara mudahnya akses masuk ke Cianjur dari berbagai daerah, katanya, membuat angka Orang Dalam Pemantaua (ODP) di Cianjur meningkat tajam, sehingga pihaknya berkoordinasi dengan tim di posko desa lebih meningkatkan pengawasan dan pendataan bagi pemudik.
"Pemudik harus benar-benar melakukan isolasi mandiri sebagai upaya memutus rantai penyebaran. Jangan sampai mereka pulang membawa virus berbahaya dan menularkan pada keluarga di kampung, ini perlu diawasi dan diwaspadai," katanya.
Baca juga: Volume kendaraan pemudik dadakan lintasi Cianjur meningkat walau ada larangan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Cianjur dr Yusman Faisal pada wartawan, Minggu, mengatakan jumlah PDP meninggal di Cianjur bertambah menjadi tujuh orang yang sebagian besar negatif berdasarkan hasil swab tes, untuk Ny S masih menunggu hasil laboratorium yang sudah dikirim beberapa hari sebelumnya.
Baca juga: Forkopimda Cianjur lakukan imbauan dan periksa kesehatan pemudik asal Jabodetabek
"Ny S datang dengan gejala sesak nafas disertai demam tinggi. Setelah dilakukan rapid test hasilnya negatif, sehingga pasien sempat diperbolehkan pulang. Namun, pasien kembali dibawa ke rumah sakit karena mengalami keluhan yang sama," katanya.
Sehingga, lanjutnya, tim medis kembali melakukan rapid dan mengambil sampel dahak pasien untuk keperluan swab. Selang beberapa hari menjalani perawatan warga Kecamatan Pacet itu menghembuskan nafas terakhirnya dan petugas melakukan pemulasaran sesuai dengan prosedur penanganan COVID-19, termasuk proses pemakaman.
"Hasil rapid test dua kali dilakukan menunjukkan hasil negatif, kita tinggal menunggu hasil swab dengan harapan sama negatif. Untuk saat ini PDP yang masih menjalani perawatan berjumlah 26 orang, 13 orang selesai, 7 orang meninggal," katanya.
Baca juga: Polres Bogor cegah kendaraan mudik di perbatasan Cianjur-Sukabumi
Sementara mudahnya akses masuk ke Cianjur dari berbagai daerah, katanya, membuat angka Orang Dalam Pemantaua (ODP) di Cianjur meningkat tajam, sehingga pihaknya berkoordinasi dengan tim di posko desa lebih meningkatkan pengawasan dan pendataan bagi pemudik.
"Pemudik harus benar-benar melakukan isolasi mandiri sebagai upaya memutus rantai penyebaran. Jangan sampai mereka pulang membawa virus berbahaya dan menularkan pada keluarga di kampung, ini perlu diawasi dan diwaspadai," katanya.
Baca juga: Volume kendaraan pemudik dadakan lintasi Cianjur meningkat walau ada larangan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020