Wakil Bupati Garut Helmi Budiman mengingatkan warga yang nekat mudik dari luar kota ke Kabupaten Garut, Jawa Barat, dengan cara sembunyi-sembunyi atau lolos dari pemeriksaan petugas di perbatasan wilayah wajib mengisolasi diri dan tetap menjaga kesehatan untuk mengantisipasi penyebaran wabah COVID-19.
"Walau ada anjuran dari Presiden dan bupati agar tak mudik, ternyata sudah banyak (mudik), jika pulang saya minta tolong untuk diam di rumah, laksanakan isolasi," kata Helmi Budiman kepada wartawan di Garut, Kamis.
Ia menuturkan, pemerintah pusat maupun daerah sudah menginstruksikan seluruh warga Garut yang berada di luar kota agar tidak mudik dulu untuk menghindari penularan wabah COVID-19.
Baca juga: Warga Garut dilarang mudik selama wabah COVID-19
Helmi berharap, anjuran pemerintah itu menjadi perhatian serius masyarakat, apalagi saat ini kasus wabah COVID-19 di Garut terus bertambah.
"Tolong diperhatikan anjuran pemerintah," katanya.
Ia mengungkapkan, saat ini Pemkab Garut terus meningkatkan kewaspadaan dalam memutus rantai penyebaran COVID-19, dan menangani kesehatan pasien dalam pengawasan (PDP) dan pasien positif.
Tim di lapangan, kata dia, mencatat pasien positif COVID-19 bertambah dua orang, jumlah seluruhnya menjadi enam orang, satu di antaranya meninggal dunia.
"Total sudah ada enam orang yang positif dan satu di antaranya meninggal dunia," katanya.
Baca juga: Jaksa di Garut bagikan bantuan pangan kepada pekerja jalanan
Ia menambahkan, Pemkab Garut juga telah mengisolasi 315 kepala keluarga di satu kampung, Desa/Kecamatan Cigedug, setelah adanya seorang positif COVID-19 meninggal dunia.
Alasan isolasi warga di kampung itu, kata dia, karena pasien positif tersebut banyak kontak di kampung itu sehingga perlu penanganan khusus terhadap warga tersebut.
"Diisolasi mandiri di kampung itu karena pertimbangannya sudah zona merah," katanya.
Baca juga: Polisi Garut selidiki kasus bantuan pangan busuk
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Walau ada anjuran dari Presiden dan bupati agar tak mudik, ternyata sudah banyak (mudik), jika pulang saya minta tolong untuk diam di rumah, laksanakan isolasi," kata Helmi Budiman kepada wartawan di Garut, Kamis.
Ia menuturkan, pemerintah pusat maupun daerah sudah menginstruksikan seluruh warga Garut yang berada di luar kota agar tidak mudik dulu untuk menghindari penularan wabah COVID-19.
Baca juga: Warga Garut dilarang mudik selama wabah COVID-19
Helmi berharap, anjuran pemerintah itu menjadi perhatian serius masyarakat, apalagi saat ini kasus wabah COVID-19 di Garut terus bertambah.
"Tolong diperhatikan anjuran pemerintah," katanya.
Ia mengungkapkan, saat ini Pemkab Garut terus meningkatkan kewaspadaan dalam memutus rantai penyebaran COVID-19, dan menangani kesehatan pasien dalam pengawasan (PDP) dan pasien positif.
Tim di lapangan, kata dia, mencatat pasien positif COVID-19 bertambah dua orang, jumlah seluruhnya menjadi enam orang, satu di antaranya meninggal dunia.
"Total sudah ada enam orang yang positif dan satu di antaranya meninggal dunia," katanya.
Baca juga: Jaksa di Garut bagikan bantuan pangan kepada pekerja jalanan
Ia menambahkan, Pemkab Garut juga telah mengisolasi 315 kepala keluarga di satu kampung, Desa/Kecamatan Cigedug, setelah adanya seorang positif COVID-19 meninggal dunia.
Alasan isolasi warga di kampung itu, kata dia, karena pasien positif tersebut banyak kontak di kampung itu sehingga perlu penanganan khusus terhadap warga tersebut.
"Diisolasi mandiri di kampung itu karena pertimbangannya sudah zona merah," katanya.
Baca juga: Polisi Garut selidiki kasus bantuan pangan busuk
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020