Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim yang mengunjungi Stasiun KA Bogor tidak melihat adanya penumpukan calon penumpang kereta commuter line (KRL) atau antrean pembelian tiket di depan loket di Stasiun Bogor, pada Senin (20/4) pagi.
Suasana di Stasiun Bogor Senin pagi tampak, hanya beberapa orang saja yang membeli tiket dan memasuki area peron untuk menunggu keberangkatan kereta commuter line (KRL) menuju ke Jakarta Kota dan Tanah Abang.
Pada kunjungan tersebut, Dedie A Rachim didampingi jajarannya antara lain, Kepala Dinas Perhubungan Kota Bogor, Eko Prabowo.
Pimpinan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) yang diwakili Direktur Prasarana, Edi Nursalam, juga melakukan kunjungan ke Stasiun Bogor untuk melihat operasional KRL dari Stasiun Bogor.
Baca juga: Sejumlah pelanggaran di hari ketiga PSBB di Kota Bogor
Dedie A Rachim, setelah berdialog dengan Edi Nursalam dan Kepala Stasiun Bogor mengatakan, tidak ada penumpukan calon penumpang KRL di Stasiun Bogor karena pengelola KRL, PT KCI, memajukan jam operasional KRL menjadi mulai pukul 04:30 WIB.
"Ini adalah bentuk antisipasi dari PT KCI, sehingga pada saat jam pada saat jam pemberangkatan pegawai, pada pukul 06:00 WIB sampai pukul 07:00 WIB tidak ada lonjakan calon penumpang KRL," katanya.
Menurut Dedie, suasana di Stasiun Bogor pada Senin pagi ini landai saja, karena jam operasional KRL dimajukan dari jam 06:00 WIB menjadi mulai jam 04:30 WIB. "Ini merupakan langkah antisipasi dari pengelola KRL untuk memastikan penerapan PSBB berjalan baik," katanya.
Baca juga: Petugas beri surat teguran pelanggar PSBB di Kota Bogor
Dedie menambahkan, antisipasi yang dilakukan PT KCI, PT KAI, dan BPTJ, sehingga pelaksanaan PSBB di Bogor, Depok, dan Bekasi (Bodebek) bisa berjalan efektif. "Kalau penumpang KRL tidak ada terlalu banyak, sehingga bisa menjaga jarak fisik," katanya.
Dedie berharap kondisi seperti ini bisa terus berjalan konsisten sampai penerapan PSBB di Bogor berakhir pada akhir April.
Pemerintah Kota Bogor, kata dia, memiliki target agar menurunkan penyebaran virus corona COVID-19. "Indikasi, kasus potisif COVID-19 dan PDP menurun signifikan, serta kasus yang sembuh semakin banyak," katanya.
Pada kesempatan tersebut, Dedie juga mengingatkan wara Kota Bogor semakin paham terhadap protokol COVID-19, yakni menggunakan masker, menjaga jarak fisik, serta rajin cuci tangan menggunakan sabun atau "hand sanitizer".
Baca juga: Kota Bogor salurkan bantuan sosial untuk warga dalam rangka PSBB
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Suasana di Stasiun Bogor Senin pagi tampak, hanya beberapa orang saja yang membeli tiket dan memasuki area peron untuk menunggu keberangkatan kereta commuter line (KRL) menuju ke Jakarta Kota dan Tanah Abang.
Pada kunjungan tersebut, Dedie A Rachim didampingi jajarannya antara lain, Kepala Dinas Perhubungan Kota Bogor, Eko Prabowo.
Pimpinan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) yang diwakili Direktur Prasarana, Edi Nursalam, juga melakukan kunjungan ke Stasiun Bogor untuk melihat operasional KRL dari Stasiun Bogor.
Baca juga: Sejumlah pelanggaran di hari ketiga PSBB di Kota Bogor
Dedie A Rachim, setelah berdialog dengan Edi Nursalam dan Kepala Stasiun Bogor mengatakan, tidak ada penumpukan calon penumpang KRL di Stasiun Bogor karena pengelola KRL, PT KCI, memajukan jam operasional KRL menjadi mulai pukul 04:30 WIB.
"Ini adalah bentuk antisipasi dari PT KCI, sehingga pada saat jam pada saat jam pemberangkatan pegawai, pada pukul 06:00 WIB sampai pukul 07:00 WIB tidak ada lonjakan calon penumpang KRL," katanya.
Menurut Dedie, suasana di Stasiun Bogor pada Senin pagi ini landai saja, karena jam operasional KRL dimajukan dari jam 06:00 WIB menjadi mulai jam 04:30 WIB. "Ini merupakan langkah antisipasi dari pengelola KRL untuk memastikan penerapan PSBB berjalan baik," katanya.
Baca juga: Petugas beri surat teguran pelanggar PSBB di Kota Bogor
Dedie menambahkan, antisipasi yang dilakukan PT KCI, PT KAI, dan BPTJ, sehingga pelaksanaan PSBB di Bogor, Depok, dan Bekasi (Bodebek) bisa berjalan efektif. "Kalau penumpang KRL tidak ada terlalu banyak, sehingga bisa menjaga jarak fisik," katanya.
Dedie berharap kondisi seperti ini bisa terus berjalan konsisten sampai penerapan PSBB di Bogor berakhir pada akhir April.
Pemerintah Kota Bogor, kata dia, memiliki target agar menurunkan penyebaran virus corona COVID-19. "Indikasi, kasus potisif COVID-19 dan PDP menurun signifikan, serta kasus yang sembuh semakin banyak," katanya.
Pada kesempatan tersebut, Dedie juga mengingatkan wara Kota Bogor semakin paham terhadap protokol COVID-19, yakni menggunakan masker, menjaga jarak fisik, serta rajin cuci tangan menggunakan sabun atau "hand sanitizer".
Baca juga: Kota Bogor salurkan bantuan sosial untuk warga dalam rangka PSBB
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020