Lima pasien dalam pengawasan (PDP) di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua yang sudah terkonfirmasi positif tertular COVID-19 pada Minggu (5/4), seluruhnya berhubungan dengan salah satu peserta kegiatan keagamaan di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, yang meninggal dunia di Timika pada 16 Maret lalu.

Juru Bicara Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Mimika Reynold Ubra di Timika, Selasa, mengatakan baik pasien dalam pengawasan (PDP) maupun orang dalam pemantauan (ODP) lainnya yang hingga kini belum menjalani rapid test, semuanya terhubung dengan Cluster Lembang.

"Dari hasil tracing yang kami lakukan, mereka semua jelas hadir melayat dan ikut acara pemakaman salah satu peserta acara di Lembang yang meninggal dunia setelah kembali ke Timika. Demikian pun dengan lima PDP yang sekarang menjalani perawatan di RS Tembagapura dan lima PDP di RSUD Mimika punya hubungan dengan kejadian itu," kata Reynold.

Baca juga: Bupati Omaleng sebut COVID-19 di Mimika dari Cluster Lembang dan Jakarta

Hingga saat ini tercatat sebanyak 244 warga Mimika masuk dalam status PDP, ODP dan OTG, dengan rincian (PDP) sebanyak 51 orang, ODP sebanyak 69 orang, dan OTG sebanyak 124 orang.

Dua diantaranya telah meninggal dunia yaitu DL, pasien 03 positif tertular COVID-19 yang meninggal pada Jumat (3/4) dan LB berstatus PDP meninggal pada Senin (6/4).

Sampel swab LB baru dikirim ke Balitbangkes Provinsi Papua di Jayapura pada Senin (6/4) pagi dan direncanakan hasil pemeriksaannya baru akan diketahui pada Selasa petang nanti bersama empat sampel lainnya yang dikirim dari RSUD Mimika yaitu atas nama RH, RA, TS dan RS.

Baca juga: Pemprov Jabar gelar tes cepat COVID-19 Klaster Hipmi dan GBI Lembang

"Kami memprediksi dalam pekan ini hingga pekan depan akan muncul satu persatu kasus dengan melihat banyaknya ODP dan PDP di Mimika. Meskipun saat ini mereka belum menunjukkan tanda-tanda dan gejala, namun mereka berpotensi dapat menularkan virus ini kepada orang lain. Makanya "social distancing" dan "physical distancing" menjadi kunci utama untuk memutus mata rantai penularan COVI-19 ini," jelas Reynold.

Pemkab Mimika, katanya, juga menaruh perhatian serius terhadap penyebaran kasus COVID-19 yang sudah menjalar hingga ke wilayah Distrik Mimika Timur yaitu kawasan Marupujaya, Kampung Asmat dan kawasan Pelabuhan Pomako.

Reynold menegaskan isolasi wilayah di wilayah Distrik Mimika Timur sangat diperlukan agar kasus COVID-19 tidak sampai menyebar ke kampung-kampung wilayah pesisir pantai dan pedalaman mengingat hampir seluruh penduduk yang bermukim di wilayah pesisir akses utama untuk memasuki Kota Timika melalui kawasan Pelabuhan Pomako.

Baca juga: Sejumlah objek wisata Lembang ditutup cegah COVID-19

Menyangkut status tokoh agama peserta kegiatan di Lembang, Jawa Barat yang meninggal dunia di Timika pada 16 Maret dan hingga kini tidak dinyatakan sebagai pasien positif COVID-19, Reynold mengatakan yang bersangkutan diketahui memiliki riwayat kontak erat dengan salah satu peserta di Bandung yang kemudian dinyatakan positif COVID-19 dan juga telah meninggal dunia pada 14 Maret.

Tim Gugus Tugas Pemkab Mimika melihat keterkaitan erat antara kasus kematian tokoh agama peserta kegiatan di Lembang pada 16 Maret dengan infeksi COVID-19 yang dialami pasien 02 dan pasien 03 serta salah satu warga yang meninggal pada 31 Maret di Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM).

"Sekian banyak orang yang kemarin dinyatakan positif mereka juga memiliki riwayat kontak erat saat pergi melayat dan ikut acara pemakaman. Kami tidak mengkambing-hitamkan siapapun dalam masalah ini. Kami hanya coba mau meluruskan bahwa diduga tanda dan gejala serta faktor risiko riwayat kontak dan riwayat perjalanan itu bisa memberikan asumsi bahwa kasus-kasus yang sekarang bermunculan di Timika memiliki hubungan erat. Saat ini ada lebih dari 200 data kontak tracing yang berkaitan dengan cluster Lembang itu sudah kami miliki," jelas Reynold.
 

Pewarta: Evarianus Supar

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020