Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil meminta pengelola Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandega Pangandaran bersiap melayani pasien COVID-19 saat meresmikan rumah sakit tersebut pada Sabtu.

Saat meresmikan rumah sakit tersebut melalui telekonferensi video dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Gubernur meminta Pemerintah Kabupaten Pangandaran menyiapkan RSUD Pandega untuk menghadapi masa puncak pandemi yang menurut prediksi para ahli terjadi April sampai Mei 2020.

"Segera manfaatkan rumah sakit itu dalam kondisi ini. Saya lihat rumah sakitnya bagus sekali. Sekarang konversi saja jadi RS COVID-19 dulu. Tolong segera gunakan, siapkan satu lantai minimal untuk COVID-19," katanya.

Baca juga: 52 rumah sakit Polri siap tangani pasien COVID-19

RSUD Pandega Pangandaran memiliki 170 tempat tidur perawatan serta fasilitas pelayanan fisioterapi, persalinan, perawatan anak, PCU, poliklinik, hingga gudang farmasi. 

Selain itu, RSUD Pandega Pangandaran memiliki enam ruang isolasi untuk menangani pasien penderita penyakit menular seperti COVID-19.

Menurut Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata, RSUD Pandega dibangun selama dua tahun dan menghabiskan dana sekitar Rp400 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Pangandaran dan Provinsi Jawa Barat.

Rumah sakit itu memudahkan warga Pangandaran mengakses pelayanan kesehatan. Selama ini, sebagian warga Pangandaran lebih memilih berobat ke rumah sakit di Banyumas dan Purwokerto, Jawa Tengah, yang jaraknya lebih dekat dengan tempat tinggal mereka.

Baca juga: Terbatas, stok APD di rumah sakit dan puskesmas Depok

Bagi warga Pangandaran, rumah sakit di wilayah Jawa Barat yang paling dekat ada di Kota Banjar (sekitar 67 kilometer dari Pangandaran), dan Kabupaten Ciamis (93 kilometer dari Pangandaran).

“Di sini kebanyakan (warga) berobat ke Jawa Tengah, ke Banyumas, dan Purwokerto. Mudah-mudahan sekarang dengan dioperasikan rumah sakit ini akan menjadi fasilitas (pelayanan kesehatan) masyarakat Pangandaran," kata Jeje.

Bantuan Alat RDT

Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan mengirim 5.000 alat pemeriksaan cepat (Rapid Diagnostic Test/RDT) COVID-19 ke Kabupaten Pangandaran supaya pemeriksaan cepat secara masif bisa dilakukan untuk memetakan persebaran COVID-19 di wilayah itu.

"Saya kasih 5.000 alat tes, Bapak bikin skenario dan list-nya. Pokoknya, target Pangandaran akan ketemu petanya (sebaran) itu dengan 5.000 tes, setelah itu langsung blokade, (buat) klaster kalau ada," kata Gubernur.

Baca juga: Depok distribusikan 2.400 alat rapid tes ke rumah sakit dan puskesmas

"Semakin banyak dites, potensi ditemukannya itu semakin ada. Lebih baik kita menghadapi berita buruk tapi nyata adanya supaya kita bisa melakukan tindakan, ketimbang mengira-ngira seolah-olah kita tidak ada padahal virusnya sudah beredar," katanya.

Gubernur meminta Pemerintah Kabupaten proaktif dalam menanggulangi COVID-19, aktif menjalankan upaya untuk mengedukasi masyarakat soal COVID-19 dan melaporkan perkembangan penanganan COVID-19 di daerahnya.

Bupati Pangandaran mengatakan pemerintah kabupaten sudah menyiapkan ruang isolasi untuk menangani pasien COVID-19 di RSUD Pandega Pangandaran sebagai bagian dari upaya penanggulangan COVID-19.

“Ruang isolasi covid sementara ini kita buat di atas ada empat, tetapi kita yang dua lebih permanen lagi. Kemarin ada gudang farmasi, gudang farmasinya dipindah, dan sementara sedang disiapkan untuk isolasi. Ada enam ruangan nantinya, sedang menjadi permanen,” kata Bupati.

“Kalau (pandemi) COVID-19 berakhir, maka tentu (ruangan isolasi) akan digunakan untuk fasilitas perawatan penyakit-penyakit yang khusus,” katanya.

Baca juga: Dua rumah sakit rujukan COVID-19 di Karawang, penuh

Pewarta: Ajat Sudrajat

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020