Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, wali murid para santri di pesantren salafiyah tidak perlu khawatir terhadap kesehatan dan keselamatan sang anak di tengah maraknya kasus COVID-19 atau virus Corona.
Pasalnya, kegiatan atau pelaksanaan pembelajaran di pesantren salafiyah alias pondok pesantren murni tanpa sekolah berbeda dengan sekolah pada umumnya.
"Yang membedakan, pertama tentang kegiatan dan orang yang ada di pesantren. Mereka adalah mukimin, orangnya itu-itu juga (bermukim). Di pesantren kegiatan keagamaannya juga luar biasa, sholat lima waktu, duha bersama, tajahud, itu cuci tangan saja sudah sering," kata Kang Uu dalam siaran persnya, Minggu.
Hari ini Waguv Jabar menghadiri Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW 1441 H di Pondok Pesantren Assalafiyah 2 Cibiuk, Kabupaten Garut.
Kedua, lanjut Kang Uu, para santri di pesantren salafiyah tengah digembleng ilmu agama sehingga memiliki keimanan dan ketakwaan yang kuat serta ketenangan jiwa yang hebat.
"Jiwa tenang, maka timbul kebahagiaan sehingga imunitas tubuh akan kuat," katanya.
Kang Uu pun berharap, pemerintah tidak perlu meliburkan pesantren salafiyah, di mana para santri bermurobatoh (tinggal lama) di pondok sehingga tidak memiliki atau sangat sedikit memiliki riwayat bepergian dan berinteraksi dengan orang lain.
"Santrinya bukan yang mondar-mandir keluar masuk kompleks juga tidak terlalu banyak berinteraksi dengan orang luar. Mereka keluar pesantren pun dibatasi, ada izin. Jadi sehari-hari interaksi hanya dengan komunitasnya sendiri, seakan-akan mereka satu keluarga," kata Kang Uu.
"Apalagi di pesantren sholat tepat waktu, jamaah, dhuha, tahajud, itu dalam wudhu sekaligus cuci tangan. Keimanan dan ketakwaan juga sedang digembleng sehingga tidak ada unsur panik. Berbeda dengan yang ada sekolahnya, karena banyak orang yang keluar-masuk," tambahnya.
Kepada wali murid para santri di pesantren salafiyah, Kang Uu pun menegaskan agar mereka memercayai pimpinan pesantren yang akan mengawasi setiap kegiatan di lingkungan pondok.
"Karena sekalipun jauh dari orang tua, mereka tetap punya orang tua mulai dari kiai hingga rais aam artinya santri tetap punya pimpinan, ikatan, tidak dilepas begitu saja. Jadi jangan khawatir meski tidak diliburkan," ujarnya.
Adapun Pemerintah Provinsi Jabar melalui Dinas Pendidikan mengeluarkan Surat Edaran No 443/3276 - Set.Disdik tanggal 13 Maret 2020 bersifat penting yang ditujukan kepada seluruh kepala cabang dinas pendidikan wilayah I-XIII Dinas Pendidikan Jabar, kepala dinas pendidikan kabupaten/kota, serta kepala sekolah se-Jabar.
Isinya, salah satunya meliburkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) selama dua minggu mulai 16 hingga 29 Maret mendatang. Kang Uu pun mengimbau bupati/wali kota di 27 kabupaten/kota se-Jabar untuk melaksanakan arahan tersebut.
"Arahan dari pimpinan kita, dalam hal ini Bapak Gubernur Ridwan Kamil, agar ditaati Bupati/Wali Kota (di Jabar)," ujar Kang Uu.
Ajak Jaga Wudhu
Pada acara Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW 1441 H di Pondok Pesantren Assalafiyah 2 Cibiuk ini, Kang Uu mengatakan ikhtiar batin perlu dilakukan selain ikhtiar dhohir atau duniawi melalui arahan pemerintah.
Kang Uu pun mengajak umat di Jabar senantiasa menjaga kebersihan lewat wudhu. "Kita (Islam) ada daimul wudhu atau selalu dalam keadaan suci. Itu kemuliaannya luar biasa," ucap Kang Uu.
Selain sebagian dari iman sebagai Muslim, daimul wudhu maupun wudhu yang dilakukan lima kali sehari juga dinilai mampu menjaga kebersihan dan keimanan serta ketakwaan.
"Kuatkan iman dan takwa agar hidup kita tenang. Saat tubuh kita tenang, imunitas akan tinggi. Tapi kalau keimanan goyah, stres, pikiran terguncang, maka penyakit akan datang ke tubuh kita termasuk virus Corona," kata Kang Uu.
Sosok yang juga Panglima Santri Jabar ini menambahkan, ikhtiar batin juga juga bisa dilakukan dengan menjalankan ajaran agama serta berdoa sesuai kemampuan dan kebiasaan masing-masing.
"Intinya doa minta sehat dan selamat dunia akhirat. Kalau perlu, masyarakat berbondong-bondong ke kiai untuk meminta doa supaya sehat," ujar Kang Uu.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Pasalnya, kegiatan atau pelaksanaan pembelajaran di pesantren salafiyah alias pondok pesantren murni tanpa sekolah berbeda dengan sekolah pada umumnya.
"Yang membedakan, pertama tentang kegiatan dan orang yang ada di pesantren. Mereka adalah mukimin, orangnya itu-itu juga (bermukim). Di pesantren kegiatan keagamaannya juga luar biasa, sholat lima waktu, duha bersama, tajahud, itu cuci tangan saja sudah sering," kata Kang Uu dalam siaran persnya, Minggu.
Hari ini Waguv Jabar menghadiri Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW 1441 H di Pondok Pesantren Assalafiyah 2 Cibiuk, Kabupaten Garut.
Kedua, lanjut Kang Uu, para santri di pesantren salafiyah tengah digembleng ilmu agama sehingga memiliki keimanan dan ketakwaan yang kuat serta ketenangan jiwa yang hebat.
"Jiwa tenang, maka timbul kebahagiaan sehingga imunitas tubuh akan kuat," katanya.
Kang Uu pun berharap, pemerintah tidak perlu meliburkan pesantren salafiyah, di mana para santri bermurobatoh (tinggal lama) di pondok sehingga tidak memiliki atau sangat sedikit memiliki riwayat bepergian dan berinteraksi dengan orang lain.
"Santrinya bukan yang mondar-mandir keluar masuk kompleks juga tidak terlalu banyak berinteraksi dengan orang luar. Mereka keluar pesantren pun dibatasi, ada izin. Jadi sehari-hari interaksi hanya dengan komunitasnya sendiri, seakan-akan mereka satu keluarga," kata Kang Uu.
"Apalagi di pesantren sholat tepat waktu, jamaah, dhuha, tahajud, itu dalam wudhu sekaligus cuci tangan. Keimanan dan ketakwaan juga sedang digembleng sehingga tidak ada unsur panik. Berbeda dengan yang ada sekolahnya, karena banyak orang yang keluar-masuk," tambahnya.
Kepada wali murid para santri di pesantren salafiyah, Kang Uu pun menegaskan agar mereka memercayai pimpinan pesantren yang akan mengawasi setiap kegiatan di lingkungan pondok.
"Karena sekalipun jauh dari orang tua, mereka tetap punya orang tua mulai dari kiai hingga rais aam artinya santri tetap punya pimpinan, ikatan, tidak dilepas begitu saja. Jadi jangan khawatir meski tidak diliburkan," ujarnya.
Adapun Pemerintah Provinsi Jabar melalui Dinas Pendidikan mengeluarkan Surat Edaran No 443/3276 - Set.Disdik tanggal 13 Maret 2020 bersifat penting yang ditujukan kepada seluruh kepala cabang dinas pendidikan wilayah I-XIII Dinas Pendidikan Jabar, kepala dinas pendidikan kabupaten/kota, serta kepala sekolah se-Jabar.
Isinya, salah satunya meliburkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) selama dua minggu mulai 16 hingga 29 Maret mendatang. Kang Uu pun mengimbau bupati/wali kota di 27 kabupaten/kota se-Jabar untuk melaksanakan arahan tersebut.
"Arahan dari pimpinan kita, dalam hal ini Bapak Gubernur Ridwan Kamil, agar ditaati Bupati/Wali Kota (di Jabar)," ujar Kang Uu.
Ajak Jaga Wudhu
Pada acara Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW 1441 H di Pondok Pesantren Assalafiyah 2 Cibiuk ini, Kang Uu mengatakan ikhtiar batin perlu dilakukan selain ikhtiar dhohir atau duniawi melalui arahan pemerintah.
Kang Uu pun mengajak umat di Jabar senantiasa menjaga kebersihan lewat wudhu. "Kita (Islam) ada daimul wudhu atau selalu dalam keadaan suci. Itu kemuliaannya luar biasa," ucap Kang Uu.
Selain sebagian dari iman sebagai Muslim, daimul wudhu maupun wudhu yang dilakukan lima kali sehari juga dinilai mampu menjaga kebersihan dan keimanan serta ketakwaan.
"Kuatkan iman dan takwa agar hidup kita tenang. Saat tubuh kita tenang, imunitas akan tinggi. Tapi kalau keimanan goyah, stres, pikiran terguncang, maka penyakit akan datang ke tubuh kita termasuk virus Corona," kata Kang Uu.
Sosok yang juga Panglima Santri Jabar ini menambahkan, ikhtiar batin juga juga bisa dilakukan dengan menjalankan ajaran agama serta berdoa sesuai kemampuan dan kebiasaan masing-masing.
"Intinya doa minta sehat dan selamat dunia akhirat. Kalau perlu, masyarakat berbondong-bondong ke kiai untuk meminta doa supaya sehat," ujar Kang Uu.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020