Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon, Jawa Barat, memastikan pasokan gas subsidi elpiji 3 kilogram masih normal, namun memang ada peningkatan permintaan dari masyarakat.
"Hingga kini kuota elpiji 3 kg di Kota Cirebon masih normal. Yang terjadi saat ini (kelangkaan) dikarenakan tingginya permintaan," kata Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan usaha Kecil Menengah (DPKUKM) Kota Cirebon Maharani Dewi di Cirebon, Selasa.
Maharani mengatakan adanya keluhan masyarakat terkait sulitnya mendapatkan pasokan elpiji bersubsidi tersebut dikarenakan meningkatnya permintaan saat ini.
Musim hujan, lanjut Maharani membuat sejumlah pedagang mengalami peningkatan permintaan. Kondisi ini berdampak pada meningkatnya pemakaian elpiji 3 kg.
Dengan banyaknya permintaan menjadikan sejumlah pelanggan yang pembeliannya hanya satu tabung seperti pedagang gorengan mengalami kesulitan mendapatkan elpiji 3 kg, termasuk juga ibu-ibu rumah tangga. Kalau pun ada, harganya mencapai Rp 23 ribu/ tabung.
"Tapi itu di tingkat eceran sedangkan di tingkat pangkalan harganya masih tetap sesuai harga eceran tertinggi," ujarnya.
Untuk penambahan kuota elpiji 3 kg menurut Maharani biasanya hanya berlaku saat hari besar seperti Lebaran, Natal dan Tahun Baru.
Namun saat ini pihaknya telah berkoordinasi dengan Hiswana Migas untuk membahas permasalahan ini.
"Kita masih bahas terkait kelangkaan gas elpiji bersubsidi dengan Hiswana Migas," kata Maharani.
Baca juga: Pemerintah: Tidak ada kenaikan tarif listrik dan harga elpiji
Baca juga: Subsidi elpiji 3 kg masih dijalankan dengan sistem tertutup
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Hingga kini kuota elpiji 3 kg di Kota Cirebon masih normal. Yang terjadi saat ini (kelangkaan) dikarenakan tingginya permintaan," kata Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan usaha Kecil Menengah (DPKUKM) Kota Cirebon Maharani Dewi di Cirebon, Selasa.
Maharani mengatakan adanya keluhan masyarakat terkait sulitnya mendapatkan pasokan elpiji bersubsidi tersebut dikarenakan meningkatnya permintaan saat ini.
Musim hujan, lanjut Maharani membuat sejumlah pedagang mengalami peningkatan permintaan. Kondisi ini berdampak pada meningkatnya pemakaian elpiji 3 kg.
Dengan banyaknya permintaan menjadikan sejumlah pelanggan yang pembeliannya hanya satu tabung seperti pedagang gorengan mengalami kesulitan mendapatkan elpiji 3 kg, termasuk juga ibu-ibu rumah tangga. Kalau pun ada, harganya mencapai Rp 23 ribu/ tabung.
"Tapi itu di tingkat eceran sedangkan di tingkat pangkalan harganya masih tetap sesuai harga eceran tertinggi," ujarnya.
Untuk penambahan kuota elpiji 3 kg menurut Maharani biasanya hanya berlaku saat hari besar seperti Lebaran, Natal dan Tahun Baru.
Namun saat ini pihaknya telah berkoordinasi dengan Hiswana Migas untuk membahas permasalahan ini.
"Kita masih bahas terkait kelangkaan gas elpiji bersubsidi dengan Hiswana Migas," kata Maharani.
Baca juga: Pemerintah: Tidak ada kenaikan tarif listrik dan harga elpiji
Baca juga: Subsidi elpiji 3 kg masih dijalankan dengan sistem tertutup
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020