Dua atlet disabilitas asal Cianjur, Jawa Barat, dipanggil untuk mengikuti Pelatihan Daerah (Pelatda) di Bandung, guna persiapan Pekan Paralympic Nasional (Peparnas) ke-16 di Papua 2020.
"Dua atlet asal Cianjur yang mewakili Jawa Barat itu atas nama Devi dari cabang bulu tangkis dan Ahmad atlet boccia. Seharusnya yang berangkat pelatda tiga orang, namun yang satu tidak diizinkan orang tua," kata Ketua Nasional Paralympic Committes Indonesia (NPCI) Cianjur, Abes di Cianjur, Kamis.
Baca juga: Harga cabai rawit di Cianjur melambung jadi Rp100.000 per kilogram
Kedua atlet tersebut akan menjalani pelatda selama delapan bulan sebelum bertarung di Perparnas, November 2020 di Papua. Keduanya akan mendapat pelatihan dan bimbingan dari pelatih yang sudah disiapakan Pemprov Jabar.
"Termasuk selama pelatda keduanya akan mendapatkan fasilitas penunjang dan lain-lain," katanya.
Namun mirisnya, tutur dia, keberangkatan kedua atlet yang membawa harum nama Cianjur itu, tidak mendapatkan perhatian dari dinas terkait di Pemkab Cianjur, sehingga untuk sampai ke Bandung pengurus terpaksa meminjam uang.
Sejak lima tahun terakhir, tutur dia, NPCI Cianjur tidak mendapatkan anggaran dari Pemkab Cianjur guna membina atlet disabilitas, sehingga banyak atlet yang pindah membela kabupaten lain karena finansial yang didapat cukup besar.
"Harapan kami ada perhatian serius dari Pemkab Cianjur terhadap atlet disabilitas yang memiliki prestasi sehingga tidak ada lagi atlet disabilitas yang berpontensi namun membawa nama daerah lain," katanya.
Baca juga: Sidang perdana kasus tewasnya Iptu Erwin di PN Cianjur dijaga ketat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Dua atlet asal Cianjur yang mewakili Jawa Barat itu atas nama Devi dari cabang bulu tangkis dan Ahmad atlet boccia. Seharusnya yang berangkat pelatda tiga orang, namun yang satu tidak diizinkan orang tua," kata Ketua Nasional Paralympic Committes Indonesia (NPCI) Cianjur, Abes di Cianjur, Kamis.
Baca juga: Harga cabai rawit di Cianjur melambung jadi Rp100.000 per kilogram
Kedua atlet tersebut akan menjalani pelatda selama delapan bulan sebelum bertarung di Perparnas, November 2020 di Papua. Keduanya akan mendapat pelatihan dan bimbingan dari pelatih yang sudah disiapakan Pemprov Jabar.
"Termasuk selama pelatda keduanya akan mendapatkan fasilitas penunjang dan lain-lain," katanya.
Namun mirisnya, tutur dia, keberangkatan kedua atlet yang membawa harum nama Cianjur itu, tidak mendapatkan perhatian dari dinas terkait di Pemkab Cianjur, sehingga untuk sampai ke Bandung pengurus terpaksa meminjam uang.
Sejak lima tahun terakhir, tutur dia, NPCI Cianjur tidak mendapatkan anggaran dari Pemkab Cianjur guna membina atlet disabilitas, sehingga banyak atlet yang pindah membela kabupaten lain karena finansial yang didapat cukup besar.
"Harapan kami ada perhatian serius dari Pemkab Cianjur terhadap atlet disabilitas yang memiliki prestasi sehingga tidak ada lagi atlet disabilitas yang berpontensi namun membawa nama daerah lain," katanya.
Baca juga: Sidang perdana kasus tewasnya Iptu Erwin di PN Cianjur dijaga ketat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020