Mantan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menjadi pembicara pada acara sesi berbagi ilmu dan pengalaman yang diadakan BUMD milik Pemprov Jabar yakni PT Migas Hulu Jabar di Kota Bandung, Senin.
Dalam acara tersebut Arcandra Tahar mendorong BUMD melakukan efisiensi dalam tiga hal yakni pertama kualitas sumber daya manusia (SDM), kedua teknologi dan yang ketiga sistem kerja BUMD.
Direktur Utama PT Migas Hulu Jabar Begin Troys mengatakan, pihaknya mengundang Arcandra Tahar karena mantan wakil menteri tersebut merupakan tokoh yang pernah berpengaruh sangat besar pada BUMD itu.
Khususnya terkait dengan kebijakan masa Menteri Jonan yang mengeluarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 37 Tahun 2016 mengenai Participacing Interest (PI) dari Blok ONWJ sebesar 10 persen pada daerah melalui badan usaha milik daerah Jawa Barat dan sudah berhasil.
"Saat ini masuk fase pengelolaan dan beliau berkenan untuk memberikan overview tambahan tentang energi saat ini maupun pengaruh kepada BUMD kita kira-kira positioning-nya seperti apa, baiknya bagaimana," kata dia.
Menurut Begin, Arcandra Tahar tidak mengarahkan langsung karena hal ini bukan tugasnya dan juga merujuk pada arahan pemegang saham dalam hal ini biro investasi dan BUMD untuk mengintegrasikan kepada program-program PT Migas Hulu Jabar ke depan.
Terkait program ke depan, kata Begin, merujuk pada arahan pemegang saham dalam biro investasi dan BUMD pihaknya sudah diminta mengintegrasikan atau sinergi dengan BUMD lainnya selama sesuai dengan aturan.
"Kami sudah diskusi dengan Jasa Sarana untuk melihat kemungkinan dimensi kerjasama jangka pendek maupun jangka panjang yang tentunya sesuai dengan ketentuan dan juga saling menguntungkan dan saling memperkuat positioning-nya ke depan," ujar dia.
Selain itu, lanjutnya, bisnis baru yang mungkin menjadi fokus PT Migas Hulu Jabar seperti kerja sama dengan PT Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) yang membutuhkan energi yang bisa disuplai oleh Migas Hulu Jabar.
Di tempat yang sama hadir juga Kepala Biro Investasi dan BUMD Setda Provinsi Jabar Noneng Komara Nengsih dan Direktur Utama PT Migas Hulu Jabar Begin Troys.
Senada dengan Arcandra Tahar, Noneng mengakui tiga hal tersebut perlu diterapkan pada semua BUMD di Jabar, khhususnya PT Migas Hulu Jabar Noneng pun meminta hal yang sama.
"BUMD harus efisien dari tata kelolanya, Migas Hulu Jabar, harus menyiapkan program yang tidak hanya menguntungkan tapi harus good corporate and governance. Hal itu harus benar-benar dikaji tim investasi," katanya.
"Kalau tidak good corporate and governance ya mending jangan melakukan investasi dan investasi tersebut menguntungkan tentunya juga menguntungkan bagi masyarakat Jawa Barat sesuai dengan core bisnisnya," lanjut Noneng.
Baca juga: PT Migas Hulu Jabar bidik kerja sama dengan BIJB
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Dalam acara tersebut Arcandra Tahar mendorong BUMD melakukan efisiensi dalam tiga hal yakni pertama kualitas sumber daya manusia (SDM), kedua teknologi dan yang ketiga sistem kerja BUMD.
Direktur Utama PT Migas Hulu Jabar Begin Troys mengatakan, pihaknya mengundang Arcandra Tahar karena mantan wakil menteri tersebut merupakan tokoh yang pernah berpengaruh sangat besar pada BUMD itu.
Khususnya terkait dengan kebijakan masa Menteri Jonan yang mengeluarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 37 Tahun 2016 mengenai Participacing Interest (PI) dari Blok ONWJ sebesar 10 persen pada daerah melalui badan usaha milik daerah Jawa Barat dan sudah berhasil.
"Saat ini masuk fase pengelolaan dan beliau berkenan untuk memberikan overview tambahan tentang energi saat ini maupun pengaruh kepada BUMD kita kira-kira positioning-nya seperti apa, baiknya bagaimana," kata dia.
Menurut Begin, Arcandra Tahar tidak mengarahkan langsung karena hal ini bukan tugasnya dan juga merujuk pada arahan pemegang saham dalam hal ini biro investasi dan BUMD untuk mengintegrasikan kepada program-program PT Migas Hulu Jabar ke depan.
Terkait program ke depan, kata Begin, merujuk pada arahan pemegang saham dalam biro investasi dan BUMD pihaknya sudah diminta mengintegrasikan atau sinergi dengan BUMD lainnya selama sesuai dengan aturan.
"Kami sudah diskusi dengan Jasa Sarana untuk melihat kemungkinan dimensi kerjasama jangka pendek maupun jangka panjang yang tentunya sesuai dengan ketentuan dan juga saling menguntungkan dan saling memperkuat positioning-nya ke depan," ujar dia.
Selain itu, lanjutnya, bisnis baru yang mungkin menjadi fokus PT Migas Hulu Jabar seperti kerja sama dengan PT Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) yang membutuhkan energi yang bisa disuplai oleh Migas Hulu Jabar.
Di tempat yang sama hadir juga Kepala Biro Investasi dan BUMD Setda Provinsi Jabar Noneng Komara Nengsih dan Direktur Utama PT Migas Hulu Jabar Begin Troys.
Senada dengan Arcandra Tahar, Noneng mengakui tiga hal tersebut perlu diterapkan pada semua BUMD di Jabar, khhususnya PT Migas Hulu Jabar Noneng pun meminta hal yang sama.
"BUMD harus efisien dari tata kelolanya, Migas Hulu Jabar, harus menyiapkan program yang tidak hanya menguntungkan tapi harus good corporate and governance. Hal itu harus benar-benar dikaji tim investasi," katanya.
"Kalau tidak good corporate and governance ya mending jangan melakukan investasi dan investasi tersebut menguntungkan tentunya juga menguntungkan bagi masyarakat Jawa Barat sesuai dengan core bisnisnya," lanjut Noneng.
Baca juga: PT Migas Hulu Jabar bidik kerja sama dengan BIJB
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020