Sebanyak 1.800 warga Kabupaten Bekasi, Jawa Barat terjangkit beragam penyakit pascabanjir berdasarkan data Dinas Kesehatan setempat.
Penyakit yang menyerang korban banjir itu di antaranya penyakit kulit, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), nyeri otot (myalgia), hingga sakit kepala.
"Jenis penyakit yang dialami korban banjir ini berdasarkan data yang diterima Dinas Kesehatan dari 44 Puskesmas. Dari tanggal 2 Januari melayani 1.000 pasien. Kemudian setelah itu kembali melayani 800 pasien jadi totalnya 1.800 pasien yang telah dilayani puskesmas," kata Kabid Pelayanan Kesehatan pada Dinkes Kabupaten Bekasi, Wawan Hernawan, di Cikarang, Kamis.
Selain jenis penyakit itu Dinkes juga mewaspadai penyakit pascabanjir lainnya seperti hipertensi dan jantung sebab keduanya sangat dimungkinkan menyerang korban banjir yang mengalami stres lantaran seisi rumahnya terendam banjir.
"Stres itu yang memicu penyakit hipertensi dan jantung. Oleh karena itu Puskesmas sudah jalan mengantisipasinya dengan menyiapkan obat-obatan," katanya.
Kepala Dinkes Kabupaten Bekasi, dr Sri Enny Mainiarti, MKM mengatakan sejak musibah banjir melanda pihaknya langsung bergerak dengan memberikan bantuan logistik dan kebutuhan lainnya kepada para korban banjir.
"Bersama puskesmas, UPTD, dan organisasi profesi kita sudah turun ke lapangan. Kami mengumpulkan makanan, minuman, dan pakaian layak pakai, susu, serta popok bayi dan pembalut untuk diberikan ke tempat-tempat yang terkena banjir," katanya.
Banjir yang menerjang wilayah Kabupaten Bekasi sejak awal Januari 2020 kemarin tidak hanya menyebabkan warga terserang penyakit tapi juga ikut merendam satu Puskesmas di wilayahnya.
"Puskesmas Setiamekar Kecamatan Tambun Selatan juga ikut terendam namun saat ini sudah beroperasi kembali," demikian Sri Enny Mainiarti.
Baca juga: Status siaga bencana di Kabupaten Bekasi hingga Mei 2020
Baca juga: 6.000 ton sampah sisa banjir diangkut DLH Bekasi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Penyakit yang menyerang korban banjir itu di antaranya penyakit kulit, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), nyeri otot (myalgia), hingga sakit kepala.
"Jenis penyakit yang dialami korban banjir ini berdasarkan data yang diterima Dinas Kesehatan dari 44 Puskesmas. Dari tanggal 2 Januari melayani 1.000 pasien. Kemudian setelah itu kembali melayani 800 pasien jadi totalnya 1.800 pasien yang telah dilayani puskesmas," kata Kabid Pelayanan Kesehatan pada Dinkes Kabupaten Bekasi, Wawan Hernawan, di Cikarang, Kamis.
Selain jenis penyakit itu Dinkes juga mewaspadai penyakit pascabanjir lainnya seperti hipertensi dan jantung sebab keduanya sangat dimungkinkan menyerang korban banjir yang mengalami stres lantaran seisi rumahnya terendam banjir.
"Stres itu yang memicu penyakit hipertensi dan jantung. Oleh karena itu Puskesmas sudah jalan mengantisipasinya dengan menyiapkan obat-obatan," katanya.
Kepala Dinkes Kabupaten Bekasi, dr Sri Enny Mainiarti, MKM mengatakan sejak musibah banjir melanda pihaknya langsung bergerak dengan memberikan bantuan logistik dan kebutuhan lainnya kepada para korban banjir.
"Bersama puskesmas, UPTD, dan organisasi profesi kita sudah turun ke lapangan. Kami mengumpulkan makanan, minuman, dan pakaian layak pakai, susu, serta popok bayi dan pembalut untuk diberikan ke tempat-tempat yang terkena banjir," katanya.
Banjir yang menerjang wilayah Kabupaten Bekasi sejak awal Januari 2020 kemarin tidak hanya menyebabkan warga terserang penyakit tapi juga ikut merendam satu Puskesmas di wilayahnya.
"Puskesmas Setiamekar Kecamatan Tambun Selatan juga ikut terendam namun saat ini sudah beroperasi kembali," demikian Sri Enny Mainiarti.
Baca juga: Status siaga bencana di Kabupaten Bekasi hingga Mei 2020
Baca juga: 6.000 ton sampah sisa banjir diangkut DLH Bekasi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020