Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) B. Didik Prasetyo mengatakan dengan dibangunnya pabrik alat kesehatan di tempat bekas PG Ketanggungan, Brebes, Jawa Tengah, maka akan memberikan peluang ekspor ke beberapa negara.
"Nantinya 70 persen produk alat kesehatan akan kita ekspor ke beberapa negara," kata Dirut RNI Didik di Brebes, Kamis.
Dia mengatakan saat ini RNI melalui anak usahanya sedang berupaya untuk membangun pabrik alat kesehatan di tempat bekas PG Ketanggungan, Brebes, melalui skema kerja sama dengan investor asing.
Pabrik alat kesehatan yang akan dibangun kata Didik, menempati lahan seluas kurang lebih 17 hektare, di mana lahan tersebut dahulunya merupakan bekas pabrik gula yang sudah lama ditutup.
"Kita bangun pabrik di lahan seluas 17 hektare dan apabila nanti kurang, maka akan kita tambah menjadi 25 hektare," ujarnya.
Selain ekspor, nantinya produk yang dihasilkan juga akan didistribusikan di dalam negeri sebanyak 30 persen dari total produksi.
Di pabrik yang akan dibangun ini kata Didik, akan memproduksi kebutuhan alat kesehatan khususnya jenis bahan medis habis pakai, sebagai produk yang paling banyak digunakan untuk keperluan pengobatan pasien di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
Produk yang akan diproduksi di antaranya sejenis "catheter", "tube" dan kantung darah, karena produk tersebut banyak dibutuhkan di unit pelayanan gawat darurat (UGD), ruang operasi, ICCU, ruang perawatan dan Puskesmas.
"Produk yang kita produksi ini termasuk kebutuhan rutin, sehingga persediaan produknya harus dalam posisi 'ready stock' untuk sewaktu-waktu digunakan," katanya.
Didik menambahkan untuk nilai investasi yang digelontorkan dalam pembangunan pabrik alat kesehatan ini senilai Rp120 miliar.
"Untuk modal kerjanya Rp27 miliar, nanti kita juga akan lihat perkembangan. Jadi totalnya kira-kira habis Rp147 sampai Rp150 miliar," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Nantinya 70 persen produk alat kesehatan akan kita ekspor ke beberapa negara," kata Dirut RNI Didik di Brebes, Kamis.
Dia mengatakan saat ini RNI melalui anak usahanya sedang berupaya untuk membangun pabrik alat kesehatan di tempat bekas PG Ketanggungan, Brebes, melalui skema kerja sama dengan investor asing.
Pabrik alat kesehatan yang akan dibangun kata Didik, menempati lahan seluas kurang lebih 17 hektare, di mana lahan tersebut dahulunya merupakan bekas pabrik gula yang sudah lama ditutup.
"Kita bangun pabrik di lahan seluas 17 hektare dan apabila nanti kurang, maka akan kita tambah menjadi 25 hektare," ujarnya.
Selain ekspor, nantinya produk yang dihasilkan juga akan didistribusikan di dalam negeri sebanyak 30 persen dari total produksi.
Di pabrik yang akan dibangun ini kata Didik, akan memproduksi kebutuhan alat kesehatan khususnya jenis bahan medis habis pakai, sebagai produk yang paling banyak digunakan untuk keperluan pengobatan pasien di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
Produk yang akan diproduksi di antaranya sejenis "catheter", "tube" dan kantung darah, karena produk tersebut banyak dibutuhkan di unit pelayanan gawat darurat (UGD), ruang operasi, ICCU, ruang perawatan dan Puskesmas.
"Produk yang kita produksi ini termasuk kebutuhan rutin, sehingga persediaan produknya harus dalam posisi 'ready stock' untuk sewaktu-waktu digunakan," katanya.
Didik menambahkan untuk nilai investasi yang digelontorkan dalam pembangunan pabrik alat kesehatan ini senilai Rp120 miliar.
"Untuk modal kerjanya Rp27 miliar, nanti kita juga akan lihat perkembangan. Jadi totalnya kira-kira habis Rp147 sampai Rp150 miliar," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019