Kamar dagang dan industri (Kadin) Jawa Barat (Jabar) meminta produsen kendaraan asal Korea Selatan, Hyundai Motor Company, membangun tempat pelatihan perakitan mobil listrik bagi siswa SMK.
"Bentuknya bisa factory teaching di SMK atau di Politeknik atau di Balai Latihan Kerja. Jadi Hyundai harus memberikan peralatan diupdate," kata Wakil Ketua Umum Kadin Jawa Barat Bidang Teknologi dan Data Potensi Usaha Hadi S Cokrodimejo di Gedung Sate, Bandung, Kamis.
Hal tersebut diungkapkan Hadi terkait keputusan Hyundai yang akan membangun pusat manufaktur yang pertama di Indonesia yang berada di Cikarang, Kabupaten Bekasi.
Pusat manufaktur yang dibangun oleh Hyundai merupakan yang pertama di Indonesia dan di kawasan ASEAN, bernilai investasi 1,55 miliar dolar Amerika Serikat (AS atau setara Rp21 triliun).
Hadi mengatakan sumber daya manusia di wilayah Asia Tenggara yang paling siap dalam menghadapi industri mobil listrik adalah Thailand dan Vietnam.
Namun, Indonesia belum mempunyai keahlian untuk membangun industri tersebut, salah satunya karena SMK dan Politeknik di Jawa Barat belum memiliki tempat pelatihan untuk mobil listrik.
Untuk Balai Latihan Kerja, tambah dia, saat ini sudah mempunyai peralatan yang memadai, namun jumlahnya masih terbatas.
"Jadi kita (Indonesia) punya kendala di pendidikan vokasi yakni di SMK dan politeknik dan itu harus kuat dulu. Kemudian keahlian, masalah peralatan kita memang kurang, kita berharap Pemprov Jabar bisa mendanai SMK, politeknik diperkuat," kata Hadi.
Sebelumya, Hyundai Motor Company telah melakukan penandatanganan kesepahaman dengan pemerintah Indonesia untuk membangun pusat manufaktur yang pertama di Indonesia dan di kawasan ASEAN.
"Pembangunan pabrik manufaktur Hyundai Motor di Indonesia dapat terlaksana berkat kerja sama dan dukungan dari pemerintah Indonesia," kata Executive Vice Chairman Hyundai Motor Group, Euisun Chung dalam keterangan resminya di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Nilai investasi yang berjumlah 1,55 miliar dolar Amerika Serikat (AS) (setara Rp21 triliun) itu meliputi biaya operasional dan pengembangan produk.
Fasilitas manufaktur ini akan dibangun pada bulan Desember 2019 di wilayah Deltamas, sebelah timur Jakarta, dengan produksi komersial mulai pada paruh kedua tahun 2021.
Pabrik ini mempunyai kapasitas tahunan sekitar 150.000 unit, dengan kemampuan produksi hingga 250.000 unit setiap tahunnya.
Baca juga: Hyundai mulai bangun pabrik 1,55 miliar dolar di Cikarang
Baca juga: Rencana investasi Hyundai di Indonesia terus dikawal Kemenperin
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Bentuknya bisa factory teaching di SMK atau di Politeknik atau di Balai Latihan Kerja. Jadi Hyundai harus memberikan peralatan diupdate," kata Wakil Ketua Umum Kadin Jawa Barat Bidang Teknologi dan Data Potensi Usaha Hadi S Cokrodimejo di Gedung Sate, Bandung, Kamis.
Hal tersebut diungkapkan Hadi terkait keputusan Hyundai yang akan membangun pusat manufaktur yang pertama di Indonesia yang berada di Cikarang, Kabupaten Bekasi.
Pusat manufaktur yang dibangun oleh Hyundai merupakan yang pertama di Indonesia dan di kawasan ASEAN, bernilai investasi 1,55 miliar dolar Amerika Serikat (AS atau setara Rp21 triliun).
Hadi mengatakan sumber daya manusia di wilayah Asia Tenggara yang paling siap dalam menghadapi industri mobil listrik adalah Thailand dan Vietnam.
Namun, Indonesia belum mempunyai keahlian untuk membangun industri tersebut, salah satunya karena SMK dan Politeknik di Jawa Barat belum memiliki tempat pelatihan untuk mobil listrik.
Untuk Balai Latihan Kerja, tambah dia, saat ini sudah mempunyai peralatan yang memadai, namun jumlahnya masih terbatas.
"Jadi kita (Indonesia) punya kendala di pendidikan vokasi yakni di SMK dan politeknik dan itu harus kuat dulu. Kemudian keahlian, masalah peralatan kita memang kurang, kita berharap Pemprov Jabar bisa mendanai SMK, politeknik diperkuat," kata Hadi.
Sebelumya, Hyundai Motor Company telah melakukan penandatanganan kesepahaman dengan pemerintah Indonesia untuk membangun pusat manufaktur yang pertama di Indonesia dan di kawasan ASEAN.
"Pembangunan pabrik manufaktur Hyundai Motor di Indonesia dapat terlaksana berkat kerja sama dan dukungan dari pemerintah Indonesia," kata Executive Vice Chairman Hyundai Motor Group, Euisun Chung dalam keterangan resminya di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Nilai investasi yang berjumlah 1,55 miliar dolar Amerika Serikat (AS) (setara Rp21 triliun) itu meliputi biaya operasional dan pengembangan produk.
Fasilitas manufaktur ini akan dibangun pada bulan Desember 2019 di wilayah Deltamas, sebelah timur Jakarta, dengan produksi komersial mulai pada paruh kedua tahun 2021.
Pabrik ini mempunyai kapasitas tahunan sekitar 150.000 unit, dengan kemampuan produksi hingga 250.000 unit setiap tahunnya.
Baca juga: Hyundai mulai bangun pabrik 1,55 miliar dolar di Cikarang
Baca juga: Rencana investasi Hyundai di Indonesia terus dikawal Kemenperin
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019