Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Cianjur, Jawa Barat, segera mengkaji kondisi drainase di sepanjang jalan protokol di wilayah tersebut yang tidak berfungsi dengan baik sehingga kerap mengalami banjir.
"Kami akan melihat kondisi dil apangan apakah ada penyebab lain, atau memang drainase tidak berfungsi dengan baik. Setelah itu baru dicari solusi yang tepat ," kata Kepala PUPR Cianjur, Dodi Permadi di Cianjur, Selasa.
Ia menjelaskan, jalan protokol yang kerap dilaporkan tergenang air seperti Jalan KH Abdullah bin Nuh dan sejumlah jalan protokol di tengah kota Cianjur, terutama ketika hujan turjun deras.
"Masuknya musim penghujan membuat sejumlah jalan protokol tergenang, sehingga perlu dikaji kembali keberadaan drainase tersebut dan segera ditangani agar tidak meyebabkan banjir setiap hujan turun," katanya.
Pihaknya akan mengupayakan penataan agar tidak ada lagi banjir di ruas jalan protokol di wilayah perkotaan Cianjur."Secepatnya akan dilakukan penataan, setelah hasil kajian di dapat," katanya.
Sementara sejumlah pengendara yang melintas di Jalan Protokol Abdulah Bin Nuh, terutama ketika hujan turun mengeluh sering terjebak banjir setinggi mata kaki yang selama ini tidak pernah terjadi.
Namun setelah jalan tersebut dibangun trotoar, air kerap mengenang disepanjang jalan, sehingga sulit dilalui terutama bagi pengendara roda dua dan diperparah dengan banyaknya lubang di sepanjang jalan yang menghubungkan Cianjur ke Sukabumi.
"Kalau hujan turun harus ekstra hati-hati saat melintas di Jalan KH Abdullah Bin Nuh karena air tergenang, membuat laju kendaraan terhambat. Ditambah banyak lubang besar di sepanjang jalan tersebut," kata Fauzi (26) warga Desa Nagrak yang setiap hari melintas di jalan tersebut.
Dia dan ratusan pengendara yang melintas setiap hari di jalan tersebut, berharap dinas terkait di Pemkab Cianjur, segera melakukan kajian karena sebelum ada pembangunan trotoar, jalan tersebut tidak pernah tergenang banjir.
"Kami bukan pakarnya, tapi air keluar dari dalam drainase yang seharusnya menampung air saat hujan turun. Namun saat ini, jalan milik kabupaten itu, sulit dilalui ketika hujan turun deras," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Kami akan melihat kondisi dil apangan apakah ada penyebab lain, atau memang drainase tidak berfungsi dengan baik. Setelah itu baru dicari solusi yang tepat ," kata Kepala PUPR Cianjur, Dodi Permadi di Cianjur, Selasa.
Ia menjelaskan, jalan protokol yang kerap dilaporkan tergenang air seperti Jalan KH Abdullah bin Nuh dan sejumlah jalan protokol di tengah kota Cianjur, terutama ketika hujan turjun deras.
"Masuknya musim penghujan membuat sejumlah jalan protokol tergenang, sehingga perlu dikaji kembali keberadaan drainase tersebut dan segera ditangani agar tidak meyebabkan banjir setiap hujan turun," katanya.
Pihaknya akan mengupayakan penataan agar tidak ada lagi banjir di ruas jalan protokol di wilayah perkotaan Cianjur."Secepatnya akan dilakukan penataan, setelah hasil kajian di dapat," katanya.
Sementara sejumlah pengendara yang melintas di Jalan Protokol Abdulah Bin Nuh, terutama ketika hujan turun mengeluh sering terjebak banjir setinggi mata kaki yang selama ini tidak pernah terjadi.
Namun setelah jalan tersebut dibangun trotoar, air kerap mengenang disepanjang jalan, sehingga sulit dilalui terutama bagi pengendara roda dua dan diperparah dengan banyaknya lubang di sepanjang jalan yang menghubungkan Cianjur ke Sukabumi.
"Kalau hujan turun harus ekstra hati-hati saat melintas di Jalan KH Abdullah Bin Nuh karena air tergenang, membuat laju kendaraan terhambat. Ditambah banyak lubang besar di sepanjang jalan tersebut," kata Fauzi (26) warga Desa Nagrak yang setiap hari melintas di jalan tersebut.
Dia dan ratusan pengendara yang melintas setiap hari di jalan tersebut, berharap dinas terkait di Pemkab Cianjur, segera melakukan kajian karena sebelum ada pembangunan trotoar, jalan tersebut tidak pernah tergenang banjir.
"Kami bukan pakarnya, tapi air keluar dari dalam drainase yang seharusnya menampung air saat hujan turun. Namun saat ini, jalan milik kabupaten itu, sulit dilalui ketika hujan turun deras," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019