Pemerintah Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, mulai melakukan pengendalian dan pencegahan penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) memasuki pergantian musim.
"Biasanya ada ancaman penyakit DBD saat pergantian cuaca seperti ini. Jadi perlu diantisipasi," kata Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika, di Karawang, Minggu.
Ia mengatakan, perlu dilakukan yang upaya efektif dalam pengendalian dan pencegahan penyebaran DBD tersebut, sebab penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk ini merupakan penyakit yang cukup serius dan termasuk kasus medis besar yang menjadi perhatian utama di beberapa negara berkembang.
"Hal yang paling efektif untuk pencegahan, itu harus bersifat antisipatif, yakn, dengan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan dan meningkatkan pola hidup bersih dan sehat," kata Anne.
Dikatakannya, untuk pencegahan penularan penyakit DBD bukan hanya cukup dilakukan dengan pengasapan (fogging), karena cara seperti itu hanya sebatas membasmi nyamuk dewasa, dan tidak sampai membunuh jentiknya, tetapi pola hidup masyarakat terutama lingkungannya harus diperhatikan dengan baik.
"Intinya, mari kita galakkan kembali program bebersih dan meningkatkan pola hidup bersih dan sehat," kata dia.
Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Purwakarta, Meisera Pramayanti menyampaikan, selama ini penyakit DBD memang sudah menjadi perhatian serius jajarannya, sebab sejak tiga tahun terakhir jumlah kasusnya terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
"Pada 2017 jumlahnya mencapai 122 kasus. Kemudian 2018 meningkat menjadi 226 kasus dan pada 2019 ini, terhitung Januari hingga September sudah ada 492 kasus. Artinya, tiap tahun ada peningkatan," kata dia.
Baca juga: Petani teh di Purwakarta didorong untuk tingkatkan kualitas
Baca juga: Purwakarta akan buka jalan alternatif baru
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Biasanya ada ancaman penyakit DBD saat pergantian cuaca seperti ini. Jadi perlu diantisipasi," kata Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika, di Karawang, Minggu.
Ia mengatakan, perlu dilakukan yang upaya efektif dalam pengendalian dan pencegahan penyebaran DBD tersebut, sebab penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk ini merupakan penyakit yang cukup serius dan termasuk kasus medis besar yang menjadi perhatian utama di beberapa negara berkembang.
"Hal yang paling efektif untuk pencegahan, itu harus bersifat antisipatif, yakn, dengan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan dan meningkatkan pola hidup bersih dan sehat," kata Anne.
Dikatakannya, untuk pencegahan penularan penyakit DBD bukan hanya cukup dilakukan dengan pengasapan (fogging), karena cara seperti itu hanya sebatas membasmi nyamuk dewasa, dan tidak sampai membunuh jentiknya, tetapi pola hidup masyarakat terutama lingkungannya harus diperhatikan dengan baik.
"Intinya, mari kita galakkan kembali program bebersih dan meningkatkan pola hidup bersih dan sehat," kata dia.
Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Purwakarta, Meisera Pramayanti menyampaikan, selama ini penyakit DBD memang sudah menjadi perhatian serius jajarannya, sebab sejak tiga tahun terakhir jumlah kasusnya terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
"Pada 2017 jumlahnya mencapai 122 kasus. Kemudian 2018 meningkat menjadi 226 kasus dan pada 2019 ini, terhitung Januari hingga September sudah ada 492 kasus. Artinya, tiap tahun ada peningkatan," kata dia.
Baca juga: Petani teh di Purwakarta didorong untuk tingkatkan kualitas
Baca juga: Purwakarta akan buka jalan alternatif baru
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019