Warga empat desa di Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Ahad (27/10) berharap bantuan air bersih dari dinas terkait setempat, karena sejak tiga bulan terakhir mereka kesulitan mendapatkan pasokan air bersih.
Hingga Minggu, ribuan kepala keluarga di wilayah tersebut dilaporkan terpaksa menampung dan menggunakan air bekas pakai untuk kebutuhan mandi dan mencuci karena sulitannya mendapatkan air bersih.
Bahkan warga terpaksa harus berjalan kaki hingga 2 kilometer untuk mendapatkan air bersih guna keperluan memasak dan harus rela mengantre hingga malam menjelang karena hanya satu mata air yang masih bisa diandalkan warga di masing-masing desa.
Musim kemarau panjang yang melanda sebagian besar wilayah di Kecamatan Naringgul seperti di Desa Wangunjaya, Malati, Naringgul dan Margasari, sangat memberatkan warga terutama kalangan menengah kebawah yang tidak mampu membeli air.
"Mereka yang mampu, bisa membeli air dengan harga Rp70.000 per 1000 liter dari pengusaha di wilayah kami. Kalau yang tidak mampu harus berjalan 4 sampai 5 kilometer, ditambah harus mengantri hingga malam," kata Jejen Kepala dusun Puncakwangi, Desa Wangunjaya.
Ia menuturkan, sejak enam bulan terakhir tepatnya saat masuk musim kemarau warga di wilayahnya sudah mulai kesulitan mendapatkan air bersih dari sejumlah sumber mata air yang mulai mengering karena di pakai untuk kebutuhan warga satu desa.
Sehingga warga melalui aparat desa dan kecamatan telah mengajukan permohonan bantuan air dari pemerintah daerah yang hingga saat ini, belum pernah sampai ke perkampungan warga.
"Tidak hanya kami mungkin lebih dari 5000 kepala keluarga kesulitan air di empat desa di Kecamatan Naringgul ini. Harapan kami bantuan air dari pemerintah atau pembuatan sumur bor di masing-masing desa sebagai solusi," katanya.
Hal senada terucap dari tokoh masyarakat Desa Naringgul, Herman (45), sejak satu bulan terakhir, warga hilir mudik hingga belasan kilometer untuk mendapatkan sumber mata air yang masih bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari
"Untuk kebutuhan memasak masih ada sumber marta air yang bisa diandalkan di Kampung Cigarogol yang debit airnya terus menyusut. Harapan warga bantuan dari pemerintah segera datang karena warga sangat-sangat kesulitan," katanya.
Ia menambahkan, warga di desanya berharap pemerintah daerah dapat membangun sumur bos sebagai solusi kebutuhan air bersih warga karena setiap tahun tepatnya ketika musim kemarau tiba warga selalu mengalami hal yang sama.
Baca juga: Polres Indramayu bantu air bersih dan pengobatan gratis
Baca juga: 22 desa di Karawang terdampak kekeringan dan krisis air bersih
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
Hingga Minggu, ribuan kepala keluarga di wilayah tersebut dilaporkan terpaksa menampung dan menggunakan air bekas pakai untuk kebutuhan mandi dan mencuci karena sulitannya mendapatkan air bersih.
Bahkan warga terpaksa harus berjalan kaki hingga 2 kilometer untuk mendapatkan air bersih guna keperluan memasak dan harus rela mengantre hingga malam menjelang karena hanya satu mata air yang masih bisa diandalkan warga di masing-masing desa.
Musim kemarau panjang yang melanda sebagian besar wilayah di Kecamatan Naringgul seperti di Desa Wangunjaya, Malati, Naringgul dan Margasari, sangat memberatkan warga terutama kalangan menengah kebawah yang tidak mampu membeli air.
"Mereka yang mampu, bisa membeli air dengan harga Rp70.000 per 1000 liter dari pengusaha di wilayah kami. Kalau yang tidak mampu harus berjalan 4 sampai 5 kilometer, ditambah harus mengantri hingga malam," kata Jejen Kepala dusun Puncakwangi, Desa Wangunjaya.
Ia menuturkan, sejak enam bulan terakhir tepatnya saat masuk musim kemarau warga di wilayahnya sudah mulai kesulitan mendapatkan air bersih dari sejumlah sumber mata air yang mulai mengering karena di pakai untuk kebutuhan warga satu desa.
Sehingga warga melalui aparat desa dan kecamatan telah mengajukan permohonan bantuan air dari pemerintah daerah yang hingga saat ini, belum pernah sampai ke perkampungan warga.
"Tidak hanya kami mungkin lebih dari 5000 kepala keluarga kesulitan air di empat desa di Kecamatan Naringgul ini. Harapan kami bantuan air dari pemerintah atau pembuatan sumur bor di masing-masing desa sebagai solusi," katanya.
Hal senada terucap dari tokoh masyarakat Desa Naringgul, Herman (45), sejak satu bulan terakhir, warga hilir mudik hingga belasan kilometer untuk mendapatkan sumber mata air yang masih bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari
"Untuk kebutuhan memasak masih ada sumber marta air yang bisa diandalkan di Kampung Cigarogol yang debit airnya terus menyusut. Harapan warga bantuan dari pemerintah segera datang karena warga sangat-sangat kesulitan," katanya.
Ia menambahkan, warga di desanya berharap pemerintah daerah dapat membangun sumur bos sebagai solusi kebutuhan air bersih warga karena setiap tahun tepatnya ketika musim kemarau tiba warga selalu mengalami hal yang sama.
Baca juga: Polres Indramayu bantu air bersih dan pengobatan gratis
Baca juga: 22 desa di Karawang terdampak kekeringan dan krisis air bersih
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019