Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah menggandeng 21 pengusaha besar dari Arab Saudi untuk membahas investasi dalam acara Indramayu Investment Forum (IIF) yang berlangsung pada 13-14 Oktober 2019.
Forum tersebut dikemas dalam format presentasi singkat dan dilanjutkan dengan kunjungan ke berbagai sentra industri di Indramayu, menurut keterangan tertulis KJRI Jeddah yang diterima di Jakarta, Senin.
Forum Investasi Indramayu itu dilakukan menjelang gelaran Trade Expo Indonesia (TEI) 2019 tanggal 16-20 Oktober 2019 yang akan dihadiri sebanyak 175 pengusaha Arab Saudi atas undangan KJRI Jeddah.
"Kehadiran pengusaha Arab Saudi di Kabupaten Indramayu ini merupakan ikhtiar KJRI Jeddah untuk meningkatkan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Arab Saudi. Para pengusaha dapat melihat langsung berbagai potensi investasi di daerah ini yang bisa digarap," kata Konsul Jenderal (Konjen) RI di Jeddah Mohamad Hery Saripudin.
Pengusaha Arab Saudi yang hadir dalam pertemuan tersebut, antara lain Bin Mahfouz, Alamoudi dan Alghamah yang berasal dari dua perusahaan importir Saudi yang telah lama memiliki hubungan dagang dengan pengusaha Indonesia.
"Beberapa pengusaha Arab Saudi mulai tertarik menanamkan modalnya ke Indonesia karena mereka telah mengenal potensi yang dimiliki oleh Indonesia,” ujar Konjen Hery.
Dia menyebutkan beberapa alasan Indramayu menjadi pilihan bagi investasi, salah satunya komitmen kuat kepala daerah untuk membantu pengusaha yang merupakan kunci pertama bagi suksesnya masuk modal asing.
Lokasi strategis Indramayu, lanjut Hery, seperti jarak yang relatif dekat dengan bandara Kertajati mendorong pembukaan penerbangan langsung ke Arab Saudi sehingga dapat memudahkan pemodal Saudi untuk melakukan pemantauan dan pengembangan terhadap sektor usaha yang akan digarap.
Selain itu, sebagai kabupaten yang berada di wilayah pesisir pantai, Indramayu terkenal dengan keindahan serta kekayaan alam yang juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para pemodal asing.
"Indramayu adalah kabupaten yang memiliki surplus produksi beras, tempat yang cocok untuk pengembangan peternakan dan perikanan, serta kaya dengan kandungan mineral alam," kata Bupati Indramayu, Supendi.
Selama berada di Indramayu, para pengusaha Arab Saudi berinteraksi dengan pengusaha Indramayu di sektor perikanan, perkebunan, pertanian, dan pertambangan.
Beberapa tempat yang dikunjungi para pengusaha Saudi, antara lain PT. Polytama Propindo, sentra produki kerupuk ikan dan kerupuk udang, sentra produksi beras serta tambak ikan bandeng dan udang dan perkebunan mangga.
Indramayu adalah kabupaten dengan 147 kilometer garis pantai, dan berada di persimpangan dua jalur transportasi bandara internasional Kertajati dan pelabuhan internasional Patimban.
Berhasil memproduksi 1,6 juta ton beras per tahun, Indramayu menjadi salah satu daerah lumbung padi di Indonesia.
Baca juga: Indramayu resmikan Agro Wisata Situ Bolang di Jatisura
Baca juga: "Rail Clinic" layani kesehatan gratis bagi warga Indramayu
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
Forum tersebut dikemas dalam format presentasi singkat dan dilanjutkan dengan kunjungan ke berbagai sentra industri di Indramayu, menurut keterangan tertulis KJRI Jeddah yang diterima di Jakarta, Senin.
Forum Investasi Indramayu itu dilakukan menjelang gelaran Trade Expo Indonesia (TEI) 2019 tanggal 16-20 Oktober 2019 yang akan dihadiri sebanyak 175 pengusaha Arab Saudi atas undangan KJRI Jeddah.
"Kehadiran pengusaha Arab Saudi di Kabupaten Indramayu ini merupakan ikhtiar KJRI Jeddah untuk meningkatkan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Arab Saudi. Para pengusaha dapat melihat langsung berbagai potensi investasi di daerah ini yang bisa digarap," kata Konsul Jenderal (Konjen) RI di Jeddah Mohamad Hery Saripudin.
Pengusaha Arab Saudi yang hadir dalam pertemuan tersebut, antara lain Bin Mahfouz, Alamoudi dan Alghamah yang berasal dari dua perusahaan importir Saudi yang telah lama memiliki hubungan dagang dengan pengusaha Indonesia.
"Beberapa pengusaha Arab Saudi mulai tertarik menanamkan modalnya ke Indonesia karena mereka telah mengenal potensi yang dimiliki oleh Indonesia,” ujar Konjen Hery.
Dia menyebutkan beberapa alasan Indramayu menjadi pilihan bagi investasi, salah satunya komitmen kuat kepala daerah untuk membantu pengusaha yang merupakan kunci pertama bagi suksesnya masuk modal asing.
Lokasi strategis Indramayu, lanjut Hery, seperti jarak yang relatif dekat dengan bandara Kertajati mendorong pembukaan penerbangan langsung ke Arab Saudi sehingga dapat memudahkan pemodal Saudi untuk melakukan pemantauan dan pengembangan terhadap sektor usaha yang akan digarap.
Selain itu, sebagai kabupaten yang berada di wilayah pesisir pantai, Indramayu terkenal dengan keindahan serta kekayaan alam yang juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para pemodal asing.
"Indramayu adalah kabupaten yang memiliki surplus produksi beras, tempat yang cocok untuk pengembangan peternakan dan perikanan, serta kaya dengan kandungan mineral alam," kata Bupati Indramayu, Supendi.
Selama berada di Indramayu, para pengusaha Arab Saudi berinteraksi dengan pengusaha Indramayu di sektor perikanan, perkebunan, pertanian, dan pertambangan.
Beberapa tempat yang dikunjungi para pengusaha Saudi, antara lain PT. Polytama Propindo, sentra produki kerupuk ikan dan kerupuk udang, sentra produksi beras serta tambak ikan bandeng dan udang dan perkebunan mangga.
Indramayu adalah kabupaten dengan 147 kilometer garis pantai, dan berada di persimpangan dua jalur transportasi bandara internasional Kertajati dan pelabuhan internasional Patimban.
Berhasil memproduksi 1,6 juta ton beras per tahun, Indramayu menjadi salah satu daerah lumbung padi di Indonesia.
Baca juga: Indramayu resmikan Agro Wisata Situ Bolang di Jatisura
Baca juga: "Rail Clinic" layani kesehatan gratis bagi warga Indramayu
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019