Dua keluarga asal Kabupaten Garut, Jawa Barat (Jabar), memilih bertahan tinggal di Wamena, Papua, karena merasa sudah aman sehingga tidak mau pulang kampung seperti warga Garut lainnya yang pulang sementara waktu sampai situasi di Wamena aman bagi pendatang.

"Ada dua keluarga atau sebanyak tujuh orang yang saat ini tidak pulang dan memilih tinggal di sana, karena merasa sudah aman," kata Plt Kepala Dinas Sosial Kabupaten Garut, Nurdin Yana di Garut, Jumat.

Dia mengatakan, Pemerintah Provinsi Jabar dan Pemkab Garut berupaya membantu warga Garut yang ingin pulang ke kampung halamannya untuk menghindari kerusuhan di daerah itu.

Sebanyak 18 orang, ujar dia sudah pulang dan kembali berkumpul bersama keluarganya di Garut, sedangkan dua keluarga lagi tetap tinggal di Wamena dan Jayapura.

"Jadi ada satu keluarga yang tinggal di Wamena karena rumahnya aman dekat dengan Polres, satu keluarga lagi ada saudaranya di Jayapura," tambah Nurdin.

Ia mengemukakan, alasan lain bertahan di Papua karena selain kondisi di sana sudah aman, juga banyak harta benda yang tidak dapat ditinggalkan lama sehingga memilih tidak pulang ke Garut.

Ia mengungkapkan, pemerintah daerah terus memantau keberadaan warga Garut di Papua, bahkan siap memberikan bantuan pemulangan jika ingin pulang ke Garut menghindari kerusuhan di sana.

"Sudah kita tawari (pulang) dibantu Baznas, namun mereka tidak mau, untuk kondisinya mereka selamat, sehat, aman," katanya.

Ia menambahkan, minat tinggal dan usaha di Papua cukup tinggi bagi warga Garut, bahkan mereka yang baru dipulangkan berencana akan kembali lagi ke Wamena jika kondisinya sudah dipastikan aman.

"Mereka (yang baru dipulangkan) juga kalau sudah aman mau kembali lagi ke sana," kata Nurdin.

Baca juga: DPRD Jabar juga sambut kedatangan warga korban kekerasan Wamena

Baca juga: Pemerintah siap pulihkan kondisi trauma warga Garut yang pulang dari Wamena

Baca juga: ACT telah bantu pulangkan 1.000 warga dari Wamena
 

Pewarta: Feri Purnama

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019