Wakil Bupati Garut Helmi Budiman menyatakan, produksi padi di Kabupaten Garut, Jawa Barat, diprediksi terjadi penurunan akibat berbagai faktor di antaranya karena serangan hama, kemarau dan angin kencang yang dapat merusak tanaman padi sehingga tidak tumbuh maksimal.
"Serangan ini berakibat pada penurunan produksi, tapi itu bukan hanya dari ulat, saya lihat langsung, istilahnya banyak yang hapa (padi tidak berisi), itu juga menurunkan angka produksi," kata Helmi saat meninjau areal pesawahan yang diserang hama ulat di Kampung Panawuan, Kecamatan Tarogong Kidul, Garut, Minggu.
Ia menuturkan, salah satu kasus yang memberikan dampak menurunnya produksi padi yakni adanya serangan hama ulat yang melanda areal tanaman padi di Kampung Panawuan, Kecamatan Tarogong Kidul.
Daerah itu, lanjut dia, hasil laporan terjadi penurunan produksi padi sekitar 30-40 persen, namun tidak semuanya disebabkan oleh hama ulat, ada faktor lain salah satunya dampak kemarau.
"Ada penurunan produksi sekitar 30-40 persen dari dua data, itu bukan hanya karena ulat, itu juga karena hapa dan kemarau dan angin sangat kencang," katanya.
Ia berharap, dinas terkait untuk mampu mengatasi persoalan yang dapat menurunkan produksi padi dengan meningkatkan sosialisasi dan penyuluhan kepada kelompok tani.
"Saya kira bukan hanya di sini, daerah lain juga akan kita lakukan kalau perlu," kata Helmi.
Kepala Seksi Serealia Dinas Pertanian Garut, Endang Junaedi menambahkan, penurunan produksi padi dari biasanya 5 sampai 6 ton per hektare saat ini turun di areal pesawahan Panawuan tersebut.
"Penurunan itu 30-40 persen yang biasanya 5-6 ton per hektare, sekarang menurun, itu hanya di Panauwan, kita masih terus mendata," katanya.
Ia mengungkapkan, penurunan produksi padi tidak semuanya akibat serangan hama ulat sehingga terjadi gagal panen, tetapi ada juga bulir padi yang tak berisi.
"Sementara ini laporan hama ulat baru di Panauwan, makanya kami langsung bertindak dengan memberikan stok obat, kami tidak diam," katanya.
Menurut dia, secara umum produksi padi di Garut akan terjadi penurunan karena dampak musim kemarau dan serangan hama, untuk itu perlu adanya pendataan ke seluruh areal pertanian.
"Pertumbuhan padi sulit untuk normal karena kekurangan air, tapi kita belum ada datanya untuk keseluruhan," katanya.
Baca juga: Tanaman padi siap panen dirusak hama di Garut
Baca juga: Pemkab Garut gunakan pestisida nabati untuk cegah serangan hama ulat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Serangan ini berakibat pada penurunan produksi, tapi itu bukan hanya dari ulat, saya lihat langsung, istilahnya banyak yang hapa (padi tidak berisi), itu juga menurunkan angka produksi," kata Helmi saat meninjau areal pesawahan yang diserang hama ulat di Kampung Panawuan, Kecamatan Tarogong Kidul, Garut, Minggu.
Ia menuturkan, salah satu kasus yang memberikan dampak menurunnya produksi padi yakni adanya serangan hama ulat yang melanda areal tanaman padi di Kampung Panawuan, Kecamatan Tarogong Kidul.
Daerah itu, lanjut dia, hasil laporan terjadi penurunan produksi padi sekitar 30-40 persen, namun tidak semuanya disebabkan oleh hama ulat, ada faktor lain salah satunya dampak kemarau.
"Ada penurunan produksi sekitar 30-40 persen dari dua data, itu bukan hanya karena ulat, itu juga karena hapa dan kemarau dan angin sangat kencang," katanya.
Ia berharap, dinas terkait untuk mampu mengatasi persoalan yang dapat menurunkan produksi padi dengan meningkatkan sosialisasi dan penyuluhan kepada kelompok tani.
"Saya kira bukan hanya di sini, daerah lain juga akan kita lakukan kalau perlu," kata Helmi.
Kepala Seksi Serealia Dinas Pertanian Garut, Endang Junaedi menambahkan, penurunan produksi padi dari biasanya 5 sampai 6 ton per hektare saat ini turun di areal pesawahan Panawuan tersebut.
"Penurunan itu 30-40 persen yang biasanya 5-6 ton per hektare, sekarang menurun, itu hanya di Panauwan, kita masih terus mendata," katanya.
Ia mengungkapkan, penurunan produksi padi tidak semuanya akibat serangan hama ulat sehingga terjadi gagal panen, tetapi ada juga bulir padi yang tak berisi.
"Sementara ini laporan hama ulat baru di Panauwan, makanya kami langsung bertindak dengan memberikan stok obat, kami tidak diam," katanya.
Menurut dia, secara umum produksi padi di Garut akan terjadi penurunan karena dampak musim kemarau dan serangan hama, untuk itu perlu adanya pendataan ke seluruh areal pertanian.
"Pertumbuhan padi sulit untuk normal karena kekurangan air, tapi kita belum ada datanya untuk keseluruhan," katanya.
Baca juga: Tanaman padi siap panen dirusak hama di Garut
Baca juga: Pemkab Garut gunakan pestisida nabati untuk cegah serangan hama ulat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019