Proses pembangunan Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) Kota Bandung sudah mencapai 95 persen dan diprediksi akan mulai beroperasi pada Januari 2020.
Direktur RSKIA Kota Bandung, Taat Tagore mengatakan proses pembangunan kini dalam tahap penyelesaian dengan hanya tinggal pemasangan alat medis.
"Sudah mencapai 95 persen, sisa 5 persen itu tinggal tahap akhir seperti pemasangan meubel, asesoris ruangan, alat kesehatan dan sebagainya," Direktur RSKIA Kota Bandung, Taat Tagore pada kegiatan Bandung Menjawab di Balai Kota Bandung, Selasa.
Rumah sakit yang memiliki luas bangunan 47 ribu meter persegi itu, akan diisi sebanyak 500 tempat tidur dan 15 lantai, termasuk 2 lantai basement.
Pembangunan yang merogoh kocek dana sekitar Rp750 miliar itu, rencananya akan beralih operasi dari RSKIA menjadi RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah). Pasalnya dengan berbagai kecanggihan teknologi dan luas rumah sakit, menjadi acuan untuk meningkatkan pelayanan dari khusus ibu dan anak menjadi untuk umum.
"Menjadi RSUD itu pertimbangan yang utamanya yakni kebutuhan masyarakat. Selain itu, bangunan yang sedemikian besar, mulai tempat tidur yang banyak. Mungkin kalau hanya ibu dan anak banyak yang kosong. Begitu juga bagi para dokter," katanya.
Selain itu, menurutnya nanti RSKIA tersebut akan juga melayani penyakit dalam, bedah, pelayanan mata, THT (Telinga Hidung Tenggorokan) dan pelayanan saraf.
"BPJS berlaku, semua pelayanan bisa masuk," katanya.
Pembangunan yang sudah berjalan tiga tahun itu, diharapkan Taat bisa rampung akhir tahun 2019. Sehingga awal tahun 2020 sudah bisa beroperasi.
"Membangunnya kurang lebih tiga tahun dari 2017 sampai 2019 ini. Mudah - mudahan tahun ini selesai bisa operasional di Januari 2020. Jadi begitu dibuka bisa langsung beroperasi," katanya.
Baca juga: Persib resmi perkenalkan tiga permain baru
Baca juga: Rumah singgah untuk pasien RSHS diresmikan Ridwan Kamil
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
Direktur RSKIA Kota Bandung, Taat Tagore mengatakan proses pembangunan kini dalam tahap penyelesaian dengan hanya tinggal pemasangan alat medis.
"Sudah mencapai 95 persen, sisa 5 persen itu tinggal tahap akhir seperti pemasangan meubel, asesoris ruangan, alat kesehatan dan sebagainya," Direktur RSKIA Kota Bandung, Taat Tagore pada kegiatan Bandung Menjawab di Balai Kota Bandung, Selasa.
Rumah sakit yang memiliki luas bangunan 47 ribu meter persegi itu, akan diisi sebanyak 500 tempat tidur dan 15 lantai, termasuk 2 lantai basement.
Pembangunan yang merogoh kocek dana sekitar Rp750 miliar itu, rencananya akan beralih operasi dari RSKIA menjadi RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah). Pasalnya dengan berbagai kecanggihan teknologi dan luas rumah sakit, menjadi acuan untuk meningkatkan pelayanan dari khusus ibu dan anak menjadi untuk umum.
"Menjadi RSUD itu pertimbangan yang utamanya yakni kebutuhan masyarakat. Selain itu, bangunan yang sedemikian besar, mulai tempat tidur yang banyak. Mungkin kalau hanya ibu dan anak banyak yang kosong. Begitu juga bagi para dokter," katanya.
Selain itu, menurutnya nanti RSKIA tersebut akan juga melayani penyakit dalam, bedah, pelayanan mata, THT (Telinga Hidung Tenggorokan) dan pelayanan saraf.
"BPJS berlaku, semua pelayanan bisa masuk," katanya.
Pembangunan yang sudah berjalan tiga tahun itu, diharapkan Taat bisa rampung akhir tahun 2019. Sehingga awal tahun 2020 sudah bisa beroperasi.
"Membangunnya kurang lebih tiga tahun dari 2017 sampai 2019 ini. Mudah - mudahan tahun ini selesai bisa operasional di Januari 2020. Jadi begitu dibuka bisa langsung beroperasi," katanya.
Baca juga: Persib resmi perkenalkan tiga permain baru
Baca juga: Rumah singgah untuk pasien RSHS diresmikan Ridwan Kamil
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019