Peneliti Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Intan Suci Nurhati menjadi salah satu dari 74 individu berprestasi yang terpilih menjadi ikon Pancasila di 2019 dari Badan Pembina Ideologi Pancasila.
Peneliti berusia 36 tahun yang menekuni bidang paleoclimatology dan paleoceanography ini akan dinobatkan sebagai Ikon Apresiasi Prestasi Pancasila untuk bidang Sains dan Inovasi bersama 73 lainnya pada Senin (19/8), di Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah.
"Tidak ada mesin waktu untuk kembali ke masa lampau dan menguak data laut di masa lalu. Namun alam merekam jejak perubahan iklim, salah satunya lewat terumbu karang," ujar Intan di Jakarta, Kamis.
Melalui kegiatan riset dan eksplorasi yang ditekuninya, Intan mengatakan berhasil mendapatkan informasi lengkap kondisi perairan dari masa ke masa untuk memprediksi dampak perubahan iklim di masa yang akan datang. Ibarat kamera, terumbu karang merekam jejak perubahan laut dari masa ke masa, ujarnya.
Penerima LIPI Young Scientist Awards 2018 ini mengaku menekuni bidang paleoclimatology dan paleoceanography saat mendengar fenomena siklus iklim El Nino atau ENSO yang melanda Indonesia.
"Saya berpikir bagaimana seharusnya masyarakat dapat bersiap jika El Nino besar datang kembali," ujar Intan.
Intan yang dipercaya duduk dalam panel ahli perubahan iklim antarpemerintah (Intergovernmental Panel on Climate Change/IPCC) dalam United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) ini menyelesaikan S3 dengan meneliti jejak ENSO lewat terumbu karang.
Beberapa prestasi lain yang pernah Intan raih antara lain The World Academy of Sciences (TWAS) Research Grant (2014), penerima Best Young Scientist Award dari IOC-WESTPAC (Intergovernmental Oceanographic Commision-Sub Commission for the Western Pacific), peraih penghargaan The United State Agency for International Development (USAID)-Partnerships for Enhanced Engagement in Research (PEER) Science Grant (co-PI) dengan judul penelitian Tree Isotope Records of Past Rainfall Variability in the Indonesian Maritime Region (2013).
Selain itu, Intan meraih Green Talents Award for International Forum of High Potentials in Sustainable Development dari German Federal Ministry of Education and Research (2013).
Sebelumnya Deputi Pengendalian dan Evaluasi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Rima Agristina mengatakan kriteria 74 ikon yang mendapatkan apresiasi ini yakni yang memiliki sumbangsih, tindakan dan pengabdian kepada masyarakat. Rentang usia penerima prestasi antara 11 hingga 96 tahun.
Ini, menurut dia, akan menjelaskan bahwa usia bukan halangan untuk tidak membumikan dan memperkenalkan Pancasila ke mata dunia.
Baca juga: Presiden kukuhkan Paskibraka 2019 di istana Negara
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
Peneliti berusia 36 tahun yang menekuni bidang paleoclimatology dan paleoceanography ini akan dinobatkan sebagai Ikon Apresiasi Prestasi Pancasila untuk bidang Sains dan Inovasi bersama 73 lainnya pada Senin (19/8), di Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah.
"Tidak ada mesin waktu untuk kembali ke masa lampau dan menguak data laut di masa lalu. Namun alam merekam jejak perubahan iklim, salah satunya lewat terumbu karang," ujar Intan di Jakarta, Kamis.
Melalui kegiatan riset dan eksplorasi yang ditekuninya, Intan mengatakan berhasil mendapatkan informasi lengkap kondisi perairan dari masa ke masa untuk memprediksi dampak perubahan iklim di masa yang akan datang. Ibarat kamera, terumbu karang merekam jejak perubahan laut dari masa ke masa, ujarnya.
Penerima LIPI Young Scientist Awards 2018 ini mengaku menekuni bidang paleoclimatology dan paleoceanography saat mendengar fenomena siklus iklim El Nino atau ENSO yang melanda Indonesia.
"Saya berpikir bagaimana seharusnya masyarakat dapat bersiap jika El Nino besar datang kembali," ujar Intan.
Intan yang dipercaya duduk dalam panel ahli perubahan iklim antarpemerintah (Intergovernmental Panel on Climate Change/IPCC) dalam United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) ini menyelesaikan S3 dengan meneliti jejak ENSO lewat terumbu karang.
Beberapa prestasi lain yang pernah Intan raih antara lain The World Academy of Sciences (TWAS) Research Grant (2014), penerima Best Young Scientist Award dari IOC-WESTPAC (Intergovernmental Oceanographic Commision-Sub Commission for the Western Pacific), peraih penghargaan The United State Agency for International Development (USAID)-Partnerships for Enhanced Engagement in Research (PEER) Science Grant (co-PI) dengan judul penelitian Tree Isotope Records of Past Rainfall Variability in the Indonesian Maritime Region (2013).
Selain itu, Intan meraih Green Talents Award for International Forum of High Potentials in Sustainable Development dari German Federal Ministry of Education and Research (2013).
Sebelumnya Deputi Pengendalian dan Evaluasi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Rima Agristina mengatakan kriteria 74 ikon yang mendapatkan apresiasi ini yakni yang memiliki sumbangsih, tindakan dan pengabdian kepada masyarakat. Rentang usia penerima prestasi antara 11 hingga 96 tahun.
Ini, menurut dia, akan menjelaskan bahwa usia bukan halangan untuk tidak membumikan dan memperkenalkan Pancasila ke mata dunia.
Baca juga: Presiden kukuhkan Paskibraka 2019 di istana Negara
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019