Pemerintah Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, melalui mediator dari Singapura, berusaha mempromosikan berbagai produk kerajinan khas daerah setempat ke pasar internasional sebagai upaya mengembangkan produk dan memberikan keuntungan bagi pelaku usahanya.

"Produk kita diminati banyak negara setelah dilakukan promosi melalui berbagai kegiatan internasional yang digelar di Singapura," kata Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman di ruang kerjanya Balai Kota Tasikmalaya, Senin.

Ia menuturkan, produk khas Kota Tasikmalaya yang cukup terkenal di antaranya produk kerajinan dari bahan mendong, kemudian batik, kelom geulis, payung geulis dan bordir yang memiliki pasar dalam maupun luar negeri.

Produk daerah itu, kata dia, telah dibantu promosinya oleh pengusaha di Singapura yang selama ini menilai produk khas Tasikmalaya itu memiliki daya tarik di pasar internasional.

"Kita menggunakan mediator yang mendistribusikan dan mempromosikan produk kita, jadi ada jaringan internasional, seperti kerajinan mendong merupakan produk yang dibutuhkan, punya daya saing," katanya.

Ia mengatakan, potensi industri kerajinan Tasikmalaya cukup diterima masyarakat dalam maupun luar negeri untuk kebutuhan interior atau mempercantik ruangan serta pernak pernik dalam ruangan seperti tempat sampah dan lainnya.

Menurut dia, produk Tasikmalaya jika dikelola dan terus ditingkatkan promosinya serta berinovasi akan memberikan peluang yang lebih bagus di pasar internasional.

"Kita masih lemah dalam berinovasi, seperti bordir kita masih sebatas baju koko dan mukena, di negara lain sudah lebih jauh berkembang," katanya.

Ia menyebutkan, salah satu produk dari bahan mendong yang selama ini terus dikirim ke Amerika untuk selanjutnya didistribusikan ke berbagai negara jaringan perusahaan Amerika.

Bahan dari mendong itu, kata dia, biasa digunakan untuk perpaduan interior ruangan dan dijadikan tempat yang unik dan menjadi barang mewah setelah dipadukan dengan mendong.

"Khusus mendong ini desainnya dari Amerika dia kirim ke sini, seperti keranjang dari mendong, lalu dikirim lagi ke Amerika, di sana (Amerika) dikirim lagi ke berbagai negara," katanya.

Perajin payung geulis, Susan Frelina (38) mengatakan, produk kerajinannya terus dipromosikan bahkan sudah mampu menembus pasar internasional melalui distributor produk kerajinan di Bali.

Payung geulis yang diproduk Nailah Collection itu, kata dia, biasa dikirim ke Florida, Singapura, Thailand, dan Malaysia yang biasa dipakai untuk hiasan, termasuk biasa digunakan untuk berbagai kegiatan di negara tersebut.

"Kita mengirimkan barang ke luar negeri itu sesuai pesanan, dalam setahun paling dua kali pengiriman, banyaknya 100 buah," katanya.

Ia mengungkapkan, produk payung geulis yang dijual ke luar negeri berbeda dengan yang dijual untuk dalam negeri sehingga harga jualnya lebih tinggi karena ada bahan baku yang berbeda atau lebih bagus.

Ia mencontohkan, payung geulis ukuran diameter 66 sentimeter biasa dijual Rp150 ribu, khusus untuk ekspor dengan bahan yang berkualitas bisa dijual mencapai Rp500 ribu per satuannya.

"Harga jual itu tergantung ukuran dan bahan, kalau lebih besar dan bahannya bagus, maka harganya disesuaikan," katanya.

Baca juga: Kreasi mancanegara bisa tampil di Tasikmalaya Festival

Baca juga: Pemkot Tasikmalaya siap terbitkan 52 ribu KIA tahun 2019



 

Pewarta: Feri Purnama

Editor : Feri Purnama


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019