Bencana pergeseran tanah di Kampung Gunungbatu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat semakin parah, bahkan tanah setiap hari bergeser sehingga kerusakan permukiman serta lahan pertanian bertambah.
"Akibat bencana ini tidak ada lagi rumah maupun lahan pertanian yang notabene merupakan mata pencaharian utama warga yang bisa digunakan, seluruh penghuni dan pemiliknya sudah mengungsi baik ke tenda pengungsian maupun ke luar kampung seperti mengontrak rumah," kata relawan ProBumi Indonesia Asep Has di Sukabumi, Jumat.
Menurutnya, kasus bencana pergeseran tanah kemungkinan tidak bisa ditanggulangi karena ini merupakan proses alam. Namun, yang terpenting adalah menyelamatkan warga dan meminimalisasikan dampak baik nyawa maupun harta.
Rumah yang awalnya tegak, karena bencana ini menjadi miring bahkan sekarang sudah rata dengan tanah karena amblas. Belum lagi lahan pertanian di kampung yang berada di Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung ini sebelum kejadian bencana menghasilkan produk pertanian seperti beras dengan kualitas terbaik.
Namun akibat tanah yang setiap harinya terus aktif dan bergeser sekarang lahan pertanian produktif tersebut sudah tidak lagi digunakan warga dan ditinggalkan begitu saja karena masyarakat pun sudah takut pergi ke ladang, sebab tanahnya sudah terbelah bahkan amblas dan kering.
Ditambah lagi jumlah pengungsi yang mendiami tenda pengungsian yang dibangun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi terus bertambah.
Ini diduga warga yang awalnya memilih mengontrak rumah sudah mulai kehabisan uangnya karena beberapa bulan mereka tidak punya penghasilan karena mata pencariannya rusak seperti sawah dan kebun.
Sebagian warga pun sudah ada yang memilih ke luar kampung dan mencari penghidupan lain di luar daerah, karena jika bertahan di kampungnya pun tidak bisa berbuat apa-apa.
"Bantuan untuk para pengungsi yang mendiami tenda pengungsian BPBD hingga saat ini masih mencukupi, hanya saja perlu hunian sementara (huntara) agar mereka bisa menempati tempat yang lebih layak," tambahnya.
Asep mengatakan jumlah warga yang terdampak bencana ini sebanyak 482 orang dari 161 kepala keluarga. Sementara rumah yang tidak bisa dihuni lagi baik rusak berat, amblas hingga hancur rata dengan tanah sebanyak 129 unit.
Sementara, Kepala Pusdalops BPBD Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna mengatakan pihaknya terus memantau perkembangan bencana pergeseran tanah di Kampung Gunungbatu ini dan untuk bantuan hingga saat ini masih mencukupi.
Baca juga: Huntara untuk korban pergeseran tanah di Gunungbatu ditargetkan selesai usai Lebaran
Baca juga: Korban bencana pergeseran tanah jual ternaknya dengan harga murah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Akibat bencana ini tidak ada lagi rumah maupun lahan pertanian yang notabene merupakan mata pencaharian utama warga yang bisa digunakan, seluruh penghuni dan pemiliknya sudah mengungsi baik ke tenda pengungsian maupun ke luar kampung seperti mengontrak rumah," kata relawan ProBumi Indonesia Asep Has di Sukabumi, Jumat.
Menurutnya, kasus bencana pergeseran tanah kemungkinan tidak bisa ditanggulangi karena ini merupakan proses alam. Namun, yang terpenting adalah menyelamatkan warga dan meminimalisasikan dampak baik nyawa maupun harta.
Rumah yang awalnya tegak, karena bencana ini menjadi miring bahkan sekarang sudah rata dengan tanah karena amblas. Belum lagi lahan pertanian di kampung yang berada di Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung ini sebelum kejadian bencana menghasilkan produk pertanian seperti beras dengan kualitas terbaik.
Namun akibat tanah yang setiap harinya terus aktif dan bergeser sekarang lahan pertanian produktif tersebut sudah tidak lagi digunakan warga dan ditinggalkan begitu saja karena masyarakat pun sudah takut pergi ke ladang, sebab tanahnya sudah terbelah bahkan amblas dan kering.
Ditambah lagi jumlah pengungsi yang mendiami tenda pengungsian yang dibangun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi terus bertambah.
Ini diduga warga yang awalnya memilih mengontrak rumah sudah mulai kehabisan uangnya karena beberapa bulan mereka tidak punya penghasilan karena mata pencariannya rusak seperti sawah dan kebun.
Sebagian warga pun sudah ada yang memilih ke luar kampung dan mencari penghidupan lain di luar daerah, karena jika bertahan di kampungnya pun tidak bisa berbuat apa-apa.
"Bantuan untuk para pengungsi yang mendiami tenda pengungsian BPBD hingga saat ini masih mencukupi, hanya saja perlu hunian sementara (huntara) agar mereka bisa menempati tempat yang lebih layak," tambahnya.
Asep mengatakan jumlah warga yang terdampak bencana ini sebanyak 482 orang dari 161 kepala keluarga. Sementara rumah yang tidak bisa dihuni lagi baik rusak berat, amblas hingga hancur rata dengan tanah sebanyak 129 unit.
Sementara, Kepala Pusdalops BPBD Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna mengatakan pihaknya terus memantau perkembangan bencana pergeseran tanah di Kampung Gunungbatu ini dan untuk bantuan hingga saat ini masih mencukupi.
Baca juga: Huntara untuk korban pergeseran tanah di Gunungbatu ditargetkan selesai usai Lebaran
Baca juga: Korban bencana pergeseran tanah jual ternaknya dengan harga murah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019