Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian IPB mulai mendiseminasikan hasil penelitian pemanfaatan mikroorganisme alami berupa mikroba baik yang ditemukan dari hasil eksplorasi di Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC).
"Kami sudah menurunkan 47 mahasiswa ke wilayah kaki Gunung Ciremai untuk menyebarluaskan teknologi hasil penelitian pemanfaatan mikroba baik untuk pertanian sehat di sejumlah desa," kata Ketua Departemen Proteksi Tanaman IPB Dr Suryo Wiyono, kepada ANTARA Jakarta, Rabu.
Mikroba bermanfaat untuk pertanian tersebut ditemukan oleh Tim Proteksi Tanaman IPB bersama Pengelola Ekosistem Hutan (PEH) dari Direktorat Jenderal Konservasi Sumberdaya Alam Ekosistem (KSDAE) di TNGC.
Tim menemukan tiga kelompok mikroba yang bermanfaat untuk pertanian dan lingkungan hutan yakni cendawan patogen wereng dan kutu-kutuan bernama hirsutella, bakteri pemicu pertumbuhan (PGPR) dan bakteri kandidat anti frost (embun beku).
"Ketiga kelompok mikroba ini bisa dikatakan jenis baru yang kita temukan di Gunung Ciremai," kata Suryo.
Diseminasi atau penerapan teknologi pemanfaatan mikroba baik untuk pertanian ini telah dilakukan tahun ini.
Sebelum didiseminasikan, IPB telah melakukan uji coba di laboratorium dan uji lapangan untuk mengetahui keefektifannya serta keamanannya terhadap manusia maupun hewan dan tumbuhan.
"Tanaman yang kita uji coba ada tomat, krisan, ubi jalar, pisang, padi dan cengkeh, serta beberapa tanaman hutan yang ada di Taman Nasional," kata Suryo.
Manfaat dari diseminasi ini diharapkan masyarakat petani di sekitar kaki Gunung Ciremai dapat menggunakan mikroorganisme alami dalam meningkatkan produktivitas pertaniannya.
Pemanfaatan mikroorganisme alami ini diharapkan secara bertahap petani tidak lagi menggunakan pestisida. Karena penggunaan pestisida dan pupuk kimia secara berlebih dapat mengganggu ekosistem di Taman Nasional.
Sesuai dengan tujuan penelitian kolaborasi dari IPB dan Dirjen KSDAE ini yakni mengembangkan jasa ekosistem bagi petani sekitar lewat pemanfaatan keberadaan Taman Nasional.
Taman Nasional Gunung Ciremai menyimpan beragam kekayaan alam berupa keanekaragaman varietas (variety diversity), jenis (species diversity) dan mikroba.
"Dengan eksplorasi dan penelitian ini masyarakat jadi tau, kalau keberadaan Taman Nasional memberikan manfaatkan untuk lingkungan dan ekonomi," kata Suryo.
Baca juga: IPB siapkan sarjana pertanian berjiwa sociopreneur untuk Jabar
Baca juga: IPB buka 'sekolah kopi' angkatan pertama
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Kami sudah menurunkan 47 mahasiswa ke wilayah kaki Gunung Ciremai untuk menyebarluaskan teknologi hasil penelitian pemanfaatan mikroba baik untuk pertanian sehat di sejumlah desa," kata Ketua Departemen Proteksi Tanaman IPB Dr Suryo Wiyono, kepada ANTARA Jakarta, Rabu.
Mikroba bermanfaat untuk pertanian tersebut ditemukan oleh Tim Proteksi Tanaman IPB bersama Pengelola Ekosistem Hutan (PEH) dari Direktorat Jenderal Konservasi Sumberdaya Alam Ekosistem (KSDAE) di TNGC.
Tim menemukan tiga kelompok mikroba yang bermanfaat untuk pertanian dan lingkungan hutan yakni cendawan patogen wereng dan kutu-kutuan bernama hirsutella, bakteri pemicu pertumbuhan (PGPR) dan bakteri kandidat anti frost (embun beku).
"Ketiga kelompok mikroba ini bisa dikatakan jenis baru yang kita temukan di Gunung Ciremai," kata Suryo.
Diseminasi atau penerapan teknologi pemanfaatan mikroba baik untuk pertanian ini telah dilakukan tahun ini.
Sebelum didiseminasikan, IPB telah melakukan uji coba di laboratorium dan uji lapangan untuk mengetahui keefektifannya serta keamanannya terhadap manusia maupun hewan dan tumbuhan.
"Tanaman yang kita uji coba ada tomat, krisan, ubi jalar, pisang, padi dan cengkeh, serta beberapa tanaman hutan yang ada di Taman Nasional," kata Suryo.
Manfaat dari diseminasi ini diharapkan masyarakat petani di sekitar kaki Gunung Ciremai dapat menggunakan mikroorganisme alami dalam meningkatkan produktivitas pertaniannya.
Pemanfaatan mikroorganisme alami ini diharapkan secara bertahap petani tidak lagi menggunakan pestisida. Karena penggunaan pestisida dan pupuk kimia secara berlebih dapat mengganggu ekosistem di Taman Nasional.
Sesuai dengan tujuan penelitian kolaborasi dari IPB dan Dirjen KSDAE ini yakni mengembangkan jasa ekosistem bagi petani sekitar lewat pemanfaatan keberadaan Taman Nasional.
Taman Nasional Gunung Ciremai menyimpan beragam kekayaan alam berupa keanekaragaman varietas (variety diversity), jenis (species diversity) dan mikroba.
"Dengan eksplorasi dan penelitian ini masyarakat jadi tau, kalau keberadaan Taman Nasional memberikan manfaatkan untuk lingkungan dan ekonomi," kata Suryo.
Baca juga: IPB siapkan sarjana pertanian berjiwa sociopreneur untuk Jabar
Baca juga: IPB buka 'sekolah kopi' angkatan pertama
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019