Kantor Satpol PP dan Damkar Cianjur, Jawa Barat, mencatat minimnya fasilitas hidran di wilayah perkotaan terutama di lokasi padat bangunan dan perkampungan warga, sehingga menyulitkan petugas saat melakukan penanganan kebakaran.

Bahkan petugas pemadam kebakaran harus mengambil air dari sungai yang berjarak cukup jauh untuk memadamkan kobaran api saat terjadi kebakaran seperti yang terjadi di Kelurahan Muka beberapa waktu lalu, meskipun terdapat titik hidran.

Kepala Bidang Pemadam Kebakaran Satuan Pol PP dan Damkar Cianjur, Eman Sulaeman di Cianjur Kamis, mengatakan pihaknya tidak memiliki data pasti terkait jumlah hidran di wilayah perkotaan Cianjur.

"Sampai saat ini kewenanganannya bukan di pemadam kebakaran, sehingga berapa jumlah pastinya, kami tidak tahu dan tidak memiliki datanya. Perkiraan dari anggota kurang dari 10 unit," katanya.

Ia menjelaskan, selama ini petugas pemadam kebakaran belum pernah menggunakan sumber air dari hidran untuk penanganan kebakaran karena tidak memiliki kunci untuk membuka bagian penutup hidran.

"Kami tidak tahu kuncinya ada di siapa dan apakah memang berfungsi atau tidak. Meskipun keberadaannya sangat diperlukan dan idealnya dalam penanganan kebakaran di wilayah perkotaan dapat menggunakan fasilitas tersebut," katanya.

Selama ini, tambah dia, petugas lebih memilih mengambil air dari sumber yang ada. seperti sungai Cianjur dan beberapa sungai lainya di wilayah perkotaan, meskipun membutuhkan waktu yang cukup lama karena TKP jauh dari sumber mata air.

Pihaknya berharap dapat berkoordinasi dengan dinas atau instansi terkait yang memilik kewenangan terkait hidran terutama memasuki musim kemarau yang marak terjadi kebakaran.

"Kalau bisa urusan hidran diserahkan ke damkar termasuk kuncinya. Kalau tidak kami berharap kordinasi yang baik terutama pada musim kemarau seperti sekarang, petugas kesulitan mencari sumber air," katanya.

Pantauan sejumlah hidran yang terdapat di wilayah kota seperti persimpangan Jalan Suroso dan HOS Cokroaminoto, tidak berfungsi bahkan keberadaanya sudah tidak lengkap diduga akibat tangan jahil dan minim perawatan.

Hal yang sama juga terlihat di sejumlah pusat keramaian di wilayah utara seperti Pasar Cipanas dan Pasar Ciranjang. Keberadaan hidran terkesan hanya untuk syarat karena berada di lokasi yang tidak strategis.

Baca juga: Damkar : Satu hari tiga kebakaran di Cianjur

Baca juga: Kebakaran ruko di Cianjur akibatkan pemiliknya tewas

 

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019