Bandung (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melakukan sidak ke Pasar Kiaracondong, Kota Bandung, Minggudan Sidak ini dilakukan untuk mengecek stabilitas harga kebutuhan pokok masyarakat atau kepokmas menjelang pelaksanaan Bulan Suci Ramadhan 1440 Hijriah/2019 Masehi.
"Saya di H-1 Ramadhan mengecek harga-harga sembako se-Jawa Barat dengan sampling di Pasar Kiaracondong. Berdasarkan hasil peninjauannya, harga kepokmas masih relatif stabil," kata Gubernur Emil.
Gubernur ditemani Asisten Daerah II Setda Provinsi Jabar Eddy Nasution, serta beberapa kepala dinas terkait, serta Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana.
Adapun kenaikan yang terjadi tidak terlalu signifikan dan hanya terjadi pada beberapa komoditas.
Bahkan, katanya, beberapa komoditas turun harga, seperti beras kualitas satu hingga empat dari sebelumnya berkisar Rp10.000- Rp12.000/kg menjadi Rp9.000-Rp11.000/kg.
Adapun kenaikan harga terpantau pada komoditas telur ayam broiler dari Rp23.000/kg menjadi Rp24.000/kg serta cabai merah tanjung dari Rp35.000/kg menjadi Rp40.000/kg.
Khusus bawang putih, Gubernur menganggap kenaikan yang terjadi sebagai anomali. Dari pantauannya harga bawang putih mencapai Rp80.000/kg dari harga normal sekitar Rp60.000/kg. Oleh karena itu, Emil sapaan Gubernur menyebut, segera berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan untuk melakukan operasi pasar.
"Minimal operasi pasar ini bisa membantu meringankan ibu-ibu dengan harga yang lebih murah," katanya.
"Nanti saya akan berkirim surat kepada Pemerintah Pusat untuk memaksimalkan suplai macam- macam (sembako), khususnya bawang, dan dijaga stabilitasnya minimal melalui Bulog," tambah Emil.
Menurutnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat akan mengupayakan ketersediaan stok dan stabilitas harga kepokmas hingga Lebaran.
Untuk itu, Pemprov akan berkoordinasi dengan berbagai pihak termasuk pemerintah kota/kabupaten.
"Pemerintah Provinsi lebih mengkoordinasikan kebutuhan, yang kebijakannya ada di Pusat, jadi hasil temuan hari ini akan saya sampaikan ke Pusat untuk memastikan sampai Lebaran harga-harga stabil," kata Emil.
Salah satu temuan yang akan dilaporkannya adalah kecenderungan masyarakat dalam membeli barang. Contoh, pada komoditas daging sapi masyarakat lebih memilih membeli daging sapi segar yang harganya Rp120.000/kg, padahal pasar sudah menyediakan daging sapi beku yang harhanya lebih murah yakni Rp70.000/kg.
"Alasannya banyak, ini juga perlu edukasi, persepsinya, padahal kan kalau sudah masuk piring sama saja, cuma fisik sebelum dimasaknya berbeda. Tapi insyallah kita akan jaga terus. Biar Ramadan ini kita fokus pada ibadah," ucap Emil.
Gubernur sekali lagi mengimbau masyarakat tidak mengonsumsi barang secara berlebihan.
Menurutnya, konsumsi makanan secukupnya saja dn tekanan permintaan yang mendadak dan besar akan menaikkan inflasi dan harga jual.
Sementara apabila harga jual terlalu tinggi yang dirugikan adalah kelompok masyarakat menengah ke bawah dan mereka tidak bisa berbelanja dengan harga yang terjangkau.