Bandung (Antaranews Jabar) - Andika Pratama Putra (35), pendaki yang meninggal saat mendaki Gunung Cartenz, Papua, Sabtu (3/11/2018) dikenal sebagai sosok yang humoris di mata orang-orang terdekatnya.
"Beliau sosok yang memiliki rasa kepemimpinan tinggi serta sangat humoris mampu mencairkan suasana," ujar salah satu kerabat dekat Andika, Franciska Dimitri, saat melayat ke kediaman almarhum, Senin.
Franciska menceritakan, ia pernah dipandu oleh Andika saat menggelar pendakian tujuh gunung tertinggi dunia (Seven Summit) di Gunung Kilimanjaro.
Sosok kepemimpinan Andika ditunjukan saat Franciska bersama kawan-kawan lainnya seolah sudah tak berdaya untuk bisa sampai ke puncak Gunung Kilimanjaro.
Andika terus menyemangati meski ia pun sama-sama kelelahan. Saat ketika akan sampai di puncak ia datang terlebih dahulu dan menyambut mereka.
"Ia berkata `selamat kalian sampai (di puncak). Kalian berhak sampai di puncak ini (Kilimanjaro)`. Pembawaannya yang humoris, membuat perjalanan saat turun pun terasa tidak begitu lelah," kata dia.
Baca juga: Suasana haru di kediaman almarhum Andika pendaki puncak Cartenz
Selain humoris, Andika juga dikenal sebagai sosok yang membawa ketenangan. Menurut Franciska, saat tim mengalami masalah, Andika selalu hadir sebagai obat penenang disaat yang lainnya panik.
Meninggalnya Andika merupakan kehilangan besar tak hanya bagi keluarga juga seluruh elemen pecinta alam di Indonesia.
Andika meninggal saat melakukan pelatihan bagi enam orang pendaki asing berkewarganegaraan Rusia dan Azerbaijan sejak 29 Oktober sebagai persiapan sebelum pendakian ke puncak Cartenz. Namun nahas, saat latihan ia terkena reruntuhan batu dan meninggal dunia.
Baca juga: Jenazah pendaki Cartenz Andika diterbangkan ke Bandung siang ini