Bergoglio diketahui sudah mengalami masalah kesehatan sejak usia mudanya. Di usianya yang menginjak umur 20-an tahun, ia harus menjalani operasi untuk mengangkat sebagian paru-parunya akibat infeksi pernapasan parah.
Ketika beranjak menua di masa kepausannya, Paus Fransiskus kembali mengalami masalah pernapasan. Ia bahkan terpaksa membatalkan kunjungan ke Uni Emirat Arab pada November 2023 karena influenza dan pembengkakan paru.
Kondisi kesehatan Paus terus menurun pada tahun ini, yang berujung pada masa perawatan intensif di Rumah Sakit Gemelli Roma pada 14 Februari 2025 akibat pneumonia ganda.
Tak lama setelahnya pada 18 Februari 2025, Vatikan menyatakan bahwa sang Paus mengidap pneumonia bilateral dan kondisi klinisnya memburuk.
Meski demikian, pernyataan tim dokter pada 21 Februari saat itu menyimpulkan bahwa nyawa Paus Fransiskus tak terancam, meski belum sepenuhnya keluar dari kondisi bahaya. Namun pada keesokan harinya, kondisi Paus dilaporkan kembali kritis usai menderita asma.
Pada 24 Februari, Vatikan menyatakan bahwa kondisi Paus membaik sedikit meski tetap dalam kondisi kritis. Pada 25 Februari, keadaan Paus masih kritis namun stabil.
Kondisi Paus dilaporkan membaik oleh Vatikan pada 26 dan 27 Februari. Namun, pada 28 Februari Vatikan menjelaskan bahwa Paus mengalami serangan bronkospasme dan alat bantu napas mekanis harus dipasangkan padanya untuk memastikan sirkulasi pernapasan -- masukan oksigen dan keluaran karbon dioksida -- tetap baik. Paus dilaporkan merespons positif perawatan tersebut.
Paus Fransiskus akhirnya bisa meninggalkan rumah sakit dan kembali ke kediamannya setelah dirawat selama 38 hari pada Minggu, 24 Maret 2025. Paus pun menjalani pemulihan dari kediaman resminya di Vatikan.
Hari-hari terakhir
