Dokter spesialis jantung Chris Hayward dari RS St. Vincent menyatakan bahwa perangkat itu akan merevolusi pengobatan gagal jantung.
"Dalam satu dekade ke depan, kita akan melihat jantung buatan menjadi alternatif bagi pasien yang tidak dapat menunggu jantung donor atau ketika donor jantung tidak tersedia," kata Hayward dalam pernyataan itu.
Menurut BiVACOR, rotor yang melayang pada jantung buatan menghilangkan risiko aus dan rusak. Jantung buatan mereka diperkirakan dapat bertahan lebih dari 10 tahun, jauh lebih lama dibandingkan perangkat lainnya.
Timms mengatakan bahwa Toru Masuzawa dari Universitas Ibaraki dan rekannya Nobuyuki Kurita telah terlibat dalam pengembangan jantung buatan sejak Oktober 2001.
"Keahlian mereka dalam teknologi maglev telah membantu BiVACOR mencapai konfigurasi maglev yang digunakan dalam perangkat ini," kata Timms.
Sumber: Kyodo-OANA
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pria Australia hidup dengan jantung titanium selama 105 hari