Antarajawabarat.com, 26/6 - Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengatakan kurangnya infrastruktur sanitasi pada masyarakat, menjadi indikator tingkat kemiskinan non-pendapatan di Provinsi Jabar.
"Selain sanitasi yang memegang peranan penting bagi kesehatan, pendidikan dan penyediaan gizi seimbang juga menjadi indikator kemiskinan non-pendapatan," kata Deddy Mizwar usai Rakor Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) di Bandung, Jumat.
Ia mengungkapkan bahwa 58 persen penduduk Jabar belum memiliki sanitasi dan jumlah tersebut menjadi tugas yang harus diprioritaskan dalam rangka mengurangi angka kemiskinan.
"Terlebih, sanitasi dinilai sangat diperlukan dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Karena tidak sehat, maka jadi miskin," pungkas Deddy ditemui usai rapat. Dan pembangunannya akan dilakukan secara bertahap," kata dia.
Ketika disinggung mengenai anggarannya, Deddy menegaskan bahwa 10 persen dari APBD yang dikucurkan untuk bidang kesehatan, sebagian besarnya akan disalurkan untuk pembangunan sanitasi di seluruh Jawa Barat.
Oleh karena itu ia berharap, besarnya anggaran sanitasi ini dapat menurunkan angka kemiskinan bidang kesehatan di Jawa Barat.
"Dari dana kesehatan yang 10 persen itu sudah 2,4 trilyun besarnya, itu pun pertahun. Mudah-mudahan besaran ini dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap masalah kesehatan, sehingga dapat menurunkan angka kemiskinan itu sendiri," kata dia.***4***