Selain bantuan tersebut, para petani juga mendapatkan dukungan dari Kodim 0620/Cirebon yang menyalurkan 90 unit pompa untuk digunakan pada lahan yang rawan mengalami kekeringan.
Dengan adanya pompanisasi ini, masa panen dan tanam padi bisa ditambah, misalnya dari awalnya hanya sekali dalam setahun menjadi dua kali. Contohnya lahan sawah di Pejambon, Cirebon, seluas 22 hektare saat ini sebagian besar telah teraliri air lewat program pompanisasi.
Penjabat (Pj) Bupati Cirebon Wahyu Mijaya menjelaskan bahwa saat bersamaan, para petani juga telah melakukan efisiensi penggunaan bahan bakar pompa air, dengan beralih dari penggunaan premium ke gas, yang membuat biaya operasional menjadi lebih murah.
Pemkab Cirebon juga mengajak para petani mengikuti program asuransi tani, yang tersedia sebagai langkah mitigasi untuk mengurangi kerugian akibat puso.
Meskipun ada prosedur khusus yang harus dipenuhi untuk klaim, asuransi tani menjadi penting untuk memberikan jaminan kepada petani di tengah ketidakpastian cuaca.
Langkah ini tidak hanya membantu petani untuk tetap produktif di tengah tantangan, tetapi juga mengurangi beban biaya yang harus mereka tanggung.
Dengan berbagai upaya ini, pemerintah berusaha agar dampak kekeringan pada musim kemarau di tahun 2024 dapat diminimalisir, sehingga tidak mengganggu produktivitas sektor pertanian di Kabupaten Cirebon.
Pemulihan lahan
Selain pompanisasi, Pemerintah Kabupaten Cirebon juga melakukan berbagai upaya pemulihan lahan pertanian yang terdampak kekeringan selama musim kemarau.