Antarajawabarat.com, 13/5 - Badan Eksekutif Mahasiswa Republik Mahasiswa (BEM-REMA) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Jawa Barat, mempertanyakan program dana bantuan mahasiswa tidak mampu (BMTM) kepada Rektor karena selama ini sulit diakses.
"Biasanya kalau ada mahasiswa yang tidak mampu bayar, itu dibantu melalui program BMTM ini, tapi akhir-akhir ini program tersebut tidak bisa diakses," kata Dirjen Advokasi BEM REMA UPI Retno Ayu Hardianti kepada wartawan, Selasa.
Ia menuturkan, sulitnya mengakses program tersebut menjadi bahan diskusi cukup lama di kalangan mahasiswa yang ingin mengetahui kejelasan program tersebut.
Ia berharap, persoalan program bantuan mahasiswa tersebut menjadi perhatian khusus bagi para calon Rektor UPI Bandung, khususnya keseriusan rektor yang terpilih nanti.
"Kita juga sempat menanyakan hal ini kepada beberapa calon rektor, kemudian kontrak untuk 15 point tuntutan mahasiswa, salah satunya kejelasan dana BMTM," katanya.
Terkait laporan Inspektorat Jenderal Kementrian Pendidikan Nasional tahun 2014 tentang audit dugaan adanya penyimpangan penggunaan dana masyarakat dan penyalahgunaan wewenang dilingkungan UPI Bandung, Retno mengaku telah mengetahui informasi itu.
Namun informasi itu, kata dia, mulai menyebar menjelang pemilihan Rektor UPI baru bahkan diduga melibatkan salah satu calon Rektor.
"Kami tidak mau terlibat dalam politik praktis. Hanya saja, pihaknya ingin menekankan kepada pihak terkait agar jangan ragu mengusut masalah ini (dugaan penyelewengan)," katanya.
Seorang Akademisi UPI juga Ketua Program Studi PGSD, DR. Dharma Kesuma MPd mengharapkan pemilihan Rektor UPI menghasilkan rektor yang mampu membawa UPI lebih baik.
Terkait informasi yang menyebar tentang dugaan keterlibatan korupsi salah satu calon rektor, menurut dia, harus ditindaklanjuti kebenarannya sehingga rektor yang terpilih bersih dari dugaan pelanggaran hukum.
"Diharapkan siapapun yang jadi rektor harus bebas dari korupsi," katanya.***4***
(U.KR-FPM/B/Y. Ali/Y. Ali) 12-05-2015 20:01:28
