Tasikmalaya (ANTARA) - Pemerintah Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, menginstruksikan seluruh elemen masyarakat maupun setiap instansi untuk memasifkan pemberantasan sarang nyamuk secara serentak guna mencegah penyakit demam berdarah dengue (DBD).
"Mari kita masifkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk dengan cara 3M Plus, yaitu menguras, menutup, dan mendaur ulang barang-barang bekas yang bisa menjadi sarang nyamuk, serta upaya lain seperti menggunakan obat anti-nyamuk, dan memasang kelambu," kata Penjabat Sekretaris Daerah Pemkot Tasikmalaya Asep Goparullah saat rapat koordinasi penanggulangan DBD di Balai Kota Tasikmalaya, Kamis.
Ia menuturkan kasus DBD yang disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti merupakan penyakit berbasis lingkungan yang dapat menimbulkan wabah dan berbahaya karena bisa berujung pada kematian bagi penderitanya.
Penyakit itu, kata dia, bisa dikendalikan jika semua elemen masyarakat memiliki kesadaran dan kemauan untuk bersama-sama melakukan langkah pencegahan dengan cara menguras, menutup, dan mendaur ulang barang-barang bekas yang bisa menjadi sarang nyamuk, kemudian menggunakan obat anti-nyamuk.
"Saya mengajak seluruh lapisan masyarakat bersama RT, RW, Lurah, Camat, dan Kepala Puskesmas untuk segera melakukan upaya pencegahan secara serentak," katanya.
Ia menyampaikan kasus DBD menjadi perhatian serius pemerintah, termasuk di Kota Tasikmalaya sejak Januari sampai Juli 2024 sudah tercatat sebanyak 1.239 kasus DBD tersebar di setiap kecamatan.
Pada Maret hingga Juli 2024, kata dia, kasus DBD di Kota Tasikmalaya menunjukkan peningkatan kasus yang cukup signifikan, sehingga kondisinya berada dalam keadaan waspada yang mengharuskan semua pihak untuk melakukan pencegahan DBD.